JAKARTA - Menjaga kesehatan tubuh bukan hanya soal makan makanan bergizi atau rutin melakukan pemeriksaan medis, tetapi juga melibatkan aktivitas fisik yang teratur. Olahraga, yang sering dianggap sekadar cara untuk menurunkan berat badan atau membentuk otot, ternyata memiliki peran penting dalam menurunkan risiko kanker, selama dilakukan dengan tepat dan konsisten. Hal ini diungkapkan oleh Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi.
“Kanker merupakan penyakit multifaktorial. Faktor genetik hanya berperan sekitar 5–10 persen, sisanya lebih banyak dipengaruhi gaya hidup, kondisi lingkungan, hingga penyakit tertentu. Bahkan, 50 persen kanker bisa dicegah melalui pola hidup sehat, termasuk olahraga,” kata Santi. Pernyataan ini menegaskan bahwa pilihan gaya hidup sehari-hari, termasuk olahraga, memiliki pengaruh besar dalam mencegah penyakit serius seperti kanker.
Syarat Olahraga yang Efektif
Namun, tidak semua aktivitas fisik otomatis memberikan efek protektif terhadap kanker. Menurut dr. Santi, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar olahraga benar-benar menurunkan risiko penyakit ini:
1. Intensitas Minimal Sedang
Olahraga harus cukup menantang tubuh. Ditandai dengan napas yang sedikit terengah, detak jantung meningkat, dan tubuh terasa hangat. Saat berolahraga, seseorang masih bisa berbicara beberapa patah kata, tetapi tidak cukup untuk bernyanyi.
2. Durasi Terukur
Agar mendapatkan manfaat maksimal, durasi olahraga minimal 150 menit per minggu. Contohnya bisa dengan jalan cepat selama 30 menit, lima kali seminggu. Pembagian waktu seperti ini membantu tubuh memanfaatkan efek protektif olahraga secara optimal.
3. Konsistensi
Manfaat olahraga tidak muncul dari aktivitas sekali atau sesekali. Efek perlindungan terhadap kanker hanya bisa didapat dari rutinitas jangka panjang yang konsisten.
Bagaimana Olahraga Menurunkan Risiko Kanker?
Menurut dr. Santi, olahraga menurunkan risiko kanker melalui berbagai mekanisme biologis:
-Mencegah kondisi kronis yang memicu kanker
Olahraga membantu mencegah obesitas, diabetes tipe 2, dan inflamasi kronis—tiga kondisi yang diketahui meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.
-Mengatur hormon tubuh
Aktivitas fisik berperan menjaga keseimbangan hormon, termasuk insulin dan estrogen. Jika kadar hormon ini tidak terkontrol, pertumbuhan sel kanker bisa lebih mudah terjadi.
-Menurunkan kadar IGF-1
Insulin-like Growth Factor-1 (IGF-1) adalah hormon yang, bila berlebihan, dapat mendukung proliferasi sel kanker. Olahraga membantu menurunkan kadar IGF-1 sehingga menekan risiko pertumbuhan sel kanker.
-Meningkatkan sistem imun
Sistem kekebalan tubuh yang kuat berperan dalam mengenali dan menghancurkan sel kanker sebelum berkembang lebih jauh. Olahraga rutin dapat memperkuat sistem imun, memberikan perlindungan tambahan terhadap risiko kanker.
Efek Hormonal dan Psikologis
Selain manfaat fisik, olahraga juga memengaruhi hormon yang berhubungan dengan suasana hati. “Tubuh akan melepaskan endorfin, serotonin, dan dopamin yang membuat stres berkurang, rasa bahagia meningkat, dan kualitas tidur membaik. Semua ini berkontribusi menurunkan risiko kanker,” jelas dr. Santi.
Stres kronis dan kualitas tidur yang buruk diketahui dapat meningkatkan peradangan dan memengaruhi regulasi hormon, yang pada akhirnya meningkatkan risiko kanker. Dengan rutin berolahraga, hormon-hormon kebahagiaan ini dilepaskan secara alami, membantu tubuh melawan faktor risiko tambahan yang tidak tampak secara kasat mata.
Kunci Utama: Konsistensi
Efek protektif olahraga terhadap kanker tidak instan. Penurunan kadar insulin, regulasi hormon, hingga perbaikan peradangan kronis membutuhkan waktu dan keteraturan. “Jadi, kuncinya konsistensi. Olahraga yang dilakukan sesekali tidak akan memberikan perlindungan maksimal,” tegas dr. Santi.
Dengan memahami prinsip-prinsip ini, setiap individu dapat menjadikan olahraga sebagai bagian dari strategi pencegahan kanker. Aktivitas fisik bukan hanya soal penampilan atau kebugaran semata, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kesehatan tubuh dan kualitas hidup.
Memulai dengan langkah sederhana seperti berjalan cepat selama 30 menit per hari, rutin beberapa kali seminggu, dapat menjadi awal dari gaya hidup yang lebih sehat dan terlindungi dari risiko kanker. Seiring waktu, konsistensi dan intensitas olahraga yang tepat akan memperkuat tubuh, meningkatkan imunitas, dan membantu menjaga keseimbangan hormon, sekaligus memperbaiki kualitas tidur dan suasana hati.
Dengan kata lain, olahraga adalah senjata ampuh yang bisa dimanfaatkan semua orang sebagai bagian dari pola hidup sehat untuk mencegah kanker. Tidak perlu alat mahal atau keanggotaan gym, yang dibutuhkan hanyalah kemauan dan konsistensi dalam menjalankan aktivitas fisik yang teratur dan sesuai kebutuhan tubuh.