JAKARTA - Tahun 2025 menandai era di mana generasi Z bukan sekadar pengikut mode, melainkan penggerak utama yang memadukan elemen klasik dan futuristik dalam gaya berpakaian mereka. Kesadaran tinggi akan kenyamanan, keberlanjutan, dan ekspresi individual menjadi fondasi tren fashion yang berkembang pesat di kalangan Gen Z. Berbagai gaya unik dan beragam muncul sebagai cerminan identitas dan nilai yang mereka junjung, mulai dari nostalgia masa lalu hingga inovasi masa depan.
Salah satu tren yang sangat digemari adalah kebangkitan gaya vintage dan retro. Gen Z tahun ini sangat terpesona oleh mode era 80-an hingga awal 2000-an, seperti jaket oversized, celana longgar, denim on denim, serta aksesori warna cerah yang mencuri perhatian. Kebiasaan berbelanja thrifting atau pakaian bekas juga semakin populer sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan sekaligus cara mengekspresikan keunikan pribadi. Pendekatan ini sekaligus menjadi kritik halus terhadap budaya fast fashion yang seringkali merusak lingkungan.
Selain gaya vintage, minimalisme modern juga mengambil tempat penting dalam pilihan mode Gen Z. Mereka menyukai desain yang bersih dan sederhana dengan palet warna netral seperti putih, hitam, abu-abu, dan krem. Konsep “dress well” yang menekankan penampilan rapi dan stylish tanpa berlebihan menjadi favorit karena mengutamakan kualitas bahan dan kesesuaian untuk berbagai kesempatan, dari acara formal hingga aktivitas sehari-hari.
Tidak kalah menarik, gaya futuristik dan techwear turut mengisi peta tren fashion. Dengan bahan yang fungsional seperti tahan air dan anti-noda, serta potongan asimetris dan lapisan bertumpuk, techwear menawarkan estetika modern yang sangat sesuai bagi Gen Z yang dinamis dan aktif. Aksesoris seperti harness dan tas dada melengkapi tampilan monokrom (hitam, abu-abu gelap) yang menonjolkan kesiapan menyambut masa depan penuh teknologi.
Di sisi lain, urban chic dan streetwear tetap menjadi andalan para Gen Z terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Kombinasi oversized T-shirt, celana cargo, sneakers limited edition, dan bucket hat menciptakan gaya kasual yang tetap modis. Pengaruh budaya pop seperti K-pop dan hip-hop serta kreatifitas brand lokal memberikan sentuhan unik dalam mix and match gaya yang menggabungkan unsur casual dengan elemen mewah.
Sementara itu, di kota-kota kreatif seperti Yogyakarta, tren fashion Gen Z cenderung mengarah ke bohemian dan vibes yang artsy. Gaya ini menonjolkan kebebasan berekspresi melalui pakaian flowy, motif etnik, dan aksesori handmade. Fashion di sini bukan hanya soal penampilan, melainkan juga media untuk menyampaikan nilai seni dan budaya lokal.
Keseluruhan tren fashion Gen Z tahun 2025 memperlihatkan sebuah perpaduan yang kaya antara masa lalu dan masa depan, menciptakan gaya yang tidak hanya fashionable tetapi juga nyaman, fungsional, dan berwawasan lingkungan. Melalui pilihan-pilihan ini, fashion menjadi bahasa ekspresi diri, cermin identitas, dan simbol nilai sosial yang mereka anut. Generasi Z pun menjadi kekuatan pendorong perubahan dalam industri mode yang semakin inklusif dan beragam.
Dengan gaya vintage dan thrifting yang menunjukkan kepedulian terhadap keberlanjutan, serta techwear yang menampilkan adaptasi teknologi, serta urban chic dan bohemian yang mencerminkan keberagaman budaya dan kreativitas lokal, tren fashion Gen Z mencerminkan dinamika sosial dan teknologi di era digital yang semakin berkembang. Tahun 2025 benar-benar menjadi tahun transformasi mode yang dipimpin oleh jiwa muda penuh inovasi dan kesadaran tinggi.