Tagihan Listrik Naik Dua Kali Lipat Usai Lebaran 2025, PLN Jelaskan Penyebabnya

Senin, 07 April 2025 | 12:20:45 WIB

JAKARTA - Usai merayakan Hari Raya Idulfitri 2025 dan menikmati libur panjang, masyarakat di berbagai daerah di Indonesia dikejutkan oleh lonjakan signifikan dalam tagihan listrik. Sejumlah warganet meluapkan kekecewaan mereka di media sosial setelah mendapati tagihan listrik mereka naik drastis, bahkan ada yang hampir dua kali lipat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Kenaikan tagihan ini menuai kegelisahan publik, terutama karena datang di saat kondisi keuangan rumah tangga baru saja terkuras untuk memenuhi kebutuhan selama perayaan Lebaran. Banyak yang menduga ada kenaikan tarif sepihak dari PT PLN (Persero), apalagi sebelumnya pemerintah sempat memberikan subsidi listrik yang meringankan beban masyarakat.

Salah satu keluhan yang menjadi sorotan datang dari unggahan akun X (sebelumnya Twitter) @lagigabu***. Dalam cuitannya yang viral, ia mengungkapkan bahwa tagihan listrik rumah tangganya melonjak drastis setelah subsidi berakhir.

“Sebelum subsidi, tagihan saya sekitar Rp 280 ribu sampai Rp 320 ribu. Selama subsidi turun jadi Rp 140 ribu. Tapi bulan ini mendadak jadi Rp 611 ribu!” tulis akun tersebut.

Unggahan tersebut sontak mendapat banyak tanggapan dari warganet lain yang mengalami hal serupa. Beberapa bahkan menyebutkan bahwa mereka merasa penggunaan listrik justru menurun selama periode tersebut, namun tagihan tetap meningkat tajam.

Senada dengan keluhan itu, akun X lainnya, @avenoor***, juga mengutarakan keresahannya. Ia menyebut tagihan listriknya naik hampir 50 persen meski merasa tidak ada peningkatan konsumsi listrik yang signifikan di rumahnya.

“Saya justru merasa lebih hemat listrik selama bulan ini, tapi kenapa tagihannya malah melonjak?” tulisnya dalam unggahan yang turut menyulut diskusi ramai di media sosial.

Keresahan ini kemudian meluas menjadi perbincangan publik. Banyak pengguna media sosial mempertanyakan transparansi kebijakan tarif listrik dan mendesak PLN untuk memberikan penjelasan resmi. Tidak sedikit pula yang menuding adanya kenaikan tarif sepihak dari perusahaan listrik negara itu, mengingat lonjakan tagihan yang terjadi secara serentak.

Menanggapi kehebohan yang terjadi di ruang publik, PT PLN (Persero) akhirnya angkat bicara untuk meluruskan kabar yang berkembang. Vice President Komunikasi Korporat PLN, Grahita Muhammad, memberikan klarifikasi terkait lonjakan tagihan listrik pasca-Lebaran tersebut.

Grahita menegaskan bahwa tarif listrik nasional tidak mengalami kenaikan secara sepihak. Menurutnya, yang terjadi adalah berakhirnya masa pemberian subsidi atau diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang berlaku selama dua bulan sebelumnya, yakni Januari hingga Februari 2025.

“Perlu kami sampaikan, sejak 1 Maret 2025 tarif listrik sudah kembali ke tarif normal, setelah sebelumnya diberikan diskon 50 persen oleh pemerintah,” jelas Grahita Muhammad.

Grahita menjelaskan, pemberian diskon tarif listrik sebelumnya merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat pada awal tahun, yang dikenal sebagai periode rawan peningkatan pengeluaran. Diskon tersebut memberikan keringanan signifikan bagi pelanggan rumah tangga dengan daya tertentu.

Namun, karena diskon tersebut bersifat sementara, maka setelah masa berlaku kebijakan tersebut berakhir, tarif otomatis kembali ke harga normal sesuai ketentuan yang berlaku. Hal inilah yang kemudian membuat tagihan listrik pelanggan tampak meningkat secara signifikan jika dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya.

“Diskon ini diberikan untuk membantu masyarakat pada awal tahun, namun sifatnya sementara dan sesuai kebijakan pemerintah. Setelah Maret, tarif kembali normal,” tambah Grahita.

PLN juga memastikan bahwa perhitungan tagihan listrik dilakukan secara transparan dan akurat berdasarkan penggunaan energi listrik pelanggan yang tercatat melalui sistem smart meter atau pencatatan manual. Grahita menekankan, tidak ada kenaikan tarif secara diam-diam atau sepihak dari pihak PLN.

Untuk mengurangi kebingungan di masyarakat, PLN mengimbau pelanggan untuk rutin memantau pemakaian listrik harian melalui aplikasi PLN Mobile. Dengan aplikasi tersebut, pelanggan dapat dengan mudah memantau konsumsi listrik secara real-time dan memahami pola penggunaannya sehingga tagihan listrik tidak lagi mengejutkan.

“Kami mengajak pelanggan untuk menggunakan PLN Mobile agar bisa memantau konsumsi listrik setiap hari, sehingga lebih terkontrol dan tidak ada kejutan saat tagihan keluar,” ujar Grahita Muhammad lebih lanjut.

Selain itu, Grahita juga menambahkan, PLN selalu siap membantu menjelaskan detail tagihan listrik kepada pelanggan yang merasa perlu klarifikasi lebih lanjut. Pelanggan dapat menghubungi layanan pelanggan resmi PLN 123 atau mendatangi unit layanan terdekat untuk mendapatkan penjelasan yang transparan.

Menanggapi situasi ini, para pakar energi juga mengingatkan masyarakat agar memahami kebijakan tarif yang berlaku serta masa berlakunya subsidi atau insentif yang diberikan oleh pemerintah. Selain itu, efisiensi penggunaan energi tetap menjadi kunci utama untuk menjaga tagihan listrik tetap terkendali.

Sebagai informasi tambahan, kebijakan diskon tarif listrik ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk membantu memulihkan ekonomi masyarakat pasca pandemi serta menjaga daya beli di tengah fluktuasi harga energi global. Namun, dengan membaiknya situasi ekonomi dan meningkatnya permintaan energi, subsidi tersebut akhirnya dihentikan sesuai dengan rencana pemerintah.

Dengan penjelasan resmi dari PLN ini, diharapkan masyarakat lebih memahami alasan di balik kenaikan tagihan listrik yang terjadi pasca Lebaran 2025. Grahita Muhammad menutup keterangannya dengan menegaskan, "PLN selalu berkomitmen memberikan layanan terbaik dan transparansi kepada seluruh pelanggan."

Ke depan, pelanggan diimbau untuk lebih cermat dalam mengatur konsumsi listrik rumah tangga, terutama di masa-masa setelah subsidi berakhir, agar pengeluaran bulanan tetap terkontrol dan tidak menjadi beban yang mengejutkan.

Terkini