Listrik

13 PLTS Resmi Operasi, Listriki Desa Terpencil di 4 Provinsi

13 PLTS Resmi Operasi, Listriki Desa Terpencil di 4 Provinsi
13 PLTS Resmi Operasi, Listriki Desa Terpencil di 4 Provinsi

JAKARTA – Kabar menggembirakan datang bagi ribuan warga desa terpencil di Indonesia. Sebanyak 13 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) resmi beroperasi secara serentak untuk melistriki desa-desa yang sebelumnya belum terjangkau jaringan listrik. Peresmian 13 PLTS ini menandai komitmen pemerintah dalam pemerataan akses energi sekaligus akselerasi transisi energi menuju target Net Zero Emissions (NZE) 2060.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa 13 PLTS yang diresmikan tersebar di Papua Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Jawa Timur. Kehadiran PLTS ini sekaligus menegaskan keseriusan PLN mendukung pemerataan energi nasional.

“Kami berkomitmen menyediakan listrik yang andal sampai pelosok negeri demi mewujudkan pemerataan energi sehingga mampu meningkatkan perekonomian dan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” ujar Darmawan.

Bagian dari Peresmian 55 Proyek EBT

13 PLTS yang diresmikan merupakan bagian dari total 55 proyek energi baru terbarukan (EBT) yang diresmikan secara serentak oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT PLN (Persero), dan pihak swasta. Peresmian terpusat di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya kemandirian energi bagi masa depan bangsa. Menurutnya, pengembangan EBT adalah jalan bagi Indonesia berdiri di atas kaki sendiri dan lepas dari ketergantungan energi impor.

“Hari ini kita resmikan dan mulai pembangunan 55 pembangkit energi baru dan terbarukan. Kita resmikan PLTP sebagai bukti bahwa Indonesia menuju kemandirian. Kita akan berdiri di atas kaki kita sendiri dan kita akan mampu memberi energi untuk seluruh rakyat Indonesia dalam keadaan yang efisien dan ekonomis,” tegas Presiden Prabowo.

Rincian 55 Proyek EBT

Peresmian 55 proyek EBT tersebut mencakup 8 proyek PLTP dan 47 PLTS dengan total kapasitas gabungan mencapai 379,7 megawatt (MW). Dari delapan proyek PLTP, tiga sudah masuk tahap commercial operation date (COD) dan lima dalam tahap groundbreaking.

Tiga PLTP yang sudah resmi beroperasi adalah:

PLTP Sorik Marapi Unit 5 kapasitas 41,25 MW,

Salak Binary kapasitas 16,15 MW,

Ijen Unit 1 kapasitas 34,5 MW.

Sementara lima PLTP yang baru memulai tahap groundbreaking adalah:

Muara Laboh Unit 2 kapasitas 80 MW,

Ulubelu Extension Gunung Tiga kapasitas 55 MW,

Wayang Windu Unit 3 kapasitas 30 MW,

Salak Unit 7 kapasitas 40 MW,

Patuha Unit 2 kapasitas 55 MW.

Sedangkan 47 PLTS diresmikan serentak dengan total kapasitas 27,8 MW, yang tersebar di 47 desa pada 11 provinsi, mampu melistriki 5.383 rumah tangga.

Komitmen Menuju Transisi Energi

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sambutannya menegaskan, pembangunan dan peresmian pembangkit EBT ini merupakan langkah nyata mewujudkan arahan Presiden untuk mempercepat transisi energi dan mencapai target NZE pada 2060.

“Hari ini kita ingin melaksanakan apa yang Bapak Presiden arahkan bahwa transisi energi harus kita lakukan terus-menerus dan untuk di 15 provinsi, selain PLTP, kita juga meresmikan PLTS di desa-desa yang belum mendapat listrik,” jelas Bahlil.

Bahlil menyebut total nilai investasi untuk 55 proyek EBT tersebut mencapai sekitar Rp25 triliun dengan kapasitas terpasang 379,7 MW. Ini menunjukkan komitmen pemerintah bersama BUMN dan swasta dalam memanfaatkan potensi energi ramah lingkungan yang besar di tanah air.

Listrik Sampai Pelosok

13 PLTS yang diresmikan PLN secara khusus dibangun untuk menjawab kebutuhan listrik masyarakat desa yang belum teraliri jaringan listrik PLN. Dengan memanfaatkan energi matahari, PLTS ini menjadi solusi praktis, cepat, dan ramah lingkungan untuk menjangkau wilayah terpencil yang sulit diakses infrastruktur kelistrikan konvensional.

PLTS-PLTS tersebut memiliki kapasitas bervariasi mulai dari 50 kWp hingga 500 kWp, dengan sistem penyimpanan baterai yang memungkinkan masyarakat tetap mendapatkan listrik di malam hari. Setiap PLTS diperkirakan mampu melistriki 100-400 rumah tangga tergantung kapasitas dan kepadatan desa.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Hadirnya listrik di desa terpencil dipastikan membawa perubahan besar bagi kehidupan warga. Anak-anak dapat belajar di malam hari, aktivitas ekonomi kecil seperti menjahit, warung, dan usaha rumahan dapat berkembang, serta akses teknologi informasi semakin terbuka.

“Listrik dari PLTS ini sangat membantu kami. Anak-anak bisa belajar lebih lama, usaha kecil juga bisa buka lebih malam,” ungkap Sri, warga Desa di Papua Selatan yang menjadi salah satu lokasi PLTS baru.

Direktur Mega Project PLN Wilayah Timur, Syamsul Huda, menambahkan pihaknya juga menyiapkan program pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat agar dapat merawat PLTS secara mandiri.

“Selain membangun PLTS, PLN juga memastikan masyarakat diberikan edukasi bagaimana mengoperasikan dan merawat pembangkit agar bisa berkelanjutan,” jelas Syamsul.

Wujud Kemandirian Energi Nasional

Presiden Prabowo menggarisbawahi bahwa Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah dan harus dioptimalkan. “Kita bersyukur bahwa kita memiliki sumber-sumber energi yang juga luar biasa, sumber-sumber energi yang terbarukan ada di kita, tinggal kita mengelola dengan baik,” ujarnya.

Presiden menegaskan, pembangunan dan pengoperasian PLTS dan PLTP ini merupakan bukti kemampuan bangsa Indonesia untuk mandiri dalam penyediaan energi.

Harapan untuk Masa Depan

Dengan diresmikannya 13 PLTS dan total 55 proyek EBT lainnya, pemerintah berharap target bauran energi nasional 23% EBT pada 2025 dan NZE 2060 dapat tercapai. PLN juga berkomitmen terus menambah PLTS di desa-desa lain agar semakin banyak masyarakat menikmati listrik bersih.

Keberhasilan proyek ini sekaligus menunjukkan bahwa transisi energi bukan sekadar wacana, melainkan langkah konkret pemerintah bersama PLN, swasta, dan masyarakat menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan dan merata di seluruh pelosok Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index