Anak Muda Rentan Diabetes dan Hipertensi, Kemenkes Ingatkan Risiko Stroke

Senin, 16 Juni 2025 | 12:43:00 WIB
Anak Muda Rentan Diabetes dan Hipertensi, Kemenkes Ingatkan Risiko Stroke

JAKARTA — Hasil dari program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digelar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan temuan mengejutkan terkait tren penyakit di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Berdasarkan data yang dikumpulkan, tiga penyakit menonjol menjadi keluhan utama, yaitu hipertensi, diabetes melitus, dan gangguan kesehatan gigi. Dari temuan tersebut, kondisi diabetes dan hipertensi dinilai paling berisiko sebab berpotensi memicu komplikasi serius seperti stroke dan penyakit jantung.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes, Eva Susanti, menjelaskan bahwa program CKG yang sudah berjalan beberapa bulan terakhir memberikan gambaran nyata mengenai ancaman kesehatan yang mulai menjangkiti masyarakat usia produktif. Eva mengungkapkan, banyak dari mereka yang belum menyadari mengidap diabetes melitus maupun tekanan darah tinggi sebelum mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis tersebut.

"Dari hasil cek kesehatan gratis yang kami lakukan, keluhan tertinggi adalah hipertensi, diabetes melitus, dan gangguan kesehatan gigi. Ini perlu jadi perhatian bersama karena hipertensi dan diabetes menjadi faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke," ungkap Eva Susanti.

Menurut Eva, temuan penyakit tidak menular (PTM) ini cukup mengkhawatirkan, terutama karena prevalensi diabetes dan hipertensi kini justru semakin banyak ditemukan pada usia muda. Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya hidup tidak sehat sudah mulai menjadi kebiasaan sejak dini.

“Dulu penyakit seperti hipertensi dan diabetes banyak menyerang orang tua. Tapi sekarang, anak-anak muda sudah banyak yang terdiagnosis. Ini sinyal bahwa kita harus mengubah pola hidup dari sekarang,” tambahnya.

Generasi Muda Rentan Diabetes dan Hipertensi

Hasil program cek kesehatan gratis itu menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia saat ini berada dalam situasi yang rentan terhadap penyakit tidak menular. Faktor penyebabnya tidak lepas dari pola makan yang buruk, konsumsi gula dan garam berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol.

Tak hanya itu, fenomena generasi muda yang lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji, minuman manis kemasan, serta kurang berolahraga, mempercepat risiko metabolik dalam tubuh mereka.

Eva menegaskan bahwa diabetes dan hipertensi yang tidak terkendali dapat menyebabkan komplikasi serius, salah satunya adalah stroke. “Kalau diabetes atau hipertensi tidak dikendalikan, dampaknya bisa memicu stroke di usia produktif, bahkan di usia yang masih muda,” jelas Eva.

Dalam beberapa pemeriksaan, ditemukan sejumlah remaja berusia 20-an yang sudah menunjukkan kadar gula darah di atas ambang batas normal. Hal itu semakin memperkuat urgensi untuk melakukan edukasi kesehatan sejak dini.

Program CKG Jadi Langkah Strategis Pemerintah

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) merupakan salah satu upaya pemerintah melalui Kemenkes dalam menekan angka penyakit tidak menular di masyarakat. Program ini memberikan layanan pemeriksaan kesehatan meliputi pengukuran tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, hingga pemeriksaan kesehatan gigi.

Eva mengatakan, selain memberikan layanan pemeriksaan, program ini juga menjadi momen edukasi bagi masyarakat. Pemerintah berupaya agar hasil pemeriksaan yang diterima masyarakat dapat diikuti dengan langkah nyata untuk melakukan perbaikan gaya hidup.

“Edukasi penting agar masyarakat yang sudah mengetahui kondisinya bisa segera melakukan pencegahan lanjutan. Kalau hipertensi, kita edukasi soal pola makan rendah garam. Kalau gula darah tinggi, kami ingatkan pentingnya mengurangi konsumsi gula tambahan,” jelasnya.

Hipertensi dan Diabetes: Ancaman Serius Kesehatan Nasional

Penyakit hipertensi dan diabetes sudah lama menjadi perhatian Kemenkes. Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) terbaru, prevalensi hipertensi di Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan. Pada 2018, angka hipertensi mencapai 34,1%, sementara diabetes melitus tercatat sebesar 10,9% dari populasi.

Kondisi ini berpotensi membebani sistem kesehatan nasional, mengingat biaya pengobatan penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes jauh lebih tinggi dibandingkan penyakit menular biasa. Selain itu, penderita diabetes melitus juga berisiko mengalami komplikasi lainnya, seperti gagal ginjal, gangguan penglihatan, hingga amputasi.

“Kita tidak ingin Indonesia ke depan dipenuhi oleh generasi muda yang produktif secara ekonomi, tapi secara fisik rapuh karena tidak sehat. Oleh karena itu, kami mendorong agar masyarakat mulai sadar pentingnya pencegahan sejak dini,” tegas Eva Susanti.

Imbauan Kemenkes: Perubahan Gaya Hidup Jadi Kunci

Guna mengatasi meningkatnya tren penyakit tidak menular di kalangan muda, Kemenkes mendorong masyarakat untuk melakukan perubahan gaya hidup. Langkah paling sederhana bisa dimulai dengan menerapkan program CERDIK:

Cek kesehatan secara berkala

Enyahkan asap rokok

Rajin aktivitas fisik

Diet sehat dan gizi seimbang

Istirahat cukup

Kelola stres

Selain itu, Eva juga mengimbau agar masyarakat mulai membiasakan diri membaca label kemasan makanan untuk mengetahui kandungan gula, garam, dan lemak.

“Kami minta generasi muda untuk mulai membaca label gizi, kurangi konsumsi minuman manis, serta rutin bergerak. Jangan anggap enteng penyakit seperti diabetes dan hipertensi, karena komplikasinya bisa sangat fatal,” ujar Eva.

Langkah Preventif untuk Masa Depan yang Lebih Sehat

Melalui hasil cek kesehatan gratis ini, Kemenkes berharap masyarakat bisa lebih waspada terhadap ancaman penyakit tidak menular. Program serupa akan terus dilakukan agar cakupan pemeriksaan bisa menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama di wilayah yang sulit mengakses fasilitas kesehatan.

Eva pun berpesan agar masyarakat tidak menunggu sakit baru melakukan pemeriksaan. “Prinsipnya lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan sampai nanti baru diperiksa setelah tubuh mulai menunjukkan gejala. Deteksi dini itu menyelamatkan nyawa,” tutup Eva.

Dengan langkah preventif yang dilakukan sejak dini, Indonesia diharapkan dapat melahirkan generasi yang sehat, produktif, dan siap bersaing secara global tanpa dibebani penyakit kronis yang bisa dicegah sejak awal.

Terkini