Kenaikan Harga BBM di SPBU Swasta dan Pertamina Mulai 1 Januari 2025

Kamis, 02 Januari 2025 | 11:00:33 WIB
Kenaikan Harga BBM di SPBU Swasta dan Pertamina Mulai 1 Januari 2025

Pada awal tahun 2025, konsumen bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia dihadapkan pada kenaikan harga yang signifikan di berbagai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta seperti Shell, BP, dan Vivo. Tidak hanya itu, PT Pertamina juga melakukan penyesuaian harga BBM, khususnya untuk jenis non-subsidi. Sebagian besar jenis BBM mengalami kenaikan harga, sementara BP Diesel menjadi satu-satunya bahan bakar yang harganya mengalami penurunan.

SPBU Shell Menaikkan Harga Hampir Semua Jenis BBM

Mulai 1 Januari 2025, SPBU Shell yang berlokasi di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur telah menerapkan harga baru untuk hampir semua jenis BBM mereka. Harga Shell Super kini menjadi Rp12.930 per liter dari sebelumnya Rp12.290 per liter. Shell V-power juga naik menjadi Rp13.650 per liter dari Rp13.340 per liter. Harga BBM jenis Shell V-power diesel meningkat dari Rp13.900 menjadi Rp14.150 per liter. Demikian pula, Shell Diesel Extra, yang hanya tersedia di Jawa Timur, naik ke harga Rp13.850 per liter dari Rp13.610 per liter. Shell V-power Nitro+ kini dihargai Rp13.850 per liter setelah sebelumnya dibanderol dengan harga Rp13.570 per liter.

BP: Penyesuaian Harga Termasuk Penurunan BP Diesel

SPBU BP juga mengikuti langkah serupa dengan menaikkan harga BBM mereka. BP Ultimate sekarang dihargai Rp13.530 per liter, meningkat dari Rp13.340 per liter. Harga BP 92 berada pada angka Rp12.810 per liter dari sebelumnya Rp12.290 per liter. Untuk BP Ultimate Diesel, harga baru yang diterapkan adalah Rp14.030 per liter dari harga sebelumnya Rp13.900 per liter. Namun, BP Diesel menjadi satu-satunya BBM yang mengalami penurunan harga, turun ke Rp13.370 per liter dari Rp13.610 per liter.

Vivo: Kenaikan Merata Pada Semua Jenis BBM

Di sisi lain, SPBU Vivo secara merata menaikkan harga semua jenis BBM mereka. Revvo 90 kini dihargai Rp12.680 per liter dari sebelumnya Rp12.044 per liter. Revvo 92 mengalami kenaikan menjadi Rp12.770 per liter dari Rp12.223 per liter. Sementara itu, harga Revvo 95 meningkat dari Rp13.242 menjadi Rp13.480 per liter. Primus Plus Diesel juga mengalami kenaikan, sekarang dihargai Rp13.990 per liter dari sebelumnya Rp13.804 per liter.

Pertamina Juga Ikut Sesuaikan Harga BBM Non-subsidi

Tidak ketinggalan, PT Pertamina Patra Niaga mengumumkan adanya penyesuaian harga BBM non-subsidi di awal tahun ini. "Harga BBM non-subsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus serta mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika," terang Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari.

Untuk wilayah DKI Jakarta, harga Pertamax kini menjadi Rp12.500 per liter, naik 3,31% dari Rp12.100 per liter di bulan Desember 2024. Pertamax Turbo mengalami kenaikan 1,11% menjadi Rp13.700 per liter dari sebelumnya Rp13.550 per liter. Pertamax Green 95 disesuaikan menjadi Rp13.400 per liter, mengalami kenaikan 1,9% dari harga sebelumnya Rp13.150 per liter. Dexlite mengalami peningkatan menjadi Rp13.600 per liter dari Rp13.400 per liter, naik 1,5%. Pertamina Dex pun mengalami kenaikan harga sebesar 0,72% menjadi Rp13.900 per liter dari Rp13.800 per liter.

Dampak Kenaikan Harga BBM

Kenaikan harga BBM ini sudah tentu memberikan dampak signifikan terhadap masyarakat luas. Banyak konsumen yang akan merasakan beban tambahan akibat kenaikan ini, terutama yang menggunakan kendaraan bermotor untuk aktivitas sehari-harinya. Sektor transportasi diprediksi akan mengalami penyesuaian tarif, yang akhirnya juga bisa berimbas pada peningkatan biaya logistik serta harga barang dan jasa lainnya.

Waspadai Pengaruh Nilai Tukar dan Harga Minyak Dunia

Ketidakstabilan harga minyak dunia dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika disinyalir menjadi salah satu faktor utama penyesuaian harga BBM kali ini. "Kondisi pasar global dan nilai tukar harus terus dipantau karena dapat mengakibatkan perubahan harga selanjutnya," ujar seorang ahli ekonomi energi, yang menolak disebutkan namanya.

Pengamat industri migas juga menambahkan bahwa pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk meminimalisir dampak dari kondisi global kepada masyarakat, seperti dengan meningkatkan efisiensi di sektor hilir migas serta dorongan penggunaan energi terbarukan yang berkelanjutan.

Dengan adanya kenaikan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam penggunaan BBM dan mulai beralih ke sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan serta ekonomis. Penghematan energi menjadi kunci utama untuk menghadapi tantangan kenaikan harga BBM yang terus terjadi.

Terkini