Harga BBM Nonsubsidi Naik Mulai 1 Januari 2025, Pertamax Kini Rp 12.500 Per Liter

Kamis, 02 Januari 2025 | 11:08:03 WIB
Harga BBM Nonsubsidi Naik Mulai 1 Januari 2025, Pertamax Kini Rp 12.500 Per Liter

JAKARTA – Memasuki awal tahun 2025, masyarakat Indonesia harus bersiap menghadapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. PT Pertamina (Persero) telah mengambil langkah untuk menyesuaikan harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex, mulai 1 Januari 2025. Penyesuaian ini merupakan implementasi dari Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022.

Menurut Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, kebijakan menaikkan harga BBM nonsubsidi di Indonesia ini didorong oleh tren harga rata-rata publikasi minyak global, seperti Mean of Platts Singapore (MOPS) dan Argus, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. “Harga BBM nonsubsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren MOPS atau Argus, dengan mempertimbangkan nilai tukar rupiah yang saat ini berada di angka Rp 16.220,75 per dolar AS,” tutur Heppy, dalam pernyataannya pada Rabu, 1 Januari 2025.

Rincian Kenaikan Harga BBM Nonsubsidi

Kenaikan harga BBM ini mencakup berbagai jenis produk Pertamina. Berikut adalah rincian kenaikan harga BBM nonsubsidi di wilayah DKI Jakarta:

- Pertamax: Harga naik Rp 400 menjadi Rp 12.500 per liter.
- Dexlite: Harga meningkat Rp 200 menjadi Rp 13.600 per liter.
- Pertamax Turbo: Harga naik sebesar Rp 150 per liter.
- Pertamina Dex: Kenaikan harga sebesar Rp 100 per liter.

Heppy menegaskan bahwa meskipun terjadi penyesuaian harga, BBM nonsubsidi Pertamina tetap kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain. “Harga BBM Pertamina tetap bisa bersaing, meskipun mengalami kenaikan, kami tetap berupaya memberikan yang terbaik untuk masyarakat,” tambahnya.

Kenaikan harga ini tidak hanya dilakukan oleh Pertamina, tetapi juga oleh perusahaan penyedia BBM lain seperti Shell, BP AKR, dan Vivo. Berdasarkan pantauan, harga BBM di SPBU Shell mengalami kenaikan antara Rp 250 hingga Rp 640 per liter.

Kebijakan Rutin dan Penjelasan Lebih Lanjut

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa penyesuaian harga BBM nonsubsidi ini adalah bagian dari kebijakan rutin perusahaan setiap bulannya. "Setiap bulan ada penyesuaian harga berdasarkan aturan yang berlaku, termasuk formula yang ditentukan dalam Kepmen ESDM. Kami terus mengikuti kebijakan pemerintah dalam menentukan harga," jelas Fadjar.

Meskipun ada penyesuaian harga untuk BBM nonsubsidi, masyarakat bisa tetap tenang karena harga BBM bersubsidi tidak mengalami perubahan. Harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Biosolar tetap stabil. Saat ini, harga Pertalite berada di angka Rp 10.000 per liter, sementara harga Biosolar subsidi tetap pada Rp 6.800 per liter.

Pertamina berharap bahwa masyarakat bisa memahami penyesuaian harga ini yang ditekankan sebagai langkah strategis untuk memastikan kelangsungan penyediaan BBM di Indonesia. "Kami yakin masyarakat dapat memahami bahwa ini adalah langkah strategis guna memastikan kelangsungan penyediaan BBM di seluruh negeri," ucap Fadjar menambahkan.

Dengan kenaikan harga BBM nonsubsidi ini, Pertamina mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan BBM bersubsidi bila memang memenuhi syarat, dan memaksimalkan penggunaan BBM dengan bijak.

Dalam menghadapi perubahan harga BBM ini, lonjakan dapat memberikan dampak terhadap pengeluaran rumah tangga serta biaya operasional bagi pelaku usaha yang bergantung pada transportasi. Pemerintah serta perusahaan penyedia BBM lainnya harus terus memonitor dampak yang ditimbulkan dan memberikan solusi yang efektif untuk mengurangi beban yang mungkin dialami oleh masyarakat.

Untuk informasi tambahan terkait harga BBM di wilayah lainnya, Pertamina menyediakan update secara berkala melalui laman resmi dan aplikasi Pertamina. Langkah ini diharapkan bisa membantu masyarakat mendapatkan data terbaru terkait perubahan harga di SPBU sekitar.

Kenaikan harga BBM nonsubsidi awal tahun ini tentunya menjadi perhatian baik dari sisi pemerintah maupun masyarakat. Transparansi dan penyediaan informasi yang akurat sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap kebijakan strategis yang diambil untuk kelangsungan sektor energi dalam negeri.

Terkini