Jakarta - Awal bulan April 2025 diwarnai gelombang keluhan dari pelanggan listrik pascabayar yang mengaku mengalami lonjakan signifikan pada tagihan listrik mereka. Fenomena ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya di platform X (sebelumnya Twitter), di mana banyak pengguna membagikan pengalaman tidak menyenangkan terkait tagihan listrik yang melonjak tajam tanpa adanya perubahan berarti dalam pola konsumsi mereka, Sabtu, 5 April 2025.
Lonjakan ini terjadi hanya sebulan setelah berakhirnya program diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang diberikan oleh pemerintah melalui PT PLN (Persero) selama bulan Januari dan Februari 2025. Program tersebut resmi dihentikan per 1 Maret 2025.
Tagihan Listrik Naik Dua Kali Lipat
Banyak warganet merasa kebingungan karena tagihan yang mereka terima naik drastis. Salah satu pengguna platform X, dengan nama akun @a*****mr, membagikan pengalamannya:
"Guys, apa wajar? 3 lampu (hidup kalo malem aja), air hidup 2 hari sekali, 1 kulkas 1 pintu, 900 watt, sebulan sekitar 100 ribu. Aku ngerasa aneh, temenku hidup sekeluarga, lampu lebih banyak, magicom, air, kulkas, TV, 900 watt, nominalnya selisih 20 ribuan sama aku yang hidup sendiri," tulisnya.
Keluhan serupa juga datang dari akun @ri_****ii yang mengatakan,
"Aku yang biasa 300-an sekarang hampir 600 ribu. 300-an itu sebelum dapat potongan yang bulan Januari dan Februari. Itu paling gede 350, kemarin ngecek hampir 600 ribu."
Tak ketinggalan, akun @1*****tra pun turut mengungkapkan keheranannya.
"Gile, penggunaan sama aja. Tidak ada perubahan alat elektronik yang digunakan tapi tagihan melonjak sekitar 2-4 kali lipat dari bulan biasanya sejak rumah ini ditempati. Sangat aneh rasanya," tulisnya.
PLN: Tidak Ada Kenaikan Tarif, Hanya Efek Berakhirnya Diskon
Menanggapi keluhan masif dari masyarakat, PT PLN (Persero) menegaskan bahwa tidak ada kenaikan tarif dasar listrik pada bulan April 2025. Kenaikan tagihan, menurut PLN, murni disebabkan oleh berakhirnya masa berlaku program diskon 50 persen yang sebelumnya meringankan beban pelanggan.
Vice President Komunikasi Korporat PLN, Grahita Muhammad, menyampaikan bahwa kenaikan tagihan merupakan dampak kembalinya tarif listrik ke kondisi normal.
“Program diskon yang diberikan pemerintah melalui PLN memang sudah resmi berakhir pada 1 Maret 2025,” ujarnya dalam keterangan resmi.
“Pola konsumsi menjadi faktor utama yang menentukan besarnya tagihan, bukan perubahan tarif. Ketika pelanggan terbiasa dengan tagihan yang lebih ringan karena adanya diskon, maka saat tarif kembali normal, tagihannya akan tampak lebih tinggi meskipun pola konsumsi tidak berubah,” tambah Grahita.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih mencermati pemakaian listrik harian dan memanfaatkan fitur pemantauan penggunaan daya yang tersedia di aplikasi PLN Mobile untuk mengontrol konsumsi listrik.
Program Diskon Resmi Berakhir, Masyarakat Diminta Beradaptasi
Sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mendukung masyarakat selama masa pemulihan ekonomi awal tahun 2025, program diskon listrik 50 persen diberikan kepada pelanggan rumah tangga tertentu. Diskon ini diberlakukan selama dua bulan, yakni Januari dan Februari, dan tidak diperpanjang setelah Maret.
Kini, pelanggan harus kembali membayar tarif listrik sesuai dengan harga normal. Hal ini menimbulkan efek psikologis bagi banyak orang, terutama yang merasa beban pengeluaran rumah tangga tiba-tiba melonjak.
Meski demikian, PLN tetap membuka ruang komunikasi dengan pelanggan.
“Kami memahami kebingungan masyarakat. Oleh karena itu, kami siap memberikan klarifikasi dan bantuan melalui layanan pelanggan resmi maupun aplikasi PLN Mobile,” ujar Grahita.
Tips Menghindari Lonjakan Tagihan Listrik
Sebagai bentuk edukasi, PLN menyarankan beberapa langkah untuk menghindari lonjakan tagihan, seperti:
Menggunakan peralatan elektronik hemat energi.
Mematikan peralatan listrik saat tidak digunakan.
Mengatur waktu penggunaan alat listrik besar di luar jam puncak.
Memanfaatkan fitur pencatatan meter mandiri dan pemantauan konsumsi di aplikasi PLN Mobile.