JAKARTA - Pemerintah Kota Pekanbaru dinilai memiliki kesiapan kuat untuk mewujudkan sistem transportasi publik yang ideal, aman, dan ramah lingkungan. Salah satu langkah utama yang harus dilakukan adalah pengadaan 499 unit bus listrik berbagai ukuran untuk memenuhi kebutuhan transportasi massal yang menjangkau seluruh masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Senior Transportation Associate ITDP Indonesia, Mizandaru Wicaksono, dan Transportation Associate ITDP Indonesia, Rifqi Khoirul Anam, dalam lokakarya media bertajuk Elektrifikasi Transportasi Publik Perkotaan di Indonesia.
"Untuk mewujudkan transportasi massal yang ideal dan mampu menjangkau 30 persen warga Kota Pekanbaru di berbagai rute, diperlukan sebanyak 499 bus listrik berukuran besar, sedang, hingga kecil," ujar Mizandaru dalam paparannya.
Kebutuhan ini dirancang agar warga Kota Pekanbaru dapat memiliki akses transportasi yang layak dan memadai, sehingga ketergantungan terhadap kendaraan pribadi bisa ditekan. Hal tersebut juga mendukung upaya mengatasi kemacetan, polusi, hingga dampak negatif lainnya akibat tingginya penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil.
Pekanbaru Jadi Kota Prioritas Reformasi Transportasi
Dalam pemaparannya, ITDP menyebutkan bahwa Pekanbaru masuk ke dalam 11 kota prioritas di Indonesia yang dibantu dalam program elektrifikasi transportasi publik. Program ini dirancang untuk mendorong terciptanya sistem transportasi yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan.
Ada empat faktor utama yang membuat Pekanbaru dipilih menjadi prioritas, salah satunya karena kota ini sudah memulai pelayanan transportasi massal sejak 2009. Ini menunjukkan adanya komitmen kuat dari pemerintah kota untuk terus mengembangkan sistem angkutan umum berbasis massal.
Lebih lanjut, Pekanbaru juga menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki Peraturan Daerah (Perda) No. 2 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Angkutan Umum Massal. Melalui Perda ini, pemerintah daerah menetapkan alokasi minimal 5 persen dari APBD untuk peningkatan kualitas transportasi umum.
"Pekanbaru dinilai paling siap melakukan reformasi layanan angkutan massal lewat elektrifikasi transportasi publik. Itu yang membuat ITDP membantu berupa saran, masukan, dan kritik agar pelayanan transportasi massal yang lebih hemat dan ramah lingkungan bisa terwujud," jelas Mizandaru.
Langkah Nyata Menuju Transportasi Ramah Lingkungan
Tidak hanya berhenti pada penyediaan armada bus listrik, ITDP juga memberikan strategi percepatan elektrifikasi transportasi publik di Pekanbaru. Direktur Asia Tenggara ITDP Indonesia, Gonggomtua Sitanggang, menegaskan bahwa reformasi ini menjadi salah satu cara efektif mendukung agenda dekarbonisasi sektor transportasi nasional.
"Transportasi merupakan sektor penghasil emisi gas rumah kaca (GRK) kedua terbesar di Indonesia setelah sektor energi," jelas Gonggomtua.
Dengan beralih ke moda transportasi berbasis listrik, diharapkan terjadi penurunan emisi karbon yang signifikan. Hal ini sangat penting mengingat kualitas udara di wilayah perkotaan, termasuk Pekanbaru, semakin memburuk akibat tingginya emisi kendaraan berbahan bakar fosil.
"Dengan adanya peralihan moda transportasi publik ini akan berdampak positif terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca yang dampaknya sudah kian terasa bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat," tambahnya.
Tantangan dan Rekomendasi Pendukung Elektrifikasi
Meski Pekanbaru dinilai paling siap, ITDP juga memaparkan sejumlah tantangan yang harus segera diatasi. Kemal Fardianto dan Syifa Maudini, keduanya Transport Associate ITDP Indonesia, memaparkan bahwa tantangan terbesar terletak pada keterbatasan payung hukum dan kapasitas fiskal pemerintah daerah.
Ketiadaan regulasi teknis maupun model pembiayaan yang jelas dapat memperlambat proses elektrifikasi transportasi publik. Untuk itu, ITDP merekomendasikan adanya model-model kerja sama yang melibatkan pihak swasta atau pihak ketiga agar beban pembiayaan tidak sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah kota.
"Kami juga merekomendasikan sejumlah model kontrak yang tidak semuanya harus ditanggung oleh pemerintah kota dalam penyelenggaraan reformasi transportasi publik. Kolaborasi dengan pihak ketiga perlu dilakukan agar transportasi publik yang layak dan aman bagi lingkungan bisa segera terwujud di Pekanbaru," tegas Kemal.
Selain itu, ITDP juga mendorong agar langkah reformasi ini bisa terintegrasi dengan kebijakan tata ruang perkotaan, pengembangan koridor transportasi, serta peningkatan fasilitas penunjang seperti halte yang nyaman dan terintegrasi dengan kawasan permukiman maupun pusat aktivitas warga.
Potensi Dampak Positif bagi Lingkungan dan Kesejahteraan Warga
Penerapan 499 unit bus listrik tidak hanya berdampak pada peningkatan akses transportasi masyarakat, tetapi juga secara langsung berkontribusi terhadap peningkatan kualitas udara, penurunan tingkat kebisingan, serta pengurangan penggunaan bahan bakar fosil.
Jika sistem ini diterapkan secara maksimal, potensi pengurangan emisi karbon Pekanbaru dapat mencapai skala signifikan dalam mendukung target nasional pengurangan emisi karbon. Selain itu, kemudahan akses transportasi juga berdampak positif bagi produktivitas masyarakat serta pemerataan akses ekonomi.
"Dengan sistem transportasi publik yang ideal, masyarakat akan memiliki lebih banyak pilihan mobilitas tanpa harus bergantung pada kendaraan pribadi. Ini berdampak langsung pada biaya hidup yang lebih efisien, waktu perjalanan yang lebih singkat, serta lingkungan hidup yang lebih sehat," jelas Mizandaru.
Arah Kebijakan Masa Depan
Langkah yang tengah dilakukan Pekanbaru melalui dukungan ITDP sejalan dengan visi jangka panjang pemerintah Indonesia dalam membangun kota layak huni berbasis transportasi berkelanjutan. Target Indonesia Net Zero Emission 2060 akan semakin sulit tercapai tanpa transformasi besar di sektor transportasi, terutama di kota-kota besar seperti Pekanbaru.
Dengan landasan regulasi yang sudah dimiliki, didukung oleh keseriusan pemerintah kota dan dukungan lembaga internasional seperti ITDP, Pekanbaru dipandang memiliki potensi besar untuk menjadi kota percontohan elektrifikasi transportasi publik di Indonesia.
"Kami optimistis dengan sinergi antara pemerintah daerah, swasta, serta lembaga pendukung lainnya, Pekanbaru dapat mewujudkan sistem transportasi publik yang hemat energi, ramah lingkungan, dan mampu memberikan manfaat luas bagi seluruh masyarakat," pungkas Mizandaru.