PTPP Hadirkan Inovasi Infrastruktur: Terowongan Sultan Alimuddin Capai 91,7 Persen, Siap Diresmikan 2025

Senin, 07 April 2025 | 15:39:52 WIB
PTPP Hadirkan Inovasi Infrastruktur: Terowongan Sultan Alimuddin Capai 91,7 Persen, Siap Diresmikan 2025

JAKARTA – Proyek pembangunan Terowongan Jalan Sultan Alimuddin Kakap yang digarap oleh PT PP (Persero) Tbk atau PTPP, kini menunjukkan kemajuan signifikan. Hingga awal April 2025, progres fisik pembangunan telah mencapai 91,7%, menandai pencapaian penting dalam proyek infrastruktur strategis Kota Samarinda yang digadang-gadang menjadi ikon baru Kalimantan Timur.

Terowongan ini merupakan bagian dari solusi Pemerintah Kota Samarinda untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang selama ini menjadi masalah kronis, terutama di wilayah Gunung Manggah. Dengan panjang 400 meter dan lebar 10 meter, terowongan ini akan dilengkapi dua lajur satu arah dan dirancang khusus untuk memperlancar arus kendaraan di kawasan padat tersebut.

Tak hanya menjadi proyek prestisius dari sisi desain dan fungsi, pembangunan terowongan Sultan Alimuddin Kakap juga mencatatkan sejarah sebagai terowongan jalan pertama di Kalimantan Timur, bahkan yang pertama di Indonesia yang sepenuhnya didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota.

Pembangunan Nasional yang Melibatkan Sumber Daya Lokal

Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menyampaikan bahwa proyek ini merupakan bukti nyata kolaborasi antara pemerintah daerah dan kontraktor nasional dalam mewujudkan infrastruktur modern yang mengandalkan kemampuan dalam negeri.

“Tunnel ini direncanakan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2025. Seluruh proses pembangunan mulai dari perencanaan hingga konstruksi merupakan hasil karya anak bangsa,” ujar Joko dalam pernyataan resminya.

Dengan total nilai proyek mencapai Rp395,9 miliar, pembangunan terowongan ini tidak hanya menjadi solusi transportasi, tetapi juga menjadi simbol kemajuan dan kemandirian pembangunan daerah. Menurut Joko, salah satu faktor kunci percepatan proyek ini adalah penggunaan metode konstruksi mutakhir, yaitu Parallel New Austrian Tunneling Method (NATM).

“Dengan inovasi metode NATM, durasi pengerjaan dapat dipersingkat secara signifikan tanpa mengorbankan aspek keselamatan dan kualitas,” jelas Joko.

Metode NATM memungkinkan sejumlah pekerjaan dilakukan secara paralel, seperti penggalian bawah (lower excavation), pengerjaan dasar (invert), hingga pelapisan struktur terowongan (lining). Pendekatan ini dikenal efisien dan aman, terutama untuk proyek-proyek terowongan dalam kondisi geologi yang kompleks.

Solusi Kemacetan dan Peningkatan Keselamatan

Pemerintah Kota Samarinda menaruh harapan besar terhadap selesainya proyek ini. Terowongan Sultan Alimuddin Kakap digadang-gadang akan secara signifikan mengurangi tingkat kemacetan di pusat kota, sekaligus meningkatkan keselamatan pengguna jalan di jalur yang selama ini dikenal rawan kecelakaan karena kepadatan arus lalu lintas.

“Kami berharap keberadaan Terowongan Sultan Alimuddin Kakap akan menjadi solusi efektif dalam mengurangi kemacetan serta meningkatkan keamanan pengguna jalan di jalur padat Kota Samarinda,” ungkap Joko.

Lebih dari itu, keberadaan terowongan ini juga diproyeksikan menjadi daya tarik baru, sekaligus landmark infrastruktur yang menandai perkembangan pesat Kota Samarinda sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan mobilitas regional di Kalimantan Timur.

“Proyek ini membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur modern dan inovatif dapat dilakukan dengan memaksimalkan sumber daya lokal dan pembiayaan daerah. Ini adalah tonggak penting dalam sejarah pengembangan transportasi perkotaan Indonesia,” pungkasnya.

Terowongan Pertama Berbasis APBD Kota

Keistimewaan lain dari proyek ini terletak pada pembiayaannya. Tak seperti proyek besar lainnya yang umumnya mengandalkan dana pusat atau kerja sama pemerintah dan swasta (KPBU), pembangunan terowongan ini 100% dibiayai dari APBD Kota Samarinda, menjadikannya sebagai terowongan pertama di Indonesia yang didanai oleh pemerintah kota.

Langkah ini diapresiasi oleh banyak kalangan sebagai terobosan keberanian dan inovasi pemerintah daerah dalam mengelola anggaran untuk pembangunan yang berdampak langsung pada masyarakat. Tidak hanya mempercepat mobilitas warga, keberadaan terowongan juga diperkirakan akan mendorong nilai properti dan investasi di wilayah sekitar.

Menuju Akhir Pembangunan dan Uji Coba Operasional

Dengan capaian fisik yang hampir rampung, PTPP menargetkan uji coba operasional akan dilakukan menjelang kuartal kedua tahun 2025, dengan pembukaan resmi direncanakan pada pertengahan tahun 2025. Sejumlah penyelesaian akhir seperti sistem pencahayaan, drainase, dan pelapisan akhir struktur beton kini sedang dikebut agar selesai tepat waktu.

Sebagai bagian dari komitmen terhadap kualitas dan keselamatan, proses finishing juga akan melibatkan pengujian struktur dan audit teknis dari lembaga independen untuk memastikan kelayakan dan kesiapan operasional terowongan.

Dengan seluruh capaian ini, proyek Terowongan Sultan Alimuddin Kakap bukan hanya sekadar infrastruktur fisik, melainkan menjadi simbol kemajuan visi daerah, inovasi teknik, dan kolaborasi strategis menuju Indonesia yang lebih maju, terutama di luar Pulau Jawa.

Terkini