JAKARTA - BUMN Holding Industri Pertambangan, MIND ID, menunjukkan komitmen kuat dalam memanfaatkan mineral strategis untuk mendukung ekosistem industri energi bersih di Indonesia. Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, menjelaskan bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia bisa menjadi katalisator penting dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon.
"Indonesia mempunyai kekayaan mineral yang luar biasa seperti tembaga, aluminium, nikel, mangan, kobalt, hingga timah. Semua ini adalah bahan baku penting bagi teknologi energi bersih. Dengan pengelolaan yang profesional, kita bisa memposisikan diri sebagai pemain utama dalam industri ini," ungkap Heri dalam sebuah pernyataan.
Dalam upaya mempromosikan energi terbarukan, Indonesia telah berhasil memproduksi perovskite solar cell, yang merupakan turunan dari mineral timah. Teknologi ini menawarkan keunggulan dalam menyerap spektrum cahaya dibandingkan dengan sel silikon konvensional, menjadikannya langkah penting menuju efisiensi energi yang lebih tinggi.
Selain itu, mineral seperti aluminium, nikel, dan baja memainkan peran penting dalam sektor pembangkit listrik. Mereka menjadi bahan dasar pembuatan rangka dan mesin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTB).
"Kita memiliki potensi besar di pasar kendaraan listrik (EV). Dengan basis pasar yang besar — lebih dari 110 juta kendaraan roda dua dan 30 juta roda empat — ini adalah peluang emas. Komoditas seperti aluminium, nikel, karbon, dan tembaga adalah mineral utama untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik kita," tambah Heri.
Potensi ini bukan hanya soal mengurangi jejak karbon tetapi juga tentang mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih agresif dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Upaya ini sejalan dengan komitmen MIND ID dan anggota holdingnya, seperti PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), PT Timah Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk, untuk mengurangi emisi karbon hingga 16% pada tahun 2030.
Langkah konkret dalam menurunkan jejak karbon sudah dimulai oleh beberapa anggota MIND ID. INALUM, misalnya, telah mengoperasikan tiga bendungan dan dua PLTA di Sumatera Utara. Ini termasuk Bendungan Siguragura dan Bendungan Tangga di Sungai Asahan, yang mendukung produksi aluminium dengan cara yang lebih ramah lingkungan.
PT Vale Indonesia juga berperan dalam hal ini dengan mengoperasikan tiga PLTA di Sorowako untuk mendukung fasilitas produksi nikel. Tak hanya itu, Vale memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar dengan menyediakan listrik bersih untuk kebutuhan rumah tangga mereka.
Di luar skala besar, MIND ID juga menginisiasi program sosial seperti pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Sumatra Barat dan Selatan guna mendukung sektor pertanian. Dampaknya cukup signifikan dengan meningkatkan produktivitas pertanian yang sebelumnya hanya mengandalkan tadah hujan.
"Selain menyediakan mineral untuk mendukung industri energi bersih, kami juga terus berkomitmen menjalankan transisi energi dalam operasional kami. Ini menjadi bagian dari upaya kami untuk mewujudkan ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan," tutup Heri.
Dengan langkah-langkah ini, MIND ID menunjukkan bagaimana sektor pertambangan dapat memainkan peranan vital dalam pengembangan energi bersih dan transisi menuju ekonomi berkelanjutan, sejalan dengan agenda global dalam menanggulangi perubahan iklim. Inisiatif ini tidak hanya menjanjikan manfaat lingkungan tetapi juga siap mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.