Masa Depan Perbankan: Kecerdasan Buatan Mengubah Permainan Industri Menuju 2025

Senin, 03 Februari 2025 | 11:59:56 WIB
Masa Depan Perbankan: Kecerdasan Buatan Mengubah Permainan Industri Menuju 2025

Jakarta - Perkembangan teknologi terus menerus mendorong batas-batas kemampuan industri kita, termasuk industri perbankan yang kini berada di garis depan adopsi kecerdasan buatan (AI). Seiring berjalannya waktu, AI tidak hanya membantu dalam meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga mampu menghadirkan pengalaman pelanggan yang lebih personal dan mendalam dalam perbankan digital.

Transformasi ini bukanlah kejadian yang terjadi dalam semalam. Selama dua puluh lima tahun terakhir, digitalisasi telah sepenuhnya mengubah wajah perbankan menjadi lebih cepat dan efisien. Hari ini, pelanggan dapat mengirim uang dalam hitungan detik, selama 24 jam tanpa henti, hanya dengan menekan satu tombol. Akan tetapi, di balik kemudahan ini, kita sedang menghadapi tantangan 'depersonalisasi' di mana bank menjadi kurang terdiferensiasi dan kehilangan sentuhan personal yang pernah ada di tingkat cabang, Senin, 3 Februari 2025.

Menurut Michael Abbot dalam artikelnya di Forbes "Top 10 Trends For Banking In 2025 – The Future Is Back", teknologi akan memainkan peran penting dalam mengubah industri perbankan pada tahun 2025 dan seterusnya.

1. Teknologi Untuk Semua

Dengan digitalisasi yang terus meningkat, Bank Dunia memperkirakan adanya peningkatan dramatis persentase orang dewasa yang memiliki rekening bank dari 51% menjadi 76% hanya dalam rentang waktu satu dekade, berkat teknologi digital dan layanan berbasis cloud yang memangkas biaya layanan secara drastis.

2. Regulasi dan Risiko Baru

Upaya regulator untuk mengurangi risiko sistemik justru menciptakan risiko baru dengan mendorong aktivitas risiko ke luar ekosistem perbankan, merelakan pangsa pasar non-bank semakin berkembang. Bank perlu menimbang dan mempertimbangkan risiko yang ingin dipertahankan dan bagaimana strategi tersebut cocok dalam model bisnis mereka.

3. Skala Menjadi Kunci

Di era perbankan global, bank yang dapat mengeksploitasi kekuatan brand konsumen secara internasional diperkirakan akan mendapat keuntungan maksimal. Mereka yang bisa menawarkan layanan secara global dalam perbankan komersial kelas atas akan berada di posisi kuat.

4. Kembali ke Pengalaman Pelanggan yang Pribadi

Empat dekade lalu, masalah perbankan bisa dipecahkan dengan mengunjungi cabang lokal. Dengan AI, masa depan akan membangun pengalaman pelanggan yang terasa lebih seperti interaksi dengan sahabat: personal dan relevan.

5. Pola Pikir Produk Terhubung

Pergeseran paradigma diperlukan dari berfokus pada produk menuju fokus kepada kebutuhan nasabah individu menyeret bank ke arah perubahan besar, dimana agen AI dapat memindai ribuan produk dan menawarkan solusi yang sesuai.

6. Perubahan Cara Kerja

Studi menunjukkan 67% dari jam kerja di perbankan dapat diubah oleh AI generatif. Ini memberi kesempatan bagi bank untuk meredefinisikan pekerjaan dengan tugas-tugas baru yang memerlukan eksekusi lebih kreatif.

7. Fokus pada Nilai, Bukan Pemborosan

Penggunaan AI untuk membuat proses lebih efektif dan efisien adalah kunci bagi bank untuk meningkatkan keuntungan, bukan sekadar mengurangi pemborosan.

8. Arsitektur Open Source

Teknologi open source, khususnya Linux, diperkirakan akan menjadi fondasi bagi platform perbankan masa depan. Kerjasama seperti Fintech Open Source Foundation (FINOS) adalah langkah strategis menuju sistem yang lebih standar dan efisien.

9. Pengodean Ulang dengan AI

Gen AI menggantikan metode pengodean tradisional dengan pendekatan yang lebih maju, membawa revolusi pada pengembangan perangkat lunak dengan kemampuan menulis dalam berbagai bahasa.

10. Kesulitan Inovasi Penyedia Platform

Masalah terbesar bagi penyedia perangkat lunak perbankan saat ini adalah menemukan cara untuk memanfaatkan AI gen untuk memanfaatkan data historis dan data tidak terstruktur yang masif.

Implementasi AI di Perbankan Indonesia

Indonesia juga tidak ketinggalan dalam tren ini. Salah satu bank yang telah mengadopsi teknologi AI adalah CIMB Niaga dengan layanan OCTO Clicks. Ini adalah sistem perbankan internet yang memungkinkan pelanggan mengelola keuangannya secara efisien, mulai dari transaksi hingga investasi, kapan saja dan di mana saja.

Sementara Bank Sinarmas telah memperkenalkan otomatisasi dalam operasi dan layanan mereka, termasuk aplikasi mobile banking SimobiPlus yang menawarkan berbagai fitur seperti pembukaan rekening online hingga manajemen aset. "Inovasi dalam aplikasi SimobiPlus adalah bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kualitas layanan dan menjaga kepercayaan nasabah," ujar Frenky Tirtowijoyo, Direktur Utama Bank Sinarmas.

Dengan terus berkembangnya teknologi AI, bank menghadapi tantangan sekaligus peluang besar. Inovasi dalam produk dan layanan berbasis AI dapat menjadi game-changer dalam industri perbankan yang kian kompetitif, memungkinkan mereka untuk memberikan nilai lebih kepada nasabah yang semakin menuntut pengalaman layanan yang lebih baik dan efisien.

Terkini