Pembangunan Bendungan Jlantah Dipercepat, Siap Diresmikan Januari 2025

Selasa, 24 Desember 2024 | 18:41:46 WIB
Pembangunan Bendungan Jlantah Dipercepat, Siap Diresmikan Januari 2025

PT Waskita Karya (Persero) Tbk, perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia, saat ini tengah mempercepat pengerjaan proyek Bendungan Jlantah yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Langkah percepatan ini dilakukan menyusul target pemerintah yang berencana meresmikan bendungan tersebut pada Januari 2025. Upaya ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan kapasitas tampungan air dan mendukung swasembada pangan di wilayah tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Operasi II Waskita Karya, Dhetik Ariyanto, proyek pembangunan Bendungan Jlantah telah mencapai kemajuan signifikan dengan penyelesaian sebesar 98,54 persen. "Kami berkomitmen untuk segera menyelesaikan proyek ini agar segera dapat digunakan demi mendukung kemandirian pangan di kawasan yang bersangkutan," ungkap Dhetik dalam pernyataan resminya pada Selasa, 24 Desember 2024.

Bendungan Jlantah diharapkan menjadi solusi penting untuk keperluan irigasi yang akan mendongkrak ketahanan pangan di daerah tersebut. Dengan adanya bendungan ini, lahan persawahan seluas 1.494 hektar di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo dapat menerima pasokan air yang lebih stabil, tidak lagi bergantung pada tadah hujan. Dalam hal ini, pemerintah memiliki target ambisius untuk memajukan swasembada pangan dari 2028 menjadi 2027, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

Dhetik menjelaskan bahwa dengan saluran irigasi baru ini, petani dapat melakukan panen hingga tiga kali dalam setahun, meningkatkan hasil panen dan ketahanan pangan. "Kemampuan untuk tidak lagi bergantung pada musim akan memberikan dampak positif yang besar bagi sektor pertanian lokal," tambahnya.

Lebih lanjut, Dhetik juga berharap adanya peningkatan Indeks Pertanaman (IP) yang signifikan. Dengan adanya Bendungan Jlantah, IP di lahan seluas 806 hektar diproyeksikan naik dari 172 persen menjadi 272 persen, sedangkan di lahan seluas 688 hektar, IP bisa mencapai 272 persen.

Dari segi teknis, bendungan yang dirancang dengan tinggi 70 meter ini memiliki panjang 404 meter dan kapasitas tampung 10,97 juta meter kubik. Air baku yang dihasilkan diproyeksikan mencapai 150 liter per detik, yang akan disalurkan ke Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, dan Kecamatan Jatipuro.

Selain mendukung sektor pertanian, bendungan ini juga berfungsi sebagai perangkat mitigasi bencana. Kemampuan untuk mereduksi banjir di sawah-sawah di Desa Bendosari, Kabupaten Sukoharjo seluas 87 hektar menjadi nilai tambah yang penting. Selain itu, Bendungan Jlantah juga berpotensi untuk mendukung ketahanan energi dengan kapasitas sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) sebesar 0,625 Megawatt.

Pada tingkat nasional, Waskita Karya telah membangun total 24 bendungan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Sebanyak 15 proyek di antaranya sudah selesai dan berfungsi, sementara sembilan proyek lainnya, seperti Bendungan Jragung, Rukoh, Mbay, dan Bener, masih dalam proses pengerjaan.

Pembangunan Bendungan Jlantah ini merupakan hasil dari Kerja Sama Operasional (KSO) antara Waskita Karya dan Adhi Karya, dengan nilai kontrak mencapai Rp 1,025 triliun. Sebagai perusahaan konstruksi yang selalu berkomitmen terhadap kualitas dan efisiensi, Waskita Karya optimistis mampu menyelesaikan proyek ini tepat waktu sesuai dengan harapan pemerintah.

Keberhasilan proyek ini diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan air dan energi setempat, namun juga menjadi tonggak penting dalam mewujudkan visi swasembada pangan pemerintah. Dengan demikian, percepatan pembangunan Bendungan Jlantah menjadi sangat penting dalam kontribusi positif terhadap pertanian dan ketahanan pangan nasional.

Terkini