Sejarah Tari Andun, Properti, Fungsi, hingga Gerakannya

Bru
Kamis, 28 Agustus 2025 | 07:56:36 WIB
sejarah Tari Andun

Sejarah Tari Andun merupakan bagian penting dari warisan budaya masyarakat Bengkulu yang kaya akan nilai tradisi. 

Tarian ini termasuk dalam kategori tari rakyat dan memiliki peran khusus dalam pelaksanaan upacara adat Nundang Padi. 

Biasanya dipentaskan di area terbuka yang luas, Tari Andun menampilkan gerakan khas seperti gerak sembah, gerak puji, dan gerak saling tindih, yang mencerminkan penghormatan dan kebersamaan.

Makna yang terkandung dalam tarian ini berpusat pada semangat gotong royong dan solidaritas sosial, sebagai simbol kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. 

Dalam pertunjukannya, penari perempuan mengenakan busana beludru merah yang dipadukan dengan kain songket dan sunting jurai sebagai hiasan kepala. 

Sementara itu, penari laki-laki tampil dengan songket pendek, celana panjang, destar, dan jas, menciptakan tampilan yang serasi dan penuh makna.

Tari Andun bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana untuk menyampaikan nilai-nilai luhur masyarakat Bengkulu. Gerakannya yang anggun dan busana yang dikenakan oleh para penari menjadi bagian dari identitas budaya yang terus dijaga. 

Sejarah Tari Andun mencerminkan kekayaan tradisi lokal yang patut dilestarikan dan dikenalkan lebih luas.

Sejarah Tari Andun

Sejarah Tari Andun berakar dari tradisi masyarakat Bengkulu Selatan, di mana tarian ini menjadi bagian penting dalam kehidupan budaya setempat. 

Gerakan yang ditampilkan dalam tarian ini serta elemen pendukung lainnya sangat mencerminkan kekayaan budaya Bengkulu. Bagi siapa pun yang menyaksikannya, nilai-nilai tradisional yang diwariskan secara turun-temurun akan terasa begitu kuat.

Asal-usul tarian ini dikaitkan dengan kisah pernikahan di Kerajaan Dang Tuanku Limau. Tarian tersebut pertama kali dipentaskan sebagai ungkapan rasa syukur dari Datang Reuni atas keselamatan putrinya yang berhasil diselamatkan dari penculikan. 

Proses penyelamatan dipimpin oleh Cidur Mata yang menyamar sebagai kuda, dan dengan memberikan hadiah kepada pihak penculik dari Kerajaan Sangkalawi, misi tersebut berhasil dilaksanakan. 

Dari latar cerita ini, tarian Andun menjadi simbol budaya yang sarat makna dan tradisi lokal. Dalam perkembangannya, tarian ini biasa dibawakan oleh pasangan muda-mudi pada malam hari, diiringi alunan musik kolintang. 

Dahulu, tarian Andun juga berfungsi sebagai media untuk mencari pasangan hidup setelah musim panen berakhir. 

Oleh karena itu, penari yang tampil bisa terdiri dari laki-laki dan perempuan yang belum menikah, meskipun dalam beberapa kesempatan hanya perempuan lajang yang menarikan tarian ini.

Properti Tari Andun

Dalam pertunjukan tari Andun, para penari biasanya dilengkapi dengan berbagai perlengkapan pendukung. 

Kehadiran properti ini sangat penting agar tarian dapat ditampilkan secara menyeluruh dan mampu menyampaikan makna atau pesan yang terkandung di dalamnya. Berikut adalah perlengkapan yang digunakan dalam tari Andun:

1. Busana Penari 

Elemen utama dalam properti tari Andun adalah busana. Tidak ada aturan baku mengenai kostum yang harus dikenakan, sehingga penari dapat menyesuaikan pakaian dengan jenis acara yang diikuti. 

Namun, untuk acara adat, penari biasanya mengenakan pakaian tradisional khas Bengkulu.

a. Busana Penari Pria 

Penari pria dalam tari Andun umumnya mengenakan tujuh komponen kostum, yaitu:  

- Jas berlengan panjang berbahan beludru berwarna hitam  

- Celana panjang berbahan satin berwarna hitam  

- Sarung lipat dari kain songket berwarna emas yang dikenakan di pinggang hingga lutut  

- Deter, penutup kepala berbentuk runcing yang terbuat dari kain songket  

- Gelang emas yang dikenakan di tangan kanan  

- Hiasan pinggang berupa keris untuk menambah kesan elegan  

- Sepatu dan kaos kaki sebagai alas kaki, dengan bagian depan sepatu terbuka sehingga kaos kaki menutupi seluruh kaki

b. Busana Penari Wanita 

Penari wanita biasanya mengenakan delapan komponen kostum, yaitu:  

- Kebaya panjang khas Bengkulu berbahan beludru dengan sulaman emas berbentuk seperti uang logam, biasanya berwarna biru tua, merah, atau hitam  

- Kain songket berbahan sutra dengan motif benang emas sebagai bawahan  

- Giwang berbentuk bulat dan pipih yang dikenakan di telinga  

- Gelang sebagai pelengkap penampilan  

- Mahkota untuk mempercantik tampilan kepala  

- Sanggul dan aksesoris seperti tusuk konde  

- Kalung dari emas, perak, mutiara, atau logam mulia lainnya  

- Sepatu dan kaos kaki yang dihiasi dengan sulaman benang emas

2. Tenggok 

Tenggok merupakan wadah berbentuk bakul yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk menampung hasil panen. 

Penggunaan tenggok dalam tari Andun mencerminkan latar cerita tarian yang berkaitan dengan kehidupan para petani dan ungkapan rasa syukur atas panen yang melimpah.

3. Sangku 

Sangku adalah tempat air yang dibuat dari bahan logam seperti tembaga atau kuningan. 

Meskipun tidak digunakan selama tarian berlangsung, sangku tetap menjadi bagian dari properti tari Andun dan biasanya ditampilkan setelah pertunjukan selesai sebagai pelengkap ritual.

4. Kendi 

Kendi berfungsi sebagai wadah air minum dan merupakan benda tradisional yang umum ditemukan dalam budaya masyarakat Bengkulu. 

Dalam konteks tari Andun, kendi selalu hadir dan menjadi bagian yang melekat pada penampilan para penari, sehingga keberadaannya hampir selalu ditemukan dalam setiap pementasan.

5. Cawan 

Cawan juga digunakan sebagai tempat air minum, mirip dengan fungsi kendi dan sangku. Properti ini menjadi pelengkap yang digunakan oleh penari Andun untuk mendukung suasana dan nilai tradisional yang ingin disampaikan melalui tarian.

Seluruh properti tersebut tidak hanya berfungsi secara praktis, tetapi juga memperkuat nilai simbolik dan budaya yang terkandung dalam tari Andun sebagai bagian dari warisan tradisional Bengkulu.

Makna dan Fungsi Tari Andun

Pada awal kemunculannya, tari Andun berfungsi sebagai hiburan dalam berbagai acara masyarakat. Seiring waktu, peran tarian ini berkembang menjadi bentuk pertunjukan yang lebih formal dan terstruktur. 

Selain sebagai hiburan, tari Andun juga kerap dipentaskan sebagai ungkapan rasa syukur atas kebahagiaan dan berkah yang diterima oleh masyarakat. 

Tarian ini mencerminkan semangat sosial dan kebersamaan, menonjolkan nilai kerja sama yang dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat.

Tari Andun memiliki beberapa fungsi utama yang memperkaya makna dan perannya dalam budaya lokal:

1. Ungkapan Syukur 

Fungsi utama dari tari Andun adalah sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. 

Sejak awal kemunculannya, tarian ini telah menjadi bagian penting dalam perayaan panen raya, menjadikannya elemen tak terpisahkan dari tradisi masyarakat Bengkulu.

2. Sarana Mencari Pasangan 

Selain sebagai ungkapan syukur, tari Andun juga berfungsi sebagai media untuk mencari jodoh. Dalam setiap pagelaran, banyak pemuda dan pemudi lajang yang turut hadir, menjadikan tarian ini sebagai kesempatan untuk saling mengenal. 

Meski tidak menjadi fungsi utama, peran ini tetap melekat dalam tradisi pertunjukan tari Andun.

3. Hiburan Masyarakat 

Sebagaimana tarian tradisional lainnya, tari Andun juga berfungsi sebagai hiburan. Peran ini muncul seiring perubahan zaman, di mana tarian tidak hanya dipentaskan saat panen raya, tetapi juga dalam berbagai acara masyarakat dan wisata budaya. 

Hal ini memungkinkan masyarakat luas, termasuk wisatawan, untuk menikmati keindahan tari Andun kapan saja.

Meski merupakan tarian tradisional, tari Andun tetap lestari hingga kini dan dinikmati oleh berbagai kalangan usia.

Keunikan gerak dan makna yang terkandung di dalamnya menjadikan tari Andun sebagai warisan budaya yang terus hidup dan relevan di tengah masyarakat modern.

Keunikan Tari Andun

Tari Andun memiliki sejumlah keunikan yang membedakannya dari tarian tradisional Indonesia lainnya, menjadikannya warisan budaya yang khas dan menarik.

1. Terdiri dari Dua Jenis Tarian 

Salah satu keistimewaan tari Andun terletak pada strukturnya yang memiliki dua versi berbeda, yaitu Andun Lelawan dan Andun. 

Perbedaan antara keduanya cukup mencolok, baik dari segi gerakan, formasi, maupun konteks acara di mana masing-masing versi ditampilkan. Jumlah penari dan siapa saja yang boleh menari juga telah diatur secara khusus sesuai dengan ketentuan adat. 

Meski berasal dari satu tradisi, kedua versi ini memiliki karakteristik tersendiri yang membuatnya unik.

2. Durasi Pementasan yang Panjang 

Berbeda dari kebanyakan tari tradisional yang biasanya berlangsung dalam hitungan jam, tari Andun dipentaskan selama tujuh hari tujuh malam. 

Selama satu minggu penuh, pertunjukan ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan adat dan persiapan yang menyertainya. 

Durasi yang panjang ini menunjukkan betapa pentingnya tari Andun dalam kehidupan budaya masyarakat Bengkulu, sekaligus menegaskan peran sentralnya dalam berbagai perayaan adat.

Keunikan dalam versi tarian dan lamanya pementasan menjadikan tari Andun sebagai salah satu bentuk ekspresi budaya yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kaya akan nilai tradisi dan makna sosial.

Pola Lantai dan Gerakan Tari Andun

Dalam pertunjukan tari Andun, terdapat dua pola lantai utama yang digunakan untuk membentuk formasi gerak para penari. Pola-pola ini tidak hanya berfungsi sebagai struktur visual, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam.

1. Pola Garis Lengkung 

Pola ini dilakukan dengan membentuk lingkaran dan melakukan putaran sebanyak tujuh kali. 

Gerakan melingkar tersebut melambangkan harapan dan doa bagi pasangan pengantin agar senantiasa bersama dalam menjalani kehidupan serta saling mengajak satu sama lain untuk berbuat kebaikan. 

Pola ini mencerminkan nilai kebersamaan dan keharmonisan dalam hubungan.

2. Pola Garis Lurus 

Pola lantai ini digunakan dalam formasi yang disebut melawan, di mana penari dapat saling membelakangi atau berhadapan dengan pasangannya. 

Gerakan ini terinspirasi dari ajaran dalam Islam yang menekankan pentingnya menjaga pandangan terhadap lawan jenis yang bukan mahram. 

Dengan demikian, pola garis lurus dalam tari Andun tidak hanya menjadi bagian dari estetika gerak, tetapi juga menyampaikan pesan moral dan etika yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

Dalam tari Andun, terdapat tiga jenis gerakan utama yang membentuk keseluruhan koreografi. Setiap gerakan memiliki makna simbolis yang mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat Bengkulu.

1. Mbukak 

Gerakan ini dilakukan saat penari melangkah maju. Kedua tangan dibuka ke arah samping, diiringi pandangan lurus ke depan dan posisi tubuh yang tegak. 

Penari perempuan mengangkat tangan sejajar dengan bahu, sedangkan penari laki-laki menyelaraskan tangan dengan tinggi daun telinga. 

Gerakan ini melambangkan keterbukaan dan semangat saling membantu sebagai bentuk mempererat hubungan antarsesama.

2. Naup 

Gerakan ini dilakukan ketika penari bergerak mundur. Kedua tangan digenggam dengan arah jari menghadap ke dalam tubuh. Posisi tubuh tetap tegak dan pandangan diarahkan ke depan. 

Penempatan tangan sama seperti gerakan mbukak: laki-laki sejajar dengan daun telinga, perempuan sejajar dengan bahu. Gerakan naup mengandung makna saling merangkul dan menggambarkan pentingnya hidup dalam semangat saling menolong.

3. Nyentang 

Gerakan ini bisa dilakukan dalam arah maju maupun mundur. Kedua tangan direntangkan ke kanan dan kiri. 

Penari perempuan merentangkan tangan lurus sejajar bahu, sementara penari laki-laki merentangkan tangan secara serong ke arah belakang kanan dan kiri. 

Gerakan ini menyiratkan tanggung jawab laki-laki dalam mengambil keputusan dengan bijak dan tegas sebagai pemimpin keluarga, sedangkan perempuan diharapkan menunjukkan sikap patuh dan setia kepada suaminya.

Ketiga gerakan ini tidak hanya memperindah tarian, tetapi juga menyampaikan pesan moral dan filosofi hidup yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

Sebagai penutup, sejarah Tari Andun mencerminkan kekayaan budaya Bengkulu yang terus hidup, menjadi simbol kebersamaan dan tradisi yang diwariskan lintas generasi.

Terkini