Harga Minyak Dunia Tertekan oleh Ketegangan Perang Dagang China-AS: Dampak Terhadap Ekonomi Global dan Permintaan Energi

Senin, 07 April 2025 | 11:51:56 WIB
Harga Minyak Dunia Tertekan oleh Ketegangan Perang Dagang China-AS: Dampak Terhadap Ekonomi Global dan Permintaan Energi

JAKARTA - Harga minyak dunia saat ini berada dalam tekanan besar, terpengaruh oleh ketegangan yang terus meningkat dalam perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Hingga April 2025, perang dagang ini telah menyebabkan ketidakpastian yang besar di pasar global, memicu fluktuasi harga minyak dan meresahkan para investor yang khawatir akan dampaknya terhadap perekonomian global, serta permintaan energi di masa depan. Ketegangan ini telah menciptakan atmosfer yang penuh risiko bagi pasar minyak dunia, dengan harga yang sangat sensitif terhadap perkembangan terkini antara dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut.

Fluktuasi Harga Minyak Akibat Ketegangan Perang Dagang

Ketegangan yang terjadi antara China dan Amerika Serikat mulai menunjukkan dampaknya pada pasar minyak dunia. Setelah serangkaian eskalasi tarif yang diberlakukan oleh kedua negara, banyak analis mengkhawatirkan bahwa perang dagang ini dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi global yang lebih dalam, yang pada gilirannya akan mengurangi permintaan minyak secara signifikan. Ketidakpastian ekonomi global yang timbul dari ketegangan ini menciptakan suasana pasar yang sangat volatile, dengan harga minyak yang terus mengalami fluktuasi besar-besaran.

Selama ini, harga minyak mentah global, seperti Brent Crude dan West Texas Intermediate (WTI) Crude, selalu bereaksi tajam terhadap berita atau perkembangan terkait perang dagang. Pasalnya, tarif yang dikenakan oleh AS di bawah kepemimpinan Donald Trump, yang kemudian dibalas oleh China dengan langkah serupa, menciptakan dampak negatif pada pasar. Meningkatnya tarif menyebabkan biaya perdagangan menjadi lebih tinggi, aktivitas ekonomi melambat, dan pada akhirnya, permintaan minyak cenderung menurun.

Menurut Scott Shelton, seorang analis dari United ICAP, penurunan harga minyak yang terlihat belakangan ini menggambarkan ketidakpastian yang semakin besar terkait permintaan energi global. “Saya rasa harga minyak saat ini sudah mencerminkan nilai wajar pasar, meskipun kita belum tahu seberapa besar penurunan permintaan yang akan terjadi ke depannya,” ujar Shelton. Keterangan tersebut semakin menunjukkan bagaimana perang dagang ini menciptakan ketidakpastian yang berdampak langsung terhadap harga minyak.

Peran China dalam Dinamika Pasar Minyak Global

China, sebagai salah satu konsumen minyak terbesar di dunia, memainkan peran yang sangat penting dalam dinamika pasar minyak global. Setiap gangguan pada ekonomi China akibat perang dagang akan memberikan dampak langsung pada pasar energi. China, yang merupakan negara dengan permintaan energi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, telah menjadi pemain kunci dalam menentukan arah harga minyak.

Jika ekonomi China tertekan oleh eskalasi tarif, ini bisa mengurangi konsumsi energi domestik, yang secara otomatis memengaruhi permintaan minyak global. Kelemahan ekonomi China dapat memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi dunia dan memicu penurunan harga minyak lebih lanjut. Ketika permintaan dari China berkurang, terutama untuk bahan bakar industri dan transportasi, dampaknya terasa di seluruh dunia.

Seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada 7 April 2025, harga minyak Brent Crude turun sekitar 6,5% menjadi US$65,58 per barel, sementara WTI Crude anjlok 7,4% menjadi US$61,99 per barel. Penurunan tajam ini mencerminkan dampak langsung dari ketegangan yang terjadi antara China dan AS, yang telah memperburuk ketidakpastian di pasar energi. Pasar juga terus memperhitungkan bagaimana perang dagang ini dapat memengaruhi permintaan minyak dalam jangka panjang.

Faktor Pasokan yang Menambah Ketidakpastian Harga Minyak

Selain faktor permintaan yang tertekan, harga minyak juga dipengaruhi oleh faktor pasokan, terutama sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh AS terhadap negara-negara penghasil minyak besar seperti Iran. Kebijakan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga turut memberi dampak pada harga minyak global. Namun, meskipun faktor-faktor pasokan ini turut memengaruhi harga, ketegangan dalam perang dagang China-AS saat ini tampaknya menjadi bayang-bayang utama yang menghantui pasar.

AS telah mengimplementasikan sejumlah sanksi terhadap negara-negara penghasil minyak tertentu, termasuk Iran, yang berkontribusi pada ketidakpastian harga minyak. Di sisi lain, kebijakan pemangkasan produksi yang diterapkan OPEC juga turut memainkan peran dalam menjaga kestabilan pasokan. Namun, ketegangan antara China dan AS yang semakin meningkat, serta dampaknya terhadap perekonomian global, telah menjadi faktor yang mendominasi pergerakan harga minyak dalam beberapa bulan terakhir.

Dampak Kebijakan Proteksionis terhadap Ekonomi Global dan Harga Minyak

Meskipun kebijakan tarif AS tidak mencakup impor minyak, gas, dan produk olahan, perang dagang yang semakin memanas tetap berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Sebagaimana dikatakan oleh Scott Shelton, kebijakan proteksionis yang diberlakukan oleh kedua negara ini berisiko memperburuk konflik dagang, yang akhirnya dapat menekan permintaan energi dan harga minyak.

“Ketidakpastian yang dihasilkan dari tarif-tarif ini dapat memperlambat perekonomian global, yang pada akhirnya akan memengaruhi permintaan minyak di seluruh dunia,” tambah Shelton. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun minyak mentah tidak dikenakan tarif langsung, dampak dari kebijakan proteksionisme tetap berpotensi mengganggu pasar minyak global dalam jangka panjang.

Seiring dengan terus berkembangnya ketegangan antara China dan Amerika Serikat, pasar minyak kemungkinan besar akan tetap volatile, dengan fluktuasi harga yang tajam setiap kali ada perkembangan baru terkait perang dagang tersebut. Oleh karena itu, para investor dan analis pasar energi akan terus memantau setiap langkah yang diambil oleh kedua negara besar ini, karena dampaknya dapat terasa luas pada perekonomian global dan permintaan energi.

Kesimpulan: Ketidakpastian Harga Minyak dalam Menghadapi Perang Dagang

Secara keseluruhan, harga minyak dunia saat ini tertekan oleh ketegangan yang terus meningkat dalam perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Ketidakpastian ekonomi yang ditimbulkan oleh tarif yang dikenakan oleh kedua negara ini telah mengarah pada penurunan permintaan minyak global dan menciptakan volatilitas harga yang tinggi. Meskipun faktor pasokan, seperti sanksi AS terhadap negara penghasil minyak dan kebijakan OPEC, tetap berperan penting, ketegangan dalam perang dagang ini tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi harga minyak.

Para analis, termasuk Scott Shelton dari United ICAP, terus memperingatkan bahwa harga minyak mungkin sudah mencerminkan kondisi pasar saat ini, namun ketidakpastian mengenai dampak jangka panjang dari perang dagang ini tetap menjadi perhatian utama. Sebagai hasilnya, pasar minyak dunia kemungkinan akan tetap tertekan selama ketegangan antara China dan AS belum menemukan titik temu yang jelas.

Terkini