Bursa Asia Diperkirakan Bervariasi, Fokus Valuta Asia di Tengah Ketegangan Perang Dagang

Selasa, 06 Mei 2025 | 10:48:52 WIB
Bursa Asia Diperkirakan Bervariasi, Fokus Valuta Asia di Tengah Ketegangan Perang Dagang

JAKARTA - Perkembangan pasar valuta Asia menjadi perhatian utama para investor pada Selasa, 6 Mei 2025, setelah pengumuman dampak dari kebijakan perang dagang yang melibatkan Presiden Donald Trump yang kembali mengguncang pasar global. Bursa saham di Asia diprediksi akan dibuka bervariasi, dengan perhatian besar tertuju pada pergerakan mata uang di benua kuning.

Bursa saham di Asia menghadapi gejolak yang disebabkan oleh perkembangan terbaru dalam perang dagang yang telah memberikan dampak signifikan pada dolar AS, serta menyebabkan lonjakan mata uang tertentu, terutama dolar Taiwan. Dalam sesi sebelumnya, pasar Wall Street sempat mengalami penurunan setelah S&P 500 menghentikan reli terpanjangnya dalam hampir dua dekade. Keadaan ini menambah ketidakpastian yang sedang melanda pasar finansial global.

Pergerakan Pasar Asia Hari Ini: Bursa Tertahan di Tengah Ketegangan Perang Dagang

Setelah liburan, pasar saham China diprediksi akan kembali dibuka hari ini dengan kondisi yang hati-hati. Investor akan mengamati dengan cermat reaksi pasar saham China terhadap perkembangan perdagangan global. Sementara itu, bursa saham di Sydney terpantau mengalami penurunan pada pagi hari, dengan indeks-indeks berjangka AS yang sedikit berubah. Di Jepang, pasar tetap ditutup pada Selasa ini, memperpanjang ketidakpastian di kawasan Asia.

Pada saat yang sama, dolar AS semakin melemah terhadap sebagian besar mata uang utama di dunia, sebagai respons terhadap spekulasi mengenai potensi kesepakatan perdagangan yang belum jelas. Lonjakan luar biasa dalam dolar Taiwan mengundang perhatian besar para pelaku pasar valuta asing.

Dolar Taiwan dan Hong Kong: Fokus Utama di Tengah Ketegangan Perang Dagang

Mata uang Taiwan mencatatkan kenaikan yang sangat signifikan, yang menyebar ke pasar valuta asing global. Sebagai reaksi terhadap kebijakan perdagangan AS, lonjakan nilai tukar dolar Taiwan menjadi fenomena menarik bagi para investor. Seperti yang dikatakan oleh Leah Traub, manajer portofolio dan kepala tim mata uang di Lord Abbett & Co., "Saya akan berhati-hati untuk tidak terlalu bergantung pada apresiasi ini karena bank-bank sentral di Taiwan, Malaysia, dan khususnya Hong Kong memiliki kemampuan yang signifikan untuk membeli dolar jika mereka membutuhkannya." Ungkapan ini menunjukkan kekhawatiran terhadap potensi dampak lanjutan dari kebijakan mata uang.

Selain itu, pemerintah Hong Kong juga menghabiskan dana besar-besaran dalam usaha untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar mata uang mereka. Pada Senin, yen Jepang mengalami penguatan yang cukup signifikan, mencatatkan kenaikan sebesar 0,9% dan memimpin di antara mata uang-mata uang G-10. Sementara itu, euro juga menguat melawan dolar AS dan tercatat di atas angka 1,13.

Perkembangan Ekonomi AS: Dampak dari Kebijakan Trump Terus Membayangi

Di sisi lain, pasar saham di AS mengalami guncangan setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif sebesar 100% pada film-film yang diproduksi di luar negeri. Keputusan tersebut langsung berdampak pada saham-saham perusahaan besar seperti Netflix Inc. dan Warner Bros Discovery Inc., yang masing-masing mengalami penurunan sekitar 2%.

Pernyataan Trump mengenai tarif otomotif yang dapat berpotensi berdampak pada laba perusahaan juga memperburuk situasi. Ford Motor Co. bahkan menarik laporan keuangannya, memberikan sinyal lebih lanjut mengenai ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan perdagangan internasional. Perusahaan teknologi Palantir Technologies Inc. pun mengalami penurunan harga saham setelah proyeksi penjualannya gagal memenuhi harapan pasar.

Di sektor komoditas, pasar minyak stabil pada Selasa ini setelah sebelumnya mengalami penurunan akibat keputusan OPEC+ yang menyetujui peningkatan produksi minyak. Sementara itu, harga emas melonjak 2,9% pada hari Senin, mengindikasikan adanya aksi beli aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Perhatian Investor Beralih ke Keputusan The Fed pada Rabu

Seiring dengan ketegangan perdagangan yang terus berlanjut, para investor kini berfokus pada keputusan Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan pada Rabu mendatang. Sebelumnya, para pedagang obligasi mengurangi ekspektasi terhadap kemungkinan penurunan suku bunga karena kekhawatiran terhadap dampak lanjutan dari perang dagang.

Pada beberapa minggu terakhir, para pedagang memprediksi bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter untuk menahan dampak negatif dari perang tarif. Namun, sentimen tersebut mulai berbalik arah setelah imbal hasil obligasi jangka pendek AS mengalami kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut, memberikan sinyal bahwa The Fed kemungkinan akan tetap mempertahankan kebijakan yang hati-hati hingga ada kejelasan lebih lanjut mengenai dampak perang dagang.

Greg McBride, analis dari Bankrate, menyatakan, "Ketidakpastian merajalela di tengah perang dagang dan lanskap tarif yang terus berubah, tetapi dengan data yang kuat tentang belanja konsumen dan lapangan kerja yang masih bertahan, The Fed akan tetap berpijak di pinggir lapangan." Ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketidakpastian besar, data ekonomi yang mendukung dapat membuat The Fed tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Pasar dan Ketidakpastian: Prospek dan Tantangan yang Dihadapi Investor

Bagi sebagian pengamat pasar, dampak dari perang dagang Trump sudah mulai terasa pada sektor ekonomi AS, meskipun belum ada perubahan besar yang terlihat. Pungutan tarif yang dikenakan pada impor dari negara lain diperkirakan dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi AS, terutama karena gangguan pada rantai pasokan dan penurunan kepercayaan konsumen.

Racquel Oden dari HSBC menyampaikan pandangannya, "Jelas, ini benar-benar ketidakpastian dan volatilitas—dan begitulah yang dirasakan para klien secara global, domestik. Dan sebagai bagian dari itu, mereka mencoba mencari tahu: Apakah ada peluang di pasar ini?" Ungkapan ini mencerminkan suasana hati investor yang berusaha mencari peluang di tengah gejolak pasar yang tidak menentu.

Dengan ketegangan yang masih berlangsung, pergerakan pasar di Asia dan global kemungkinan akan tetap dipengaruhi oleh kebijakan perdagangan AS dan reaksi para bank sentral di kawasan tersebut. Bursa Asia, yang akan dibuka pada hari ini, menjadi sorotan utama, dengan fokus pada pergerakan mata uang dan dampaknya terhadap stabilitas ekonomi global. Seiring dengan dinamika ini, para pelaku pasar di seluruh dunia akan terus memperhatikan dengan seksama perkembangan lebih lanjut dari kebijakan perdagangan dan keputusan The Fed yang dapat menentukan arah pasar dalam waktu dekat.

Terkini