PLTS Lampaui Batu Bara di Uni Eropa: Era Baru Energi Terbarukan

Jumat, 24 Januari 2025 | 08:34:01 WIB
PLTS Lampaui Batu Bara di Uni Eropa: Era Baru Energi Terbarukan

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mencatatkan tonggak sejarah penting bagi Uni Eropa. Untuk pertama kalinya, pada tahun 2024 penggunaan PLTS dilaporkan melampaui pembangkit listrik berbahan bakar batu bara sebagai sumber utama energi listrik di kawasan tersebut. Perkembangan ini menandai tahapan baru dalam transisi energi yang kian menekankan pentingnya keberlanjutan dan rendah karbon. Laporan dari lembaga pemikir iklim Ember menyoroti bahwa hampir setengah dari sektor listrik Uni Eropa kini adalah energi terbarukan, mencerminkan peningkatan pesat dalam bauran energi.

Sebelumnya, bahan bakar fosil sebagai sumber energi primer menunjukkan tren penurunan selama lima tahun berturut-turut. "Tanpa peningkatan signifikan dalam kapasitas tenaga angin dan surya sejak 2019, Uni Eropa harus mengandalkan impor besar gas fosil dan batu bara yang tentunya menekan biaya ekonomi secara masif," jelas laporan dari Ember tersebut.

Kemajuan Energi Terbarukan Secara Global

Tren ini tidak terisolasi hanya di satu atau dua negara, melainkan menjadi tren global di seluruh Eropa. Negara-negara anggota Uni Eropa secara kolektif mengurangi ketergantungan pada batu bara, salah satu sumber energi paling berpolusi, dengan beberapa negara bahkan hampir sepenuhnya menghentikan penggunaannya atau setidaknya meminimalkannya hingga kurang dari lima persen dalam bauran energi mereka.

Chris Rosslowe, penulis utama dari laporan Ember, menambahkan, "Bahan bakar fosil mulai kehilangan dominasi dalam sektor energi di Eropa. Awalnya, saat Kesepakatan Hijau Eropa diperkenalkan, hanya sedikit yang memperkirakan transisi energi akan berlangsung secepat ini. Kini, tenaga angin dan tenaga surya telah menempatkan batu bara ke pinggiran dan gas ke dalam kemunduran."

Meskipun demikian, Rosslowe mengakui bahwa masih ada tantangan yang perlu diatasi, terutama terkait peningkatan kapasitas penyimpanan dan pengelolaan sumber energi yang bersifat terputus-putus seperti tenaga surya dan angin. "Perlu dibangun sistem kelistrikan yang dapat memanfaatkan energi terbarukan secara lebih efektif," ungkapnya.

Peluang dan Tantangan dalam Penyimpanan Energi

Menurut laporan tersebut, kapasitas baterai terpasang di Uni Eropa telah mengalami pertumbuhan signifikan, berlipat ganda dari 8 GW pada 2022, menjadi 16 GW pada 2023. Namun, 70 persen dari kapasitas ini terkonsentrasi di dua negara, yakni Jerman dan Italia. Kondisi ini menyoroti ketidakseimbangan dalam distribusi infrastruktur penyimpanan energi yang dapat menghambat perkembangan lebih lanjut.

Pengembangan lebih lanjut dari teknologi baterai dan sistem penyimpanan diperlukan agar energi yang diproduksi dapat digunakan secara efisien dan optimal. "Solusi yang umum tersedia adalah penempatan baterai bersama dengan pembangkit listrik tenaga surya," kata laporan itu. "Hal ini memberi produsen tenaga surya kontrol lebih besar atas harga dan membantu menghindari penjualan dengan harga rendah."

Lembaga pemikir tersebut juga menyarankan bahwa konsumen dapat berkontribusi pada efisiensi ini dengan mengalihkan penggunaan energi mereka ke periode pasokan berlimpah melalui elektrifikasi pintar. Selain itu, operator baterai dapat memanfaatkan fluktuasi harga energi dengan membeli saat harga sedang rendah dan menjualnya kembali ketika permintaan meningkat.

Arahan menuju Masa Depan yang Lebih Bersih

Dalam langkah besar menuju transisi energi bersih, laporan ini menegaskan bahwa integrasi dan ekspansi kapasitas energi terbarukan harus menjadi prioritas kebijakan energi Uni Eropa ke depan. Terutama dengan proyeksi peningkatan yang lebih luas bagi tenaga surya dan angin, serta pengurangan lebih lanjut dari penggunaan bahan bakar fosil.

Perubahan ini juga memiliki implikasi ekonomi penting, karena mampu mengurangi impor energi dari luar yang sangat bergantung pada volatilitas pasar internasional serta dampak geopolitik. Hal ini, pada gilirannya, dapat meningkatkan independensi energi kawasan dan stabilitas ekonomi.

"Transformasi ini bukan hanya tentang lingkungan, tetapi juga bagaimana kita membangun ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan," Rosslowe menambahkan, menyoroti prospek positif dari pencapaian ini.

Dengan pangsa energi terbarukan yang sudah mencapai hampir setengah dari seluruh produksi listrik di Uni Eropa, langkah maju dalam memerangi perubahan iklim dan mempromosikan keberlanjutan menjadi lebih nyata. Tren positif ini dapat diharapkan akan terus berlanjut, memberikan inspirasi bagi kawasan lain di dunia untuk mengikuti jejak serupa dalam mengembangkan kapasitas energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Terkini