Investor Ritel Kuasai 44 Persen Transaksi Harian Pasar Saham, BEI Dorong Partisipasi Domestik

Selasa, 25 Maret 2025 | 19:49:01 WIB
Investor Ritel Kuasai 44 Persen Transaksi Harian Pasar Saham, BEI Dorong Partisipasi Domestik

Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa investor ritel memiliki peran signifikan dalam transaksi harian pasar saham Indonesia. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengungkapkan bahwa investor ritel berkontribusi hampir 44 persen dari total nilai transaksi harian di bursa.

Menurut Jeffrey, peran investor ritel semakin terlihat dalam menyerap saham ketika investor asing melakukan aksi jual (net sell). “Investor ritel kita saat ini sudah berkontribusi hampir 44 persen dari daily transaction. Dari sini tentu satu hal yang kita lihat adalah dibutuhkan peran investor institusi domestik kita,” ujarnya dalam acara di Jakarta, Selasa 25 Maret 2025.

Ia menekankan pentingnya peran investor domestik, baik ritel maupun institusi, dalam menjaga stabilitas pasar modal. “Di saat investor asing menjual ekuitas dengan harga yang cukup murah, tentu kita harapkan peran dari investor domestik, baik investor domestik ritel maupun investor domestik institusi,” tambahnya.

Jumlah Investor Pasar Modal Meningkat

BEI juga mencatat peningkatan jumlah investor di pasar saham Indonesia yang kini telah mencapai 6,7 juta investor. Secara keseluruhan, total jumlah investor di pasar modal Indonesia—termasuk reksa dana dan surat utang—telah mencapai 15,7 juta investor. Dalam setahun terakhir, ada tambahan sekitar 850 ribu investor baru yang masuk ke pasar modal Indonesia.

“Ini tentu merupakan indikasi yang membesarkan hati. Artinya, masyarakat melihat masih ada cukup besar peluang yang ada di pasar modal Indonesia,” kata Jeffrey.

Untuk tahun 2025, BEI menargetkan penambahan dua juta investor baru guna memperkuat partisipasi domestik dalam ekosistem pasar modal.

Pasar Modal Indonesia Terbukti Tangguh Hadapi Krisis

Jeffrey juga mengingatkan bahwa pasar saham Indonesia memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi berbagai krisis ekonomi. Dalam 30 tahun terakhir, Indonesia telah melewati berbagai tantangan seperti krisis ekonomi 1998, krisis keuangan global 2008, gejolak pasar 2018, serta dampak pandemi COVID-19 pada tahun 2020.

“Satu hal yang kita lihat adalah pasar modal Indonesia selalu mampu melewati itu dengan baik,” ungkapnya.

Keberhasilan Indonesia dalam menghadapi krisis menjadi salah satu alasan meningkatnya kepercayaan investor terhadap pasar modal. Jeffrey menambahkan bahwa dengan semakin banyaknya investor domestik yang aktif di pasar saham, stabilitas dan daya tahan pasar modal Indonesia akan semakin kuat.

Mendorong Partisipasi Investor Domestik

Di tengah volatilitas pasar saham, BEI berharap semakin banyak investor domestik yang berpartisipasi dalam transaksi saham, terutama ketika terjadi aksi jual oleh investor asing. Dengan meningkatnya partisipasi investor domestik, diharapkan pasar modal Indonesia dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.

“Diperlukan kerja sama antara investor ritel dan institusi domestik untuk memperkuat pasar modal kita. Dengan dukungan yang lebih besar dari dalam negeri, kita bisa menjaga momentum pertumbuhan pasar modal Indonesia,” pungkas Jeffrey.

Dengan peran besar yang dimainkan oleh investor domestik, baik individu maupun institusi, prospek pasar saham Indonesia diprediksi akan tetap positif di tengah berbagai dinamika ekonomi global.

Terkini