KOTAMOBAGU— Kepolisian Resor (Polres) Kotamobagu tengah melakukan penyelidikan intensif terkait kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram yang meresahkan warga. Situasi ini telah berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari para penduduk, khususnya masyarakat golongan menengah ke bawah yang sangat tergantung pada gas elpiji sebagai bahan bakar utama untuk memasak.
Kelangkaan Gas Elpiji Menjadi Sorotan Utama
Beberapa pekan terakhir, masyarakat Kotamobagu menghadapi kesulitan besar dalam mendapatkan gas elpiji 3 kg, yang dikenal sebagai 'gas melon'. Fenomena tersebut telah menimbulkan gelombang protes dari berbagai kalangan masyarakat. Para warga harus rela mengantri panjang di pengecer dan seringkali pulang dengan tangan hampa karena stok habis.
Bapak Joko, salah satu warga Kotamobagu, mengungkapkan kekesalannya. "Kami sangat tergantung pada gas elpiji ini. Kalau stok selalu habis, bagaimana kami bisa memasak untuk keluarga? Harga tibo-tibo naik, padahal belum tentu ada barangnya," ujarnya dengan nada kesal.
Penyelidikan Polres Kotamobagu
Menanggapi keresahan ini, Polres Kotamobagu segera membentuk tim khusus untuk menyelidiki sebab dari kelangkaan tersebut. Kapolres Kotamobagu, AKBP Eko Prasetyo, menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengungkap penyebab utama serta memastikan distribusi gas elpiji berjalan dengan lancar dan transparan.
"Kami akan melakukan investigasi menyeluruh untuk mencari tahu apakah ada pihak-pihak tertentu yang menimbun gas elpiji untuk keuntungan pribadi, atau jika ada kendala lain dalam distribusi yang dapat segera kami atasi," ujar AKBP Eko Prasetyo dalam konferensi persnya, Senin, 30 Desember 2024
Kemungkinan Penyebab dan Dugaan Penimbunan
Dalam proses penyelidikan awal, pihak kepolisian tidak menutup kemungkinan adanya praktik penimbunan yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Selain itu, sembari investigasi berlangsung, Polres Kotamobagu juga bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) untuk memastikan distribusi gas dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sektor Distribusi PT Pertamina menjadi sorotan dalam penyelidikan ini. Sebagai pemasok utama gas elpiji di wilayah tersebut, Pertamina diharapkan dapat memberikan penjelasan serta solusi atas kelangkaan ini. Menurut penjelasan resminya, distribusi gas elpiji seharusnya masih dalam batas normal dan tidak mengalami pengurangan pasokan.
Peran Aktif dan Kerja Sama Masyarakat
Kapolres Eko juga mengajak masyarakat oleh mengimbau agar warga melaporkan segala bentuk aktivitas mencurigakan terkait distribusi gas elpiji. "Kami membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat. Jika ada informasi atau kegiatan yang mencurigakan, harap segera laporkan kepada kami. Kerja sama yang baik akan membantu mengatasi masalah ini lebih cepat," kata AKBP Eko.
Sementara itu, Pemerintah Kota Kotamobagu melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan turut memantau dan mengevaluasi jalur distribusi gas elpiji. Pemerintah setempat juga tengah mengupayakan penambahan kuota gas untuk mengurangi beban keterbatasan pasokan.
Dampak Sosial Ekonomi Kelangkaan
Dampak dari kelangkaan gas elpiji ini tidak hanya dirasakan oleh rumah tangga, tetapi juga pedagang kecil dan pelaku usaha kuliner yang operasionalnya kian terbatas. Banyak warung makan dan penjual makanan keliling terpaksa tutup lebih awal akibat tidak adanya pasokan gas. Hal ini menambah tekanan ekonomi di tengah masa pasca-pandemi yang masih menuntut pemulihan.
Yanti, seorang pedagang nasi uduk keliling, merasakan langsung penurunan pendapatannya. "Dengan gas elpiji yang sulit didapat dan harganya naik, saya kehilangan banyak pelanggan karena tidak bisa jualan pagi-pagi. Saya berharap pemerintah dan aparat bisa cepat menuntaskan masalah ini," keluhnya.
Upaya dan Solusi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, diharapkan semua pihak terkait, baik pemerintah, aparat penegak hukum, maupun distributor gas elpiji, dapat merumuskan strategi untuk mencegah masalah serupa terulang kembali. Langkah-langkah antisipatif seperti sistem distribusi yang lebih transparan, pemantauan ketat dari hulu ke hilir, serta peningkatan pengawasan terhadap agen dan subagen gas elpiji harus diterapkan.
Salah satu solusi yang diusulkan adalah penerapan sistem distribusi berbasis elektronik yang memungkinkan kontrol dan penanganan segera jika terjadi kelangkaan. Selain itu, sosialisasi kesadaran dan penggunaan sumber energi alternatif juga dapat menjadi jawaban jangka panjang agar masyarakat tidak sepenuhnya bergantung pada gas elpiji 3 kg.
Dengan penyelidikan yang tengah berlangsung dan komitmen kuat dari berbagai pihak, diharapkan permasalahan ini dapat segera teratasi, sehingga masyarakat dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari tanpa gangguan. Polres Kotamobagu berjanji akan mengawal kasus ini hingga tuntas dan menindak tegas pelaku yang terbukti melakukan pelanggaran hukum.