JAKARTA - Kawasan industri berpotensi menjadi salah satu mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, agar dapat berfungsi maksimal sebagai penggerak perekonomian nasional, ada sejumlah peluang yang bisa dimanfaatkan sekaligus tantangan yang harus segera diatasi.
Saat ini terdapat lebih dari seratus kawasan industri yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Kawasan-kawasan ini telah berkontribusi dalam meningkatkan realisasi investasi, menciptakan lapangan kerja, serta mendukung program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah.
Ketua Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) menyampaikan bahwa kawasan industri berperan besar sebagai agen pemerintah untuk mendatangkan investasi.
"Saat ini terdapat 117 kawasan industri di Indonesia dan tersebar di 24 provinsi. Mereka merupakan agen-agen pemerintah dalam mendatangkan investasi," ujarnya.
Selama lima dekade terakhir, kawasan industri menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, mendorong aktivitas manufaktur, memperluas ekspor, dan mendorong penciptaan nilai tambah di berbagai sektor. Contohnya, realisasi investasi kawasan industri di Jawa Barat saja hingga April 2024 mencapai lebih dari Rp 64 triliun. Investasi itu mendukung sektor otomotif, elektronik, serta pengembangan pusat data.
Peluang Besar dari Relokasi Perusahaan Global
Salah satu momentum yang menjadi peluang besar bagi kawasan industri Indonesia adalah gelombang relokasi perusahaan global dari Tiongkok. Faktor geopolitik dan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok membuat banyak perusahaan mencari negara tujuan investasi baru.
Namun peluang ini hanya dapat dimanfaatkan maksimal apabila Indonesia bisa menyediakan ekosistem investasi yang lebih baik. Hal ini meliputi penyederhanaan perizinan, kemudahan layanan investasi, serta kepastian hukum.
"Indonesia harus memiliki sistem perizinan yang lebih baik, serta memperbaiki regulasi dan birokrasi agar lebih menarik bagi perusahaan yang ingin merelokasi pabriknya," ujar seorang praktisi properti kawasan industri.
Selain itu, kesiapan infrastruktur menjadi hal mendesak. Investor membutuhkan kawasan industri dengan lahan siap bangun, konektivitas logistik yang baik ke pelabuhan, bandara, dan jaringan jalan tol. Ketersediaan utilitas seperti listrik, air, dan jaringan internet berkecepatan tinggi juga menjadi faktor penentu daya saing kawasan industri di mata investor global.
Tantangan Besar dalam Pengembangan Kawasan Industri
Meski peluangnya besar, pengembangan kawasan industri masih dihadapkan pada berbagai hambatan. Beberapa tantangan utama yang sering dikeluhkan pelaku industri antara lain:
Birokrasi Berbelit dan Regulasi Tumpang Tindih
Proses perizinan yang masih lambat dan tidak sinkron antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kendala klasik. Kepastian hukum terhadap hak atas tanah dan status lahan kawasan industri juga kerap dipertanyakan investor asing.
Keterbatasan Infrastruktur Penunjang
Infrastruktur dasar seperti jalan akses, pelabuhan pendukung, dan ketersediaan energi listrik belum sepenuhnya memadai di sejumlah kawasan industri, terutama yang berada di luar Pulau Jawa.
Daya Saing Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja terampil menjadi tantangan tersendiri. Jika dibandingkan dengan negara pesaing seperti Vietnam dan Malaysia, kualitas sumber daya manusia Indonesia masih harus terus ditingkatkan.
Ketidakpastian Global
Perang dagang, fluktuasi harga komoditas global, serta gejolak geopolitik internasional berpotensi menekan minat investor asing, sehingga pengembangan kawasan industri harus adaptif menghadapi tantangan global.
Sentimen Investor dan Kinerja Emiten Kawasan Industri
Kinerja emiten yang bergerak di bisnis kawasan industri turut mencerminkan kondisi riil sektor ini. Di awal tahun 2025, sejumlah perusahaan pengembang kawasan industri mencatatkan kinerja campuran. Ada yang mengalami kenaikan permintaan lahan, namun ada pula yang mencatatkan penurunan pendapatan akibat tertundanya keputusan investasi dari beberapa calon penyewa.
Namun secara umum, investor tetap melihat prospek kawasan industri positif dalam jangka panjang. Ini sejalan dengan program hilirisasi dan dorongan pemerintah agar industri nasional tumbuh di dalam negeri, bukan hanya sekadar mengekspor bahan mentah.
"Ini tantangan para pengembang kawasan industri agar dapat meningkatkan nilai tambah dan tetap menarik bagi investor," ujar salah satu analis pasar modal.
Beberapa perusahaan kawasan industri juga mulai melakukan diversifikasi bisnis untuk memperkuat pendapatan berulang, seperti masuk ke bisnis penyediaan utilitas air, pengelolaan limbah industri, hingga membangun kawasan industri terpadu yang ramah lingkungan.
Perlu Dorongan dari Kebijakan Pemerintah
Keberhasilan pengembangan kawasan industri tidak dapat hanya bergantung pada pelaku bisnis semata, melainkan perlu dukungan konkret dari kebijakan pemerintah. Salah satu langkah yang diusulkan oleh pelaku kawasan industri adalah penyederhanaan regulasi dan sinkronisasi aturan antara pusat dan daerah.
Selain itu, pengembangan kawasan industri juga perlu dipercepat dengan dukungan infrastruktur yang terintegrasi. Pemerintah juga diminta memberikan jaminan keamanan investasi dengan memperluas status Objek Vital Nasional Industri (OVNI) kepada kawasan-kawasan industri strategis yang saat ini baru sekitar 31 kawasan yang ditetapkan.
Langkah lainnya adalah memastikan keberlanjutan pasokan energi listrik dan air bersih, serta memperluas jaringan internet berkecepatan tinggi sebagai bagian dari infrastruktur modern kawasan industri masa depan.
Optimisme terhadap Kontribusi Kawasan Industri bagi Perekonomian
Kawasan industri dinilai memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Selain dapat menyerap investasi asing, pengembangan kawasan industri juga diyakini dapat mempercepat transformasi ekonomi nasional, dari berbasis sumber daya alam menuju industri berbasis manufaktur dan teknologi.
"Kawasan industri menjadi ujung tombak hilirisasi dan penciptaan lapangan kerja di daerah. Jika seluruh pihak mendukung pengembangan kawasan industri, dampaknya akan sangat positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional," tegas salah satu pimpinan asosiasi kawasan industri.
Dengan konsistensi kebijakan, percepatan infrastruktur, serta peningkatan kualitas tenaga kerja, kawasan industri berpeluang besar untuk menjelma menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.