JAKARTA- Dalam langkah signifikan untuk memperkuat keberlanjutan transportasi dan mengurangi emisi karbon di Indonesia, Asian Development Bank (ADB) mengumumkan pemberian pinjaman senilai 10 juta dolar AS kepada PT TBS Energi Utama Tbk (TBS). Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan distribusi sepeda motor listrik di Indonesia, yang diharapkan dapat menggantikan sepeda motor konvensional yang lebih berpolusi.
"ADB bertujuan meningkatkan keandalan sepeda motor listrik dan menambah opsi transportasi berkelanjutan bagi penduduk Indonesia," ujar Suzanne Gaboury, Direktur Jenderal ADB Bidang Operasi Sektor Swasta dalam pernyataan resminya. Pembiayaan ini mencakup pinjaman langsung sebesar 5 juta dolar AS dari ADB, sementara sisa 5 juta dolar berasal dari Kemitraan Pembiayaan Iklim Australia (Australian Climate Finance Partnership/ACFP) yang juga dikelola oleh ADB.
Proyek ini berfokus pada investasi ke PT Energi Kreasi Bersama atau dikenal dengan Electrum, anak perusahaan TBS yang mengelola sepeda motor listrik dan infrastruktur pendukungnya. Dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan sepeda motor listrik serta pembangunan jaringan stasiun penggantian baterai (Battery Swapping Stations/BSS) di Indonesia.
"Dengan proyek ini, kami berharap dapat menunjukkan kelayakan komersial sepeda motor listrik dan mendorong lebih banyak investasi untuk mempromosikan adopsi kendaraan ini di masyarakat," tambah Gaboury.
Langkah ADB ini datang di tengah meningkatnya perhatian pada keberlanjutan dan perubahan iklim, serta sejalan dengan revisi prakiraan pertumbuhan ekonomi Asia dan Pasifik pada 2024 yang naik menjadi 5 persen, menunjukkan potensi besar pasar Asia untuk adopsi teknologi hijau.
Komitmen TBS Memperkuat Inisiatif Hijau
Sementara itu, Pandu Sjahrir, Co-Chief Executive Officer TBS, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi melalui bisnis sepeda motor listrik Electrum. Pandu menyatakan, "Electrum lebih dari sekadar bisnis, ini adalah komitmen kami untuk membangun masa depan yang lebih bersih dan lebih tangguh bagi Indonesia."
Pandu melanjutkan bahwa Electrum berupaya memudahkan akses masyarakat terhadap sepeda motor listrik yang berkualitas sembari memastikan dukungan fasilitas pendukung seperti stasiun pengisian baterai mudah diakses.
"Melalui Electrum, kami ingin mengatasi sejumlah penghambat utama yang menghalangi adopsi kendaraan listrik," ujar Pandu, menekankan pentingnya meningkatkan fasilitas dan infrastruktur untuk menunjang penggunaan sepeda motor listrik secara luas.
Pasar Otomotif dan Tantangan Lingkungan di Indonesia
Indonesia dikenal sebagai pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara dengan puluhan juta kendaraan roda dua memenuhi jalan. Namun, sebagian besar kendaraan ini masih menggunakan bahan bakar fosil, menjadikan sektor transportasi sebagai salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca di negara ini.
Pada tahun 2022, tercatat sekitar 148 juta kendaraan roda dua beroperasi di Indonesia, namun hanya sekitar 26.000 di antaranya yang merupakan kendaraan listrik. Angka ini menunjukkan masih rendahnya penetrasi sepeda motor listrik di tanah air meskipun ada potensi pasar yang besar.
Dengan sinergi antara investasi ADB dan upaya Electrum, diharapkan dapat mempercepat transisi menuju transportasi yang lebih bersih di Indonesia. Adopsi kendaraan listrik merupakan langkah strategis dalam mengurangi jejak karbon dan mencapai target iklim nasional serta global.
Masa Depan Transportasi yang Berkelanjutan
Keterlibatan ADB dalam proyek ini mencerminkan komitmen organisasi internasional dalam mendukung transformasi hijau di negara-negara berkembang. Ini sejalan dengan dorongan global untuk mencapai target net-zero emission dan perlindungan lingkungan yang lebih baik.
Dukungan finansial dan teknis dari ADB dan mitra-mitranya diharapkan dapat mengatasi hambatan yang ada, seperti biaya awal yang tinggi untuk konsumen dan infrastruktur pendukung yang belum memadai. Dengan mengatasi tantangan ini, industri kendaraan listrik di Indonesia dapat berkembang pesat, berkontribusi pada masa depan transportasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Inisiatif ini sekaligus menjadi sinyal positif bagi investor dan pelaku industri lain di sektor energi bersih untuk berinvestasi dan berkolaborasi dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia. Dengan terus diperluasnya jaringan sepeda motor listrik dan infrastrukturnya, diharapkan dapat tercipta ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi serta keberlanjutan lingkungan.
Sebagai kesimpulan, langkah ADB dan TBS ini merupakan pijakan penting menuju transformasi transportasi hijau di Indonesia, sejalan dengan visi global untuk masa depan yang lebih berkelanjutan. Adopsi teknologi kendaraan listrik bukan hanya perubahan teknis, tetapi juga langkah strategis untuk mendukung kehidupan masyarakat dan lingkungan yang lebih baik.