Keberadaan CV. Siku Meter, sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai produk seperti pagar stainless, serodotan anak, alat peraga kesehatan berbahan stainless, dan produk limbah plastik setengah jadi, telah menimbulkan polemik di tengah masyarakat Cibatu, Cisaat, Sukabumi. Beroperasi hampir tanpa henti, perusahaan ini menjadi sorotan warga sekitar yang merasa terancam kesejahteraan dan kenyamanannya.
Aktivitas Operasional Tanpa Libur
CV. Siku Meter, yang telah berdiri selama tujuh tahun, dikenal dengan intensitas operasionalnya yang tinggi. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 15 karyawan dengan jam kerja mulai dari pukul 08:00 hingga 16:30. Namun, ketika volume pesanan meningkat, lembur hingga tengah malam adalah hal yang biasa. Hal ini tentunya menyebabkan mesin-mesin tetap menyala dengan suara dan getaran yang seringkali mengganggu istirahat malam warga setempat.
Keberadaan perusahaan ini, yang bahkan beroperasi pada hari Minggu ketika ada pesanan mendesak, memancing kritik dari warga sekitar. Salah satu poin utama keluhan adalah kenyataan bahwa CV. Siku Meter tidak meminta izin ketika beroperasi melebihi jam malam, sehingga menggangu kenyamanan lingkungan perumahan.
Gangguan Kesehatan Warga
Dampak lain yang ditimbulkan dari operasional perusahaan ini adalah masalah kesehatan. Proses produksi seperti pengecatan serodotan anak yang menggunakan cat dengan campuran tiner, menimbulkan bau menyengat yang menyebar ke pemukiman warga. Bau ini diduga menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan yang dialami oleh beberapa warga, terutama anak-anak.
Ibu Ayu, salah satu warga yang tinggal berdekatan dengan lokasi perusahaan, menyampaikan keprihatinannya. Anak saya yang masih balita sering batuk dan pilek, dan saya khawatir ini disebabkan oleh udara yang tercemar dari pabrik, ujarnya.
Dampak terhadap Infrastruktur
Tidak hanya kesehatan, getaran yang terus menerus juga diduga merusak infrastruktur bangunan warga. Ibu Elih, seorang warga yang tinggal tepat di samping lokasi perusahaan, bercerita bagaimana dinding-dinding rumahnya mulai retak. Rumah saya sudah mulai menunjukkan kerusakan seperti retak-retak di dinding. Ini tentunya akibat getaran dari mesin-mesin pabrik yang beroperasi hampir setiap hari, keluhnya.
Dilema Warga Sekitar
Di satu sisi, CV. Siku Meter sebenarnya memberikan dampak positif dengan menciptakan lapangan kerja bagi penduduk setempat, terutama di bidang manufaktur. Namun, di lain pihak, operasi perusahaan yang dianggap mengabaikan kenyamanan dan kesehatan warga, menimbulkan dilema tersendiri.
Beberapa warga merasa sungkan untuk menyampaikan keluhan secara langsung kepada pihak perusahaan. Kami sebenarnya ingin mengemukakan permasalahan ini, tetapi terkadang merasa sungkan karena ini adalah tetangga kami juga, ungkap Ibu Elih lagi.
Perlunya Tindakan Lebih Lanjut
Keberadaan CV. Siku Meter di tengah persawahan warga bukan lagi sekadar isu kenyamanan, tapi sudah menjadi masalah kesehatan publik. Warga mendesak adanya solusi yang menguntungkan kedua belah pihak agar operasional perusahaan tidak menurunkan kualitas hidup masyarakat sekitar. Meminta perusahaan untuk melibatkan warga dalam diskusi izin operasional atau membatasi waktu kerja adalah beberapa solusi yang diusulkan.
Berdasarkan pemantauan dan wawancara dengan warga, masalah lingkungan seperti ini membutuhkan perhatian serius dari pihak terkait, termasuk pemerintah daerah. Keberlanjutan operasional sebuah perusahaan harus seimbang dengan kenyamanan dan kesehatan masyarakat sekitar.
Diharapkan, dengan mediasi dan komunikasi yang efektif antara perusahaan, warga, dan pemerintah, solusi terbaik dapat segera ditemukan. Dengan demikian, baik manfaat ekonomi dari adanya perusahaan ini tetap berlangsung tanpa mengorbankan kesehatan dan kenyamanan warga Cibatu.