Ibu kota Serbia, Beograd, telah mengumumkan kebijakan revolusioner dengan menggratiskan seluruh transportasi umum mulai bulan depan. Kebijakan ini menempatkan Beograd sejajar dengan kota-kota lain di Eropa yang mengadopsi langkah-langkah serupa untuk mengatasi tantangan perkotaan seperti kemacetan lalu lintas dan polusi udara.
Menurut laporan yang dilansir oleh AFP, Wali Kota Beograd, Aleksandar Sapic, secara resmi mengumumkan bahwa masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk menggunakan layanan transportasi umum. "Ini berarti tidak seorang pun harus membayar tiket lagi," ujar Sapic.
Langkah Menuju Mobilitas Ramah Lingkungan
Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah kota untuk meningkatkan kualitas hidup warga dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan lebih sehat. Selain Beograd, beberapa kota di Eropa sudah lebih dulu menerapkan kebijakan ini, seperti Luksemburg, Tallinn di Estonia, dan Montpellier di Prancis.
Upaya ini bukan hanya sekedar menggratiskan biaya transportasi, tetapi juga mencakup pembaruan armada transportasi mereka. Sapic telah berjanji untuk memperbarui seluruh armada bus, trem, dan bus troli di kota ini pada tahun 2027. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan transportasi umum sehingga lebih banyak warga yang beralih menggunakan jasa angkutan umum daripada kendaraan pribadi.
Tantangan Kemacetan di Beograd
Beograd, dengan populasi mendekati 1,7 juta jiwa, telah lama berjuang melawan kemacetan yang kian memburuk. "Jumlah mobil di jalanan Beograd meningkat sebesar 250.000 selama dekade terakhir," tambah Sapic. Tanpa sistem angkutan bawah tanah yang memadai, masalah lalu lintas kota terus menjadi perhatian utama.
Sistem kereta metro sebenarnya telah direncanakan sejak lama dengan janji pelaksanaan pada tahun 2030. Namun, pembangunan infrastruktur ini masih terganjal oleh sejumlah hambatan sehingga belum dimulai.
Tantangan dan Kontroversi
Langkah menggratiskan transportasi umum bukan tanpa tantangan. Bulan lalu, keputusan Sapic untuk merobohkan jembatan peninggalan Perang Dunia II menuai kritik dan memicu protes di berbagai kalangan. Tidak sedikit yang menilai bahwa pembongkaran ini justru berpotensi memperburuk masalah lalu lintas yang sudah ada.
Namun, kebijakan baru ini merupakan bagian dari serangkaian langkah pemberian bantuan dan inisiatif yang telah disetujui oleh pemerintah kota Beograd dalam beberapa tahun terakhir. Selain menggratiskan transportasi, taman kanak-kanak di Beograd juga bebas biaya, dan siswa mendapatkan bantuan keuangan.
Manfaat Jangka Panjang
Dengan mengadopsi langkah ini, Beograd berusaha menyusul kota-kota lain di Eropa dalam hal reformasi transportasi untuk meningkatkan mobilitas warganya dan mengurangi beban lingkungan. Selain manfaat yang dirasakan langsung oleh warga, kebijakan ini juga diharapkan dapat menarik minat wisatawan dan investor untuk datang ke Beograd.
Untuk dapat mengatasi semua tantangan ini, pemerintah kota dituntut untuk terus berinovasi dan berdialog dengan warganya, memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar efektif dan berdampak positif. Beograd berusaha menunjukkan bahwa dengan langkah-langkah yang tepat, transformasi perkotaan dapat dilakukan menuju era yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Dengan semua ini, Beograd memasuki era baru dalam sistem transportasi kotanya, menegaskan komitmennya untuk menciptakan kota yang lebih layak huni dan mengundang lebih banyak warga untuk turut serta dalam usaha mengurangi emisi karbon dengan meninggalkan kendaraan pribadi mereka. Apakah langkah ini juga dapat menginspirasi kota lainnya di dunia untuk melakukan hal yang sama? Waktu yang akan menjawabnya.