JAKARTA — Dalam sebulan terakhir, harga minyak goreng di pasar tradisional DI Yogyakarta mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Mengacu pada data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga minyak goreng pada bulan ini naik 2,51% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut membuat harga saat ini tercatat Rp23,45 ribu per kilogram.
Kenaikan Bulanan Menyentuh 14,29% dalam Tiga Bulan Terakhir
Menurut pantauan, kenaikan harga minyak goreng ini bukan hal baru. Dalam tiga bulan terakhir, harga minyak goreng telah mengalami lonjakan sebesar 14,29%. Ini menunjukkan adanya tren kenaikan sejak harga dipatok Rp17,85 ribu per kilogram.
Seorang pedagang minyak goreng di Pasar Beringharjo, Siti, mengungkapkan kekhawatirannya akan kenaikan harga yang terus berlanjut. "Kalau harga terus naik, kami khawatir pelanggan setia akan berkurang. Mereka bisa saja beralih ke minyak yang lebih murah, meskipun kualitasnya berbeda," ujar Siti ketika diwawancarai.
Jika menengok ke belakang, rekor kenaikan harga minyak goreng di DI Yogyakarta pada Oktober 2023 mencapai 8,74%. Meskipun demikian, bulan tersebut juga mencatat penurunan harga terendah sebesar -8,04%. Fluktuasi harga yang terjadi pada bulan itu memicu kekhawatiran di kalangan konsumen dan pedagang akan stabilitas harga pangan.
Pakar ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Budi Santoso, menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk cuaca yang tidak menentu dan meningkatnya biaya produksi. "Harga minyak goreng sangat dipengaruhi oleh pasokan bahan baku yang terganggu akibat cuaca buruk. Ini menyebabkan kenaikan biaya produksi yang akhirnya berdampak pada harga di pasar," kata Dr. Budi.
Perbandingan Harga dan Tren Komoditas Lain di Yogyakarta
Selain minyak goreng, harga komoditas lainnya juga mengalami pergerakan selama sebulan terakhir. Berdasarkan catatan PIHPS, tercatat ada dua komoditas yang mengalami penurunan harga, sementara 15 komoditas lainnya mengalami kenaikan.
- Cabai Rawit Merah: Harga melonjak tajam hingga 91,06%, menjadi Rp122,95 ribu per kilogram.
- Daging Sapi: Harga naik tipis sebesar 0,7%, menjadi Rp179,55 ribu per kilogram.
- Bawang Merah: Mengalami kenaikan harga sebesar 16,81%, menjadi Rp55,95 ribu per kilogram.
- Telur Ayam: Harga juga mengalami peningkatan sebesar 4,97%, kini dijual seharga Rp26,4 ribu per kilogram.
Salah satu konsumen tetap di pasar, Ibu Ida, mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini membuat anggaran belanja hariannya menjadi lebih ketat. "Harga bahan pokok yang naik membuat saya harus lebih selektif dalam berbelanja. Setiap kenaikan, meski kecil, tetap terasa memberatkan bagi kami," tutur Ibu Ida.
Respons Pemerintah dan Solusi Jangka Panjang
Melihat tren kenaikan harga ini, Pemerintah Daerah DI Yogyakarta berencana mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan harga. Salah satu langkah yang diusulkan adalah dengan melakukan operasi pasar guna menambah pasokan minyak goreng dan bahan pokok lainnya.
Kepala Dinas Perdagangan DI Yogyakarta, Bambang Heriyanto, menyatakan, "Kami akan terus memantau perkembangan harga dan berupaya melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa stok minyak goreng dan bahan pokok lain tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan harga yang terjangkau."
Meski begitu, solusi jangka panjang mengharuskan pemerintah untuk bekerja sama dengan produsen guna menstabilkan produksi dan distribusi. Ini penting agar masyarakat tidak terus terbebani oleh kenaikan harga.
Harapan Masyarakat untuk Stabilitas Harga
Kenaikan harga minyak goreng dan bahan pokok lainnya menimbulkan tantangan tersendiri bagi masyarakat, terutama bagi kalangan pedagang dan konsumen dengan pendapatan rendah. Harapannya, dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak terkait, harga dapat kembali stabil dan terjangkau.
"Yang utama adalah stabilitas. Kami mengharapkan adanya kepastian dalam harga supaya kehidupan masyarakat berjalan normal, tanpa harus terus dihadapkan oleh fluktuasi harga yang mengesahkan," tutup Siti, seorang pedagang di pasar.
Situasi ini menunjukkan bahwa stabilitas harga bahan pokok tidak hanya penting bagi kesejahteraan masyarakat, tetapi juga bagi perekonomian wilayah secara keseluruhan. Diharapkan dengan adanya koordinasi dan strategi yang tepat, harga minyak goreng dan bahan pokok di DI Yogyakarta dapat kembali stabil.