Menandai Hari Bhakti Imigrasi ke-75, Kantor Imigrasi Kelas II TPI Siak mengumumkan peluncuran program transportasi gratis yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak kurang mampu di daerah tersebut. Program sosial ini diresmikan dengan semangat memberikan kemudahan akses pendidikan bagi siswa yang terkendala sarana transportasi. Langkah proaktif dari pihak imigrasi ini menuai berbagai respons positif, terutama dari Pemerintah Kabupaten Siak yang memandang inisiatif ini sebagai iterasi nyata dari kolaborasi antarlembaga demi kesejahteraan masyarakat setempat.
"Atas nama Pemerintah Kabupaten Siak, kami sangat mengapresiasi langkah positif dari Kantor Imigrasi Siak yang telah menghadirkan layanan transportasi gratis untuk anak-anak yang membutuhkan," ungkap Wakil Bupati Siak, Husni Merza.
Program ini dilihat sebagai sebuah terobosan baru dalam dunia imigrasi, berupaya menyentuh aspek sosial yang kerap terabaikan. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Riau, Agung Prianto, menegaskan hal tersebut dalam pidatonya. "Ini merupakan inovasi pertama yang dilakukan di lingkungan imigrasi. Kita berharap program ini terus berlanjut demi mendukung anak-anak dalam mengakses pendidikan dengan lebih mudah," paparnya.
Layanan mobil antar jemput sekolah ini saat ini masih dalam tahap uji coba. Penanggung jawab inisiatif, Kepala Kantor Imigrasi Siak, Doly Samuel Mulatua Tambunan, menyampaikan bahwa untuk saat ini program ini baru melayani sembilan siswa dari SD Negeri 2 Mempura. Mereka adalah siswa-siswa yang telah terdata sebagai anak kurang mampu di daerah tersebut. "Kami menggunakan satu unit kendaraan, yaitu Kijang Innova, untuk program ini," jelas Doly.
Seluruh biaya operasional program, termasuk bahan bakar kendaraan, dibiayai sepenuhnya oleh Kantor Imigrasi melalui anggaran yang dialokasikan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi. "Kami ingin program ini benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, sejalan dengan semangat bakti kami dalam menciptakan Indonesia yang lebih maju," tambah Doly, menunjukkan komitmen serius dalam menjalankan program ini.
Kepedulian terhadap pendidikan anak-anak disabilitas ekonomi menjadi pendorong utama pelaksanaan program ini. "Semoga program ini bisa diperluas di masa mendatang, sehingga lebih banyak anak yang terbantu," harap Doly. Memastikan anak-anak dapat mengakses pendidikan tanpa ketidakpastian transportasi adalah upaya nyata yang dapat meningkatkan level pendidikan bagi generasi mendatang.
Program ini tidak hanya menghadirkan solusi transportasi bagi siswa, namun juga membuktikan betapa pentingnya sinergi antara layanan imigrasi dengan kebutuhan fundamental komunitas lokal. Keberhasilannya akan diukur dari dampaknya dalam jangka panjang, yang diharapkan dapat menjadi model bagi kantor imigrasi lainnya di Indonesia untuk mengembangkan inisiatif serupa.
Peluncuran ini merupakan langkah kecil namun penting bagi misi besar meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pendidikan. Dengan berjalannya waktu, keberlanjutan dan pertumbuhan program ini menjadi sesuatu yang sangat diantisipasi oleh semua pihak terkait.
Peluncuran program transportasi gratis ini menjadi bukti nyata bahwa kantor imigrasi tidak hanya bertugas pada fungsi administratif, tetapi juga mampu berkontribusi langsung dalam kesejahteraan sosial. Dengan langkah awal ini, diharapkan akan muncul kesadaran lebih luas di kalangan institusi pemerintah untuk berbagi peran dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi semua lapisan masyarakat.