BSI Perluas Digitalisasi Layanan Perbankan Syariah Melalui Kolaborasi Strategis dengan Natasha Group

Selasa, 15 April 2025 | 09:33:12 WIB
BSI Perluas Digitalisasi Layanan Perbankan Syariah Melalui Kolaborasi Strategis dengan Natasha Group

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperluas perannya dalam mendorong digitalisasi layanan perbankan syariah di sektor industri halal nasional. Dalam langkah terbarunya, BSI menggandeng PT Pesona Natasha Gemilang atau yang lebih dikenal sebagai Natasha Group, yang menaungi klinik-klinik kecantikan ternama seperti Klinik Natasha, Klinik Naavagreen, dan Klinik Azqiara.

Kerja sama ini mencakup penyediaan layanan transaksi digital melalui penambahan mesin Electronic Data Capture (EDC) BSI di jaringan klinik milik Natasha Group. Dengan integrasi sistem perbankan digital BSI, pelanggan di seluruh jaringan klinik tersebut kini dapat melakukan pembayaran secara lebih mudah menggunakan kartu debit, kartu kredit, maupun kode QRIS BSI.

Direktur Distribution & Sales BSI, Anton Sukarna, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen BSI untuk memperluas digitalisasi perbankan di industri halal, termasuk sektor kosmetik dan perawatan diri yang kini berkembang pesat di Indonesia.

"Kami terus mendorong digitalisasi layanan di industri halal nasional termasuk sektor kosmetik. Dengan kerja sama ini, BSI EDC menjadi salah satu opsi dalam menerima pembayaran digital customer Natasha yang menginginkan bertransaksi melalui bank syariah," ujar Anton.

Kolaborasi dengan 176 Klinik Kecantikan

Kerja sama strategis ini melibatkan total 176 klinik kecantikan yang tersebar di seluruh Indonesia. Rinciannya meliputi 103 Klinik Natasha, 67 Klinik Naavagreen, dan 6 Klinik Azqiara. Langkah ini dinilai menjadi terobosan penting dalam memperkuat inklusi keuangan syariah, terutama di sektor yang selama ini belum tersentuh optimal oleh layanan bank syariah.

Anton menyebutkan bahwa kerja sama ini tidak hanya memperluas cakupan layanan BSI, namun juga berpotensi menciptakan ekosistem halal baru di sektor kosmetik.

“Kami berharap dapat memperkuat ekosistem atau bahkan membentuk halal ekosistem yang baru di sektor kosmetik. Dalam hal klinik kecantikan yang notabene para customernya merupakan wanita muslim yang ingin menggunakan jasa yang berbasis syariah dan bertransaksi dengan layanan bank syariah,” lanjut Anton.

Dorong Inovasi dalam Industri Kosmetik Halal

Langkah kolaboratif ini juga menjadi bagian dari upaya BSI dalam mendukung pertumbuhan industri kosmetik halal di Tanah Air. Hingga Februari 2025, tercatat lebih dari 2.000 merchant yang bergerak di bidang kecantikan telah menjadi nasabah kelolaan BSI. Angka ini menunjukkan potensi besar yang masih bisa terus dikembangkan, baik dari sisi layanan transaksi digital, pembiayaan usaha, hingga penyediaan produk investasi syariah.

Industri kosmetik nasional sendiri menunjukkan perkembangan yang sangat pesat pasca-pandemi. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, jumlah pelaku usaha kosmetik meningkat lebih dari 77% dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, yakni dari 726 usaha pada 2020 menjadi 1.292 usaha pada tahun 2024.

Dari jumlah tersebut, sekitar 83% adalah pelaku usaha mikro dan kecil, sementara sisanya termasuk dalam kategori menengah dan besar. Hal ini membuka peluang besar bagi perbankan syariah untuk memberikan layanan keuangan yang inklusif dan berbasis prinsip syariah.

"Dengan makin berkembangnya industri kosmetik halal, BSI melihat peluang besar untuk menjadi mitra utama bagi pelaku usaha, baik dalam hal transaksi, pembiayaan, maupun edukasi keuangan syariah,” tambah Anton.

Potensi Ekonomi yang Signifikan

Industri kosmetik nasional diprediksi akan terus mencatatkan pertumbuhan positif. Nilai pasar kosmetik di Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai US$9,7 miliar, dan akan tumbuh rata-rata 4,33% per tahun hingga tahun 2030. Permintaan terhadap produk kosmetik halal pun mengalami peningkatan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat Muslim terhadap produk yang sesuai dengan prinsip syariah.

Mendukung hal tersebut, pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2024, telah menetapkan kebijakan wajib sertifikasi halal bagi produk kosmetik yang akan berlaku penuh mulai tahun 2026. Dengan demikian, klinik kecantikan dan pelaku usaha kosmetik harus bersiap melakukan adaptasi, termasuk dalam penyediaan layanan keuangan yang juga halal dan sesuai syariah.

BSI melihat kebijakan tersebut sebagai peluang untuk turut serta memperkuat ekosistem halal, tidak hanya dari sisi produk, tetapi juga dari aspek transaksional dan finansial. Kolaborasi dengan Natasha Group menjadi salah satu langkah konkret untuk mewujudkan visi ini.

Komitmen BSI untuk Ekosistem Halal Nasional

Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI berkomitmen menjadi motor penggerak utama dalam mewujudkan ekosistem halal nasional yang tangguh dan berkelanjutan. Berbagai kerja sama strategis telah dijalin dengan pelaku industri, dari UMKM, fashion, makanan dan minuman halal, hingga kosmetik.

Melalui penguatan layanan digital seperti QRIS, EDC, dan internet banking berbasis syariah, BSI ingin memastikan bahwa layanan keuangan syariah dapat diakses secara luas, praktis, dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Selain itu, BSI juga aktif dalam edukasi keuangan syariah, serta memberikan solusi pembiayaan produktif untuk UMKM yang bergerak di sektor industri halal.

"Kami ingin menjadi lebih dari sekadar penyedia layanan perbankan. BSI ingin menjadi mitra strategis dalam pertumbuhan ekonomi syariah nasional, melalui sinergi dengan berbagai sektor potensial, termasuk industri kecantikan dan kosmetik," pungkas Anton.

Kolaborasi antara BSI dan Natasha Group menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara lembaga keuangan syariah dan pelaku industri halal dapat menciptakan nilai tambah ekonomi yang besar. Langkah ini bukan hanya memperluas jaringan layanan BSI, tetapi juga mendorong terwujudnya ekosistem halal digital yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan potensi besar yang dimiliki sektor kosmetik halal, serta dukungan kebijakan pemerintah, BSI optimistis dapat terus memperkuat posisinya sebagai pilar utama dalam mendukung pertumbuhan industri

Terkini