Batu Bara

Proyeksi Harga Batu Bara Hari Ini: Peluang Koreksi dan Target Level Kunci

Proyeksi Harga Batu Bara Hari Ini: Peluang Koreksi dan Target Level Kunci
Proyeksi Harga Batu Bara Hari Ini: Peluang Koreksi dan Target Level Kunci

JAKARTA - Harga batu bara pada perdagangan kemarin, Rabu 25 Juni 2025, menunjukkan kondisi stagnan. Kontrak pengiriman bulan mendatang di pasar ICE Newcastle ditutup pada level US$ 106,6 per ton, tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan hari sebelumnya. Kondisi ini menarik perhatian para pelaku pasar yang tengah memantau pergerakan harga batu bara yang masih cukup volatile di tengah tren penurunan tahunan yang belum terpecahkan.

Analisis Teknikal: Zona Bullish Tapi Waspada Koreksi
Dari sisi teknikal, batu bara masih berada dalam zona bullish. Indikator Relative Strength Index (RSI) pada timeframe harian menunjukkan angka 62, menandakan bahwa momentum kenaikan harga masih terjaga karena RSI di atas angka 50 mengindikasikan tren positif pada aset tersebut.

Namun, investor harus tetap berhati-hati karena indikator Stochastic RSI berada pada level 89, yang sudah masuk wilayah overbought (jenuh beli). Kondisi ini mengindikasikan adanya risiko koreksi harga dalam waktu dekat, sehingga pelaku pasar perlu mencermati level support dan resistance untuk mengambil keputusan trading yang tepat.

“Secara teknikal, harga batu bara masih nyaman di zona bullish, namun indikator Stochastic RSI sudah menunjukkan tanda jenuh beli. Ini memberi sinyal agar investor lebih waspada terhadap potensi koreksi harga,” ujar analis energi dari lembaga riset pasar komoditas.

Target Support dan Resistance Harga Batu Bara
Untuk perdagangan hari ini, level support batu bara diperkirakan berada di kisaran US$ 105 hingga US$ 101 per ton. Jika harga turun menembus batas bawah support ini, maka tekanan jual bisa meningkat dan harga berpotensi menurun lebih dalam.

Sebaliknya, target resistance pertama berada di kisaran US$ 107 per ton. Jika harga mampu menembus level ini, peluang kenaikan lebih lanjut masih terbuka, dengan target optimistis pada resistance terjauh di US$ 120 per ton.

Para pelaku pasar disarankan memantau dengan ketat pergerakan harga di sekitar level-level tersebut agar dapat mengambil keputusan jual atau beli secara tepat.

Tren Harga Batu Bara Tahun Ini Masih Negatif
Meski terdapat potensi kenaikan jangka pendek, tren harga batu bara sepanjang tahun 2025 masih menunjukkan tren negatif. Sejak awal tahun (year-to-date), harga batu bara tercatat mengalami penurunan hampir 15 persen. Faktor utama penurunan ini berasal dari melimpahnya pasokan global yang belum diimbangi oleh permintaan yang kuat.

Produksi batu bara di China, sebagai salah satu produsen dan konsumen terbesar dunia, meningkat signifikan. Pada Mei 2025, produksi batu bara China naik 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, untuk keseluruhan tahun 2025, produksi diperkirakan naik 1,5 persen menjadi 4,82 miliar ton, yang akan menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.

“Pasokan yang berlimpah, terutama dari China yang menorehkan rekor produksi, menjadi faktor utama tekanan pada harga batu bara tahun ini,” kata seorang analis pasar energi.

Penurunan Permintaan dari China Jadi Tantangan Berat
Di sisi lain, permintaan batu bara justru mengalami penurunan, terutama dari sektor pembangkitan listrik fosil di China. Pada kuartal pertama tahun ini, pembangkitan listrik menggunakan energi fosil turun sebesar 4,7 persen. Penurunan ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi serta semakin masifnya penggunaan sumber energi baru dan terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

Faktor-faktor tersebut membuat kebutuhan batu bara sebagai sumber energi primer menjadi berkurang, sehingga menekan harga komoditas ini di pasar global.

Implikasi bagi Pelaku Pasar dan Industri Batu Bara
Kondisi harga batu bara yang stagnan dengan potensi koreksi ini memberikan tantangan tersendiri bagi para pelaku pasar, khususnya produsen dan eksportir batu bara. Mereka harus cermat dalam mengelola produksi dan strategi penjualan agar tetap kompetitif dan tidak merugi.

Para investor pun disarankan untuk melakukan analisis mendalam terhadap pergerakan harga dan indikator teknikal, serta mengikuti perkembangan kebijakan energi, terutama dari negara-negara produsen besar seperti China dan Indonesia.

Outlook Harga Batu Bara di Tengah Transformasi Energi Global
Harga batu bara yang tertekan juga mencerminkan tren global menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Peralihan ke energi terbarukan memaksa industri batu bara untuk beradaptasi dengan dinamika pasar yang berubah.

Meski begitu, batu bara masih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi dunia, terutama di negara-negara berkembang yang infrastruktur energi terbarukannya belum sempurna.
Harga batu bara pada perdagangan Rabu (25/6/2025) stagnan di US$ 106,6 per ton, dengan analisis teknikal menunjukkan masih dalam tren bullish namun berisiko koreksi akibat kondisi overbought. Level support dan resistance menjadi kunci pengamatan pelaku pasar untuk menentukan langkah berikutnya.

Faktor utama penurunan harga sepanjang tahun ini adalah melimpahnya pasokan, terutama dari China, yang memproduksi batu bara dalam jumlah rekor. Sementara permintaan menurun akibat pertumbuhan ekonomi yang melambat dan pergeseran ke energi terbarukan.

Pelaku pasar dan industri diimbau untuk tetap waspada terhadap fluktuasi harga yang mungkin terjadi, serta menyesuaikan strategi bisnis sesuai kondisi pasar dan tren energi global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index