Bank Indonesia

BI Perkuat Sinergi Kebijakan untuk Ekonomi Bengkulu

BI Perkuat Sinergi Kebijakan untuk Ekonomi Bengkulu
BI Perkuat Sinergi Kebijakan untuk Ekonomi Bengkulu

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus mendorong sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu. Langkah ini dinilai penting untuk mendukung peningkatan produktivitas daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tingkat regional.

Dorongan ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Darjana, dalam kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) dan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Bengkulu Triwulan I 2025, yang berlangsung di Bengkulu.

“Kami menilai sinergi antara kebijakan moneter yang dijalankan Bank Indonesia dan kebijakan fiskal dari pemerintah daerah merupakan kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Bengkulu yang lebih baik dan inklusif,” ujar Darjana dalam keterangan resminya.

Tantangan dan Peluang Ekonomi Bengkulu

Darjana menjelaskan, perekonomian Bengkulu sepanjang Triwulan I 2025 masih menunjukkan tren positif, meskipun dihadapkan pada sejumlah tantangan global maupun domestik. Salah satu tantangan utama adalah tingginya ketergantungan terhadap komoditas primer seperti batu bara dan kelapa sawit yang fluktuatif, serta risiko perubahan iklim yang dapat memengaruhi sektor pertanian.

Namun demikian, terdapat sejumlah peluang yang dapat dimaksimalkan oleh pemerintah daerah bersama Bank Indonesia. Di antaranya melalui optimalisasi sektor pertanian, penguatan industri pengolahan berbasis sumber daya lokal, dan pengembangan sektor pariwisata yang berkelanjutan.

“Kami berharap Pemda Bengkulu semakin mendorong hilirisasi produk lokal agar memberikan nilai tambah dan memperluas lapangan pekerjaan,” ujar Darjana.

Kolaborasi untuk Pengendalian Inflasi dan Stabilitas Harga

Dalam kesempatan yang sama, Darjana juga menyoroti pentingnya sinergi pengendalian inflasi daerah (TPID) untuk menjaga daya beli masyarakat. Menurutnya, sinergi kebijakan antara moneter dan fiskal diperlukan agar upaya pengendalian inflasi, khususnya dari sisi suplai bahan pokok, dapat berjalan optimal.

Bank Indonesia, lanjut Darjana, akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan lembaga terkait dalam menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok. “Kita harus bersama-sama menjaga agar inflasi tetap dalam sasaran, sehingga tidak membebani masyarakat,” tegasnya.

Dukungan BI terhadap UMKM Bengkulu

Selain mendorong pertumbuhan makro ekonomi, BI Bengkulu juga berkomitmen mendukung pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi daerah. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah melalui pelatihan peningkatan kapasitas UMKM serta memperluas akses pembiayaan.

“UMKM di Bengkulu memiliki potensi besar, terutama di sektor pertanian olahan dan kerajinan. Kami akan terus mendorong UMKM agar bisa masuk ke ekosistem digital dan mengakses pasar yang lebih luas,” ungkap Darjana.

Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu

Dalam kajian terbarunya, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2025 berada di kisaran 4,5 hingga 5,3 persen. Proyeksi ini sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya, yang didukung oleh tren perbaikan konsumsi rumah tangga serta peningkatan investasi infrastruktur oleh pemerintah.

Namun, untuk mencapai target tersebut, Darjana menegaskan perlunya dukungan kebijakan yang konsisten, sinergi lintas sektor, serta peningkatan produktivitas dari seluruh pelaku ekonomi di daerah.

“Pertumbuhan ekonomi Bengkulu masih memiliki ruang untuk terus ditingkatkan melalui sinergi berbagai kebijakan. Dengan koordinasi yang baik, kita optimistis Bengkulu bisa menjadi salah satu pilar ekonomi Sumatera bagian selatan,” ujar Darjana optimistis.

Penguatan Digitalisasi Ekonomi Daerah

Salah satu fokus utama BI Bengkulu ke depan adalah mempercepat digitalisasi transaksi di sektor ekonomi. Penerapan transaksi non-tunai dinilai efektif mendukung efisiensi ekonomi serta mendukung penguatan inklusi keuangan di masyarakat.

Bank Indonesia juga terus mendorong percepatan implementasi digitalisasi sistem pembayaran, termasuk program QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) untuk mendukung ekosistem ekonomi digital lokal.

“Digitalisasi transaksi akan memperkuat ketahanan ekonomi daerah, sekaligus membuka akses yang lebih luas bagi pelaku usaha untuk tumbuh,” tambah Darjana.

Sinergi Program Strategis Nasional

Lebih lanjut, BI juga menegaskan komitmennya untuk terus mendukung berbagai program strategis nasional yang terkait dengan pengembangan daerah. Termasuk mendukung program hilirisasi industri yang dicanangkan oleh pemerintah pusat agar Bengkulu dapat berkontribusi secara lebih signifikan terhadap pertumbuhan nasional.

“Kami juga mendukung upaya pemerintah daerah dalam mendorong hilirisasi pertanian dan pertambangan agar hasil produksi dari Bengkulu tidak hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah, melainkan diolah terlebih dahulu agar memiliki nilai tambah,” jelas Darjana.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index