Energi Berkelanjutan Tumbuh dari Gajah Mungkur

Senin, 01 September 2025 | 07:06:30 WIB
Energi Berkelanjutan Tumbuh dari Gajah Mungkur

JAKARTA - Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, Jawa Tengah, selama ini dikenal sebagai sumber daya penting untuk energi listrik dan irigasi. Namun, fungsi waduk kini berkembang lebih luas berkat inisiatif PLN Indonesia Power (PLN IP). Melalui Unit Bisnis Pembangkitan Mrica Sub Unit PLTA Wonogiri, perusahaan meluncurkan Program Gajah Mungkur yang mengintegrasikan pengelolaan sampah, konservasi ekosistem, sekaligus pemberdayaan masyarakat.

Program ini tidak hanya ditujukan untuk mendukung keberlanjutan energi, tetapi juga menjadi jawaban atas berbagai persoalan lingkungan dan sosial yang dihadapi masyarakat sekitar waduk. Mulai dari sedimentasi yang cukup besar, permasalahan sampah, hingga tingginya prevalensi stunting anak, semuanya dihadapi dengan pendekatan ekonomi sirkular yang menyeluruh.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta, menegaskan bahwa inisiatif ini mencerminkan arah transformasi energi perusahaan yang tidak hanya fokus pada listrik, tetapi juga kehidupan masyarakat.

“Kami tidak hanya membangkitkan listrik, kami membangkitkan kehidupan. Gajah Mungkur adalah wujud nyata dari strategi keberlanjutan PLN Indonesia Power yang mengedepankan inovasi sosial sebagai bagian dari transformasi energi,” ungkapnya.

Tantangan Lingkungan dan Sosial di Sekitar Waduk

Sebagai salah satu bendungan terbesar di Jawa Tengah bagian selatan, Waduk Gajah Mungkur memiliki fungsi strategis sebagai sumber energi PLTA sekaligus irigasi bagi ribuan hektare lahan pertanian. Akan tetapi, manfaat besar itu dibayangi sejumlah tantangan.

Data menunjukkan, setiap tahun terjadi sedimentasi sekitar 3,2 juta meter kubik di kawasan waduk. Selain itu, limpasan sampah rumah tangga mencapai 70 ton per tahun, yang dapat mengganggu kualitas ekosistem perairan. Tak hanya masalah lingkungan, wilayah sekitar waduk juga dihadapkan pada masalah sosial, yakni angka stunting pada balita yang masih mencapai 11 persen.

Berbagai masalah itulah yang melatarbelakangi lahirnya Program Gajah Mungkur. Melalui pendekatan berlapis, program ini dirancang untuk memberikan solusi menyeluruh yang menyentuh aspek lingkungan, kesehatan, hingga ekonomi masyarakat.

Empat Pilar Program Gajah Mungkur

Program yang diinisiasi PLN IP tersebut berjalan dengan landasan empat pilar utama yang saling terintegrasi:

Pengelolaan sampah berbasis maggot dan digitalisasi bank sampah
Upaya ini mengubah sampah organik menjadi sumber pakan melalui budidaya maggot, sementara sampah anorganik dikelola dengan sistem bank sampah yang terhubung secara digital.

Penguatan gizi anak melalui PMT dan TPA Tamasya

Produk pangan sehat dari masyarakat digunakan untuk mendukung Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan layanan edukasi di Taman Pendidikan Anak (TPA).

Integrasi kelompok pemancing dengan UMKM pengolah ikan lokal

Nelayan dan pelaku usaha kecil difasilitasi agar bisa meningkatkan produksi, sekaligus memperluas pasar hasil olahan ikan.

Konservasi waduk melalui penanaman pohon dan restocking ikan
Program ini mendukung keberlanjutan ekosistem waduk sekaligus menjaga keseimbangan fungsi perairan.

Manfaat Nyata untuk Warga

Program Gajah Mungkur sudah mulai memberikan hasil yang bisa dirasakan langsung masyarakat. Salah satunya melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari di Desa Pokoh Kidul, yang berhasil memproduksi ribuan gram telur maggot. Kegiatan ini tidak hanya menghasilkan pakan alami, tetapi juga memungkinkan mereka memanen sayuran organik bernilai ekonomi.

Selain itu, Bank Sampah Manjung Berkah, yang kini menaungi sepuluh bank sampah desa, aktif mengelola limbah anorganik. Keberadaan bank sampah ini menghadirkan manfaat ekonomi nyata bagi ratusan warga yang terlibat.

Di sisi lain, UMKM pengolah ikan lokal juga memperoleh dampak positif. Berkat pendampingan dari PLTA Wonogiri, kapasitas produksi meningkat dan jaringan pasar meluas. Hal ini memperkuat rantai pasok pangan sekaligus membuka peluang usaha baru yang lebih berkelanjutan.

Dukungan Kesehatan dan Pendidikan Anak

Tidak berhenti pada pengelolaan lingkungan dan ekonomi, program ini juga berkontribusi pada peningkatan kualitas gizi anak. Produk dari KWT Lestari, baik berupa hasil pertanian maupun peternakan, disalurkan untuk mendukung PMT di posyandu.

Selain itu, 29 anak di TPA Permata Hati mendapat intervensi gizi, pemeriksaan kesehatan rutin, serta fasilitas edukatif. Langkah ini bertujuan menekan angka stunting yang masih menjadi masalah serius di wilayah sekitar waduk.

Kolaborasi Pentahelix untuk Keberlanjutan

Program Gajah Mungkur digagas dengan melibatkan unsur pentahelix, yakni akademisi, pemerintah, masyarakat, media, dan korporasi. Sinergi ini memperkuat efektivitas program sekaligus memastikan keberlanjutannya.

PLN IP telah menyiapkan roadmap lima tahun yang mencakup edukasi masyarakat, penguatan kelembagaan, diversifikasi usaha, hingga replikasi program ke wilayah lain. Dengan demikian, Gajah Mungkur bukan sekadar proyek lokal, tetapi dapat menjadi model pembangunan berkelanjutan yang bisa ditiru di kawasan lain di Indonesia.

Energi, Lingkungan, dan Kehidupan yang Lebih Baik

Inisiatif yang dilakukan di Waduk Gajah Mungkur menunjukkan bagaimana pengelolaan energi bisa berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat dan konservasi lingkungan. Energi yang dihasilkan dari PLTA bukan hanya soal listrik, tetapi juga menjadi pemicu tumbuhnya inovasi sosial yang memberi manfaat luas.

Melalui kombinasi antara teknologi energi, solusi lingkungan, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat, PLN Indonesia Power berupaya mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan pembangunan dan keberlanjutan.

Waduk Gajah Mungkur pun kini bukan hanya menjadi simbol penyedia energi dan irigasi di Jawa Tengah, tetapi juga pusat inovasi sosial yang memperlihatkan bagaimana energi dapat benar-benar “membangkitkan kehidupan.”

Terkini