Peluang BUMN: Transformasi dan Tantangan Menuju 2025 yang Lebih Cerah

Kamis, 02 Januari 2025 | 12:28:43 WIB
Peluang BUMN: Transformasi dan Tantangan Menuju 2025 yang Lebih Cerah

Menjelang akhir tahun 2024, peta ekonomi global masih dibayangi oleh berbagai tantangan, mulai dari ketidakpastian ekonomi hingga kondisi geopolitik yang memanas. Hal ini mengundang pesimisme terhadap proyeksi ekonomi dunia pada tahun 2025. Di dalam negeri, berbagai indikator menunjukkan kondisi yang serupa. Depresiasi rupiah, melemahnya Purchasing Managers’ Index (PMI), serta penurunan daya beli kelas menengah menjadi sinyal tantangan yang harus dihadapi.

Kendati begitu, kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sepanjang 2023-2024 memperlihatkan beberapa kemajuan yang patut diapresiasi. Kementerian BUMN, melalui strategi dan rencana aksi, berhasil meningkatkan pendapatan konsolidasi BUMN pada tahun 2023 hingga mencapai Rp 2.933 triliun dengan laba sebesar Rp 327 triliun. Tak hanya itu, pada 2024, dividen yang disetor ke negara mencapai angka tertinggi yaitu Rp 85 triliun.

Strategi Transformasi BUMN

Transformasi yang dijalankan oleh Kementerian BUMN merupakan hasil dari strategi konsolidasi, termasuk pembentukan holding company dan merger antar BUMN. Sampai akhir tahun 2024, Indonesia telah memiliki 13 holding BUMN, langkah ini secara signifikan mengurangi jumlah BUMN yang ada. Proses merger juga telah dilakukan, seperti di Pelindo dan Angkasa Pura, dengan harapan bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

"Aksi konsolidasi yang dijalankan saat ini adalah untuk unlock potential value BUMN. Holdingisasi adalah satu dari sekian langkah strategis yang diterapkan untuk meningkatkan performa BUMN dalam jangka panjang," ujar Menteri BUMN dalam sebuah wawancara.

Selain itu, likuidasi juga dilakukan terhadap BUMN yang tidak produktif untuk fokus pada pengelolaan yang lebih strategis. Tantangan yang masih harus diatasi adalah perbaikan tata kelola yang menyeluruh. Beberapa BUMN masih mengalami kinerja buruk, terutama di sektor infrastruktur dan transportasi.

BUMN di Kancah Global

Di tengah berbagai pencapaian dan tantangan, terdapat pekerjaan rumah besar terkait dengan kemampuan BUMN menembus pasar global. Kontribusi dari beberapa BUMN besar seperti kelompok bank himbara (BRI, Mandiri, BNI), Pertamina, Telkom, PLN, dan Mind ID sangat dominan terhadap pendapatan dan laba konsolidasi, namun terlalu bergantung pada segelintir perusahaan ini tidak ideal.

Sebagai pembanding, beberapa perusahaan BUMN China telah masuk dalam daftar Fortune 500, mengindikasikan kekuatan mereka di pasar global. Fokus BUMN China pada sektor tertentu seperti alutsista, telekomunikasi, dan kimia bertepatan dengan strategi global yang mendorong pertumbuhan pesat.

Presiden Prabowo Subianto telah menyatakan keinginan untuk meningkatkan kinerja BUMN dalam melayani publik sekaligus beroperasi secara lebih efisien. Tantangan ini memerlukan strategi untuk merealisasikan target yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN, yang mendorong BUMN fokus pada layanan publik serta pembinaan sektor usaha mikro-kecil.

Langkah Selanjutnya: Menuju Superholding BUMN

Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut, Presiden Prabowo telah menginisiasi pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai cikal bakal superholding company BUMN. Fokus utamanya adalah pengelolaan aset strategis yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.

"BP Danantara diharapkan untuk bertindak sebagai agen pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan ekonomi, serta memaksimalkan nilai dari BUMN," jelas seorang pejabat di Kementerian BUMN.

Pengelolaan BP Danantara akan diarahkan agar dapat menyeimbangkan fungsi sovereign wealth fund (SWF) dan strategic investment fund (SIF). Agar ini dapat berjalan optimal, harus ada landasan hukum yang kuat, dukungan tenaga profesional, serta dukungan politik yang kuat.

Dengan strategi dan pelaksanaan yang tepat, BUMN Indonesia memiliki peluang untuk menjadi lebih ramping dan efisien dalam menciptakan nilai, sekaligus memperkuat perannya di pasar global. Transformasi ini, bila dilakukan secara efektif, bisa menjadi landasan bagi penguatan ekonomi nasional menuju 2025.

Terkini