BANDUNG - PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah menerapkan teknologi Face Recognition (FR) Boarding Gate sebagai langkah peningkatan pelayanan sejak September 2022. Sistem ini mulai digunakan di berbagai stasiun di seluruh Indonesia, termasuk di Stasiun Bandung, yang merupakan salah satu stasiun terbesar dan tersibuk. Face Recognition Boarding Gate memungkinkan identifikasi dan validasi identitas penumpang melalui integrasi data wajah dengan tiket yang dimilikinya. Dalam jangka panjang, diharapkan teknologi ini dapat meningkatkan pengalaman perjalanan penumpang secara keseluruhan.
Teknologi FR yang diterapkan di 100 stasiun kereta api di Pulau Jawa dan Regional Medan ini merupakan produksi PT INTENS, anak perusahaan dari PT INTI (Persero), yang memiliki pengalaman panjang dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu inovasi utama dari sistem ini adalah penggabungan antara perangkat e-KTP Reader Identik AE-01 dengan teknologi Face Recognition, yang menyediakan proses verifikasi yang cepat dan akurat.
Pjs. Vice President Corporate Office Support PT INTI (Persero), Feris Ardianto, menyatakan, "Ini adalah bentuk kontribusi INTI Group untuk mendukung penyelenggaraan Nataru. Kami yakin inovasi teknologi ini tidak hanya berdampak positif pada satu bidang industri saja, tapi dalam jangka panjang, perangkat sistem ini bisa diterapkan di pelayanan publik lainnya." Pernyataan ini mencerminkan komitmen INTI untuk terus berinovasi dan melayani kebutuhan berbagai sektor di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan teknologi keamanan dan identifikasi.
Sistem ini telah diterapkan di sejumlah daerah operasi (Daop) dan divisi regional (Divre) di seluruh Indonesia, seperti Daop 1 Jakarta, Daop 2 Bandung, hingga Divre 1 Medan. Implementasi teknologi di berbagai lokasi ini menunjukkan komitmen PT KAI dalam menyediakan solusi terkini bagi penumpangnya. Teknologi ini mempermudah penumpang dalam proses check-in dan verifikasi hanya dengan tapping e-KTP pada perangkat yang disediakan. Proses ini tidak hanya mengurangi waktu tunggu tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional di stasiun.
Dengan adanya teknologi ini, PT KAI berharap dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang selama melakukan perjalanan dengan kereta api. Keamanan menjadi perhatian utama, terutama dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks di dunia modern. Sistem ini juga memberikan jaminan agar tidak ada penumpang yang menggunakan identitas palsu, salah satu masalah yang sering terjadi di moda transportasi lainnya.
Inovasi ini juga sejalan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat selama pandemi COVID-19. Dengan otomatisasi yang dimungkinkan oleh teknologi FR, interaksi fisik antara penumpang dan petugas stasiun dapat diminimalkan, mengurangi risiko penularan dan memastikan agar stasiun tetap aman dan sehat. Langkah ini juga bagian dari adaptasi dan pembaruan yang diperlukan dalam era digital dan pasca-pandemi.
Penumpang kereta api menyambut baik penerapan teknologi ini. Banyak di antara mereka merasa lebih nyaman karena proses boarding yang lebih cepat. Selain itu, dengan teknologi FR, antrian panjang yang biasa terjadi bisa dikurangi, sehingga tidak perlu lagi terburu-buru dan menunggu lama untuk proses verifikasi. Bagi banyak penumpang, ini adalah peningkatan pelayanan yang signifikan dan menunjukkan komitmen PT KAI untuk memberikan pengalaman terbaik kepada para pengguna jasanya.
Di masa depan, PT KAI berencana untuk terus mengembangkan dan mengintegrasikan teknologi serupa di lini pelayanan lainnya. Ini bukan hanya tentang membantu alur masuk penumpang, tetapi juga menyediakan data analitik untuk meningkatkan kualitas layanan dan merencanakan operasional dengan lebih baik. Peningkatan ini diharapkan mampu mengubah wajah pelayanan publik di Indonesia, menciptakan ekosistem yang lebih modern dan berdaya saing tinggi di kancah global.
Dengan mengadopsi teknologi canggih yang mendukung kelancaran dan keamanan pelayanan publik, PT KAI memperkuat posisinya sebagai salah satu pelopor di industri transportasi Indonesia. Langkah ini tidak hanya mendorong transformasi digital perusahaan, tetapi juga memberi inspirasi bagi institusi lain untuk mengikuti jejak yang sama. Pada akhirnya, Indonesia dapat bergerak maju dengan pelayanan publik yang lebih baik dan lebih aman bagi semua masyarakat.