Mengenal Ragam Alat Musik Khas Jawa Barat, Tengah, dan Timur

Bru
Selasa, 12 Agustus 2025 | 09:03:45 WIB
alat musik khas Jawa

Alat musik khas Jawa merupakan bagian penting dari kekayaan budaya Nusantara yang perlu dijaga kelestariannya.

Indonesia memiliki ratusan suku bangsa yang tersebar dari ujung barat hingga timur, masing-masing membawa warisan budaya yang beragam. Keanekaragaman ini dipersatukan dalam semangat kebangsaan Republik Indonesia. 

Di Pulau Jawa sendiri, setiap wilayah memiliki budaya yang menjadi ciri khas tersendiri, salah satunya tercermin dari alat musik tradisional.

Keunikan dari alat-alat musik ini dapat dikenali melalui cara memainkannya, bentuknya, hingga cara penyajiannya. 

Sebagai generasi muda, khususnya yang tinggal di wilayah Jawa, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga keberadaan warisan budaya ini agar tidak hilang tergerus perkembangan musik modern dan pengaruh budaya luar.

Karena itu, penting bagi kita untuk mengenal lebih dalam alat musik khas Jawa dari berbagai daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur. 

Alat Musik Khas Jawa Barat

Alat musik khas Jawa Barat memiliki keunikan tersendiri yang mencerminkan kekayaan budaya Sunda. Berikut ini beberapa di antaranya:

Alat Musik Bambu yang Mendunia

Instrumen tradisional asal Jawa Barat yang satu ini telah dikenal luas hingga ke mancanegara. Dibuat dari bambu, alat musik ini telah diakui secara internasional sebagai bagian dari warisan budaya oleh lembaga dunia UNESCO.

Suara yang dihasilkan memiliki keunikan tersendiri dan sangat menyenangkan saat didengar. Untuk menghasilkan bunyi, alat ini digetarkan dengan teknik tertentu sehingga mengeluarkan nada berbeda.

Mengajarkan alat musik tradisional kepada anak-anak sejak dini adalah langkah penting agar mereka mengenal kekayaan budaya bangsa. 

Salah satu cara kreatif untuk mendekatkan anak pada alat musik lokal adalah melalui media buku mewarnai yang menampilkan beragam jenis alat musik Indonesia secara menarik.

Instrumen Tiup dari Bambu

Salah satu alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup ini memiliki bentuk silinder dan juga terbuat dari bambu. 

Ciri khas dari alat ini terletak pada jumlah lubangnya yang terbagi menjadi dua versi, yakni versi empat lubang dan versi enam lubang.

Keunikan lainnya adalah suara yang dihasilkan cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis seruling tradisional lainnya di Nusantara. 

Dalam komposisi lagu-lagu daerah Sunda, alat musik ini memegang peran penting dan menjadi elemen tak terpisahkan dalam menciptakan nuansa khas.

Bunyi Khas dari Pilihan Bambu Terbaik

Instrumen lainnya yang juga berasal dari daerah yang sama dan dibuat dari bambu adalah alat musik ini. Namun, tidak semua bambu bisa digunakan. 

Hanya jenis tertentu seperti Awi Temen dan Awi Wulung yang dipercaya mampu menghasilkan suara yang nyaring dan jernih.

Biasanya alat ini dimainkan secara berkelompok dan sering dipadukan dengan alat musik bambu lainnya.

Berdasarkan cara penggunaannya, terdapat dua macam jenis: yang pertama dimainkan sambil berdiri dengan menjinjing alatnya, sementara jenis lainnya dimainkan dalam posisi duduk bersila.

Instrumen Petik Khas Sunda

Salah satu alat musik petik yang berasal dari Jawa Barat ini memiliki bentuk menyerupai kotak kayu dengan beberapa senar yang direntangkan di bagian atasnya. 

Fungsinya mirip dengan gitar, di mana kotak kayunya berperan sebagai penguat resonansi suara. Cara memainkannya pun serupa, yakni dengan memetik senar menggunakan jari.

Ada dua jenis instrumen ini dalam tradisi Sunda: yang pertama berfungsi sebagai pengatur tempo dan biasanya memiliki 18 hingga 20 senar, sedangkan yang kedua digunakan untuk mengisi celah antar nada dengan frekuensi tinggi. 

Masing-masing memainkan peran penting dalam menghasilkan harmoni dalam alunan musik tradisional.

Instrumen Gesek Bernuansa Tradisi

Salah satu alat musik tradisional dari wilayah barat Pulau Jawa ini dimainkan dengan cara digesek. Dibuat dari perpaduan bahan bambu dan kayu pilihan, alat ini memiliki bentuk yang khas dan unik. 

Dilengkapi beberapa senar, alat ini menghasilkan nada saat digesek, mirip seperti teknik memainkan biola. Perbedaannya terletak pada posisi pemain yang biasanya duduk bersila saat memainkannya. 

Meskipun teknik permainannya menyerupai alat musik modern tersebut, suara yang dihasilkan berbeda dan memiliki warna nada tersendiri yang mencerminkan identitas lokal.

Senar Kecil Penuh Makna

Alat musik berdawai lainnya yang juga berasal dari budaya masyarakat Sunda ini memiliki bentuk yang menyerupai kecapi, namun ukurannya lebih kecil dan hanya memiliki tujuh senar. 

Terbuat dari kayu, alat ini menghasilkan suara yang khas dan berbeda. Nada yang keluar cenderung rendah dan memberikan kesan mendalam dengan dominasi irama bass.

Karena cirinya yang khas, alat ini digunakan dalam berbagai acara budaya dan memiliki tempat tersendiri dalam kesenian tradisional daerah.

Nada dari Pelepah dan Bambu

Salah satu alat musik tradisional yang cukup unik ini dibuat dari pelepah pohon atau batang bambu. Asalnya tersebar di sejumlah daerah, seperti Citamiang, Tasikmalaya, Garut, hingga Cianjur.

Bahan yang digunakan memengaruhi siapa yang boleh memainkannya. Bila terbuat dari bambu, biasanya dimainkan oleh pria, sementara yang dibuat dari pelepah aren lebih umum dimainkan oleh wanita.

Cara memainkannya pun istimewa, yaitu dengan menekan dan meniup secara bersamaan untuk menghasilkan bunyi yang harmonis. Dibutuhkan keterampilan mengatur ritme dan tekanan agar suara yang keluar terdengar merdu dan ritmis.

Perpaduan Nada dari Beragam Bambu

Instrumen ini merupakan hasil kolaborasi dari beberapa jenis alat musik bambu seperti calung dan angklung, yang disusun untuk menghasilkan keselarasan nada. Umumnya digunakan dalam berbagai upacara adat di wilayah barat Pulau Jawa.

Sekitar tahun 1971, seorang seniman lokal bernama Udjo Ngalagena mengembangkan konsep musik ini, sehingga membuatnya semakin dikenal luas oleh masyarakat. 

Seiring waktu, alat ini menjadi bagian penting dari pertunjukan seni dan warisan budaya yang dijaga kelestariannya hingga kini.

Jengglong

Jengglong adalah salah satu alat musik khas dari Jawa Barat yang menyerupai gong namun ukurannya lebih kecil. 

Instrumen ini dimainkan dengan cara dipukul dan berfungsi sebagai pembentuk struktur lagu serta penyaji nada dasar dalam pertunjukan gamelan.

Celempung

Celempung termasuk alat musik tradisional dari Jawa Barat yang bahan utamanya adalah bambu dan kulit. Kombinasi bahan ini menghasilkan bunyi yang khas. 

Cara memainkannya adalah dengan diketuk memakai alat pemukul khusus untuk menciptakan pola irama yang diinginkan.

Alat Musik Khas dari Jawa Tengah

Bonang

Instrumen pukul ini berasal dari Jawa Tengah dan dibuat menggunakan logam seperti kuningan, besi, atau perunggu. Untuk menghasilkan suara, alat ini dimainkan menggunakan pemukul khusus berbahan kayu yang dibalut kain atau karet.

Bonang terdiri dari dua jenis berdasarkan ukuran, yaitu bonang barung dan bonang penerus. Bonang barung memiliki dimensi lebih besar dan menghasilkan nada dalam oktaf menengah hingga tinggi. 

Dalam pertunjukan gamelan, bonang barung sering digunakan sebagai pembuka serta dapat menjadi pemandu bagi instrumen lain ketika dimainkan dengan teknik pukulan pipilan. 

Selain itu, alat ini bisa berperan dalam membentuk variasi dan ornamen melodi saat menggunakan teknik imbal-imbalan.

Sementara itu, bonang penerus memiliki ukuran lebih kecil dan menghasilkan nada bernuansa tinggi. 

Ketika dimainkan dengan teknik pipilan, kecepatannya dua kali lebih cepat dibandingkan bonang barung. Dengan teknik imbal-imbalan, bonang penerus menciptakan alur melodi yang saling berkaitan.

Demung

Demung merupakan salah satu instrumen dari keluarga balungan dalam gamelan Jawa Tengah. Alat ini dibagi menjadi dua berdasarkan sistem nada: pelog dan slendro.

Walaupun tampilannya besar, nada yang dihasilkan justru berada di oktaf paling rendah dibandingkan alat balungan lainnya. Terbuat dari logam kuningan, demung dimainkan dengan cara dipukul memakai alat pemukul khusus.

Kenong

Instrumen ini unik karena hanya dimainkan menggunakan satu pemukul saja. Dalam struktur gamelan, kenong berfungsi untuk menandai akhir gatra serta mempertegas irama lagu.

Dibandingkan instrumen gamelan lainnya, bentuk kenong terbilang lebih gemuk. Jika gong cenderung datar dan melebar, kenong lebih besar dan mampu menghasilkan nada yang rendah namun tetap jelas terdengar. 

Suara khasnya yang berbunyi “ning-nong” membuat masyarakat Jawa menyebutnya dengan nama tersebut.

Siter

Sama halnya dengan demung, alat musik ini juga menghasilkan nada dalam sistem pelog dan slendro. Namun, perbedaannya terletak pada cara memainkan dan struktur fisiknya. 

Siter memiliki 11 sampai 13 pasang senar yang dimainkan dengan cara dipetik.

Ibu jari digunakan untuk memetik senar, sedangkan jari lainnya berfungsi untuk menghentikan getaran dari senar yang tidak dimainkan. 

Panjang alat ini sekitar 30 sentimeter dan diletakkan di dalam kotak yang juga berfungsi sebagai resonator.

Gambang

Instrumen tradisional dari wilayah Jawa Tengah ini termasuk dalam jenis musik gambang rancag dan gambang kromong. Terdiri dari 20 bilah yang dibuat dari kayu atau bambu, bagian bilah ini merupakan sumber utama suara alat tersebut.

Bagian resonatornya memiliki bentuk menyerupai perahu, dengan bilah kayu bernada berbentuk persegi tipis yang diletakkan di bagian atas. Di ujung pangkal resonator, terdapat struktur berbentuk piramida yang menutup sisi tersebut.

Kayu jati umumnya digunakan untuk membuat bilah-bilah ini. Setiap bilah menghasilkan nada yang berbeda tergantung pada ukurannya. 

Semakin panjang dan lebar bilahnya, semakin rendah nada yang dihasilkan. Sebaliknya, bilah yang lebih pendek, tebal, dan sempit mengeluarkan nada yang lebih tinggi.

Slenthem

Instrumen ini terdiri dari bilah-bilah logam yang digantung di atas pipa-pipa resonansi. Ketika dipukul, alat ini menghasilkan suara berdengung dengan nada rendah. Slenthem hadir dalam dua tangga nada utama, yaitu pelog dan slendro. 

Untuk versi pelog, nadanya biasanya berada dalam rentang C hingga B, sedangkan untuk versi slendro, nadanya adalah C, D, E, G, A, dan kembali ke C.

Instrumen ini menantang untuk dimainkan karena dibutuhkan kepekaan dalam mengatur dengungan. Sebagai contoh, saat memainkan nada C, resonansinya harus benar-benar menghilang tepat ketika nada D ditabuh, begitu seterusnya.

Gender

Instrumen satu ini memiliki kemiripan bentuk dengan slenthem serta gangsa yang umum dijumpai dalam gamelan Bali. Gender terdiri atas 10 hingga 14 bilah logam kuningan yang digantung di atas rangka penyangga. 

Di bawahnya terdapat resonator berbahan bambu atau seng, yang membantu memperkuat suara dari bilah saat dipukul.

Gamelan

Merupakan ansambel musik yang tersusun dari berbagai instrumen seperti gong, gambang, gendang, dan metalofon. 

Istilah "gamelan" sendiri berasal dari kata “gamel” dalam bahasa Jawa, yang berarti menabuh, lalu diberi akhiran “-an” yang mengubahnya menjadi kata benda.

Musik yang dihasilkan oleh gamelan dari daerah Jawa Tengah umumnya merupakan perpaduan harmonis antara suara kenong, gong, dan berbagai alat musik lainnya yang dimainkan secara bersamaan sebagai satu kesatuan.

Alat Musik Khas dari Jawa Timur

Angklung Caruk

Instrumen musik tradisional ini berasal dari daerah Banyuwangi. Bahan utamanya adalah bambu, mirip dengan angklung dari wilayah barat Pulau Jawa. 

Perbedaannya terletak pada cara memainkannya—dua orang pemain memainkan alat ini secara bergantian dalam bentuk pertunjukan adu keterampilan memainkan nada.

Kethuk Estri

Salah satu instrumen tradisional dari bagian timur Pulau Jawa ini memiliki bentuk menyerupai gong dalam jumlah dua buah. 

Alat ini terbuat dari bahan logam dan dimainkan dengan cara dipukul pada bagian menonjol di tengahnya, sehingga menghasilkan bunyi rendah yang khas.

Terompet Reog

Instrumen tiup ini digunakan sebagai pengiring dalam pertunjukan tari Reog Ponorogo. 

Cara memainkannya adalah dengan meniup seperti halnya alat musik tiup lainnya, meskipun suara yang dihasilkan memiliki karakteristik yang berbeda dari terompet biasa.

Angklung Reog

Instrumen musik ini juga digunakan dalam seni Reog Ponorogo. Cara memainkannya adalah dengan menggoyangkan bilah bambu hingga mengeluarkan suara. 

Jenis bambu yang dipilih biasanya mampu menghasilkan nada keras, sehingga angklung ini dikenal dengan suara yang lebih nyaring dibandingkan angklung lainnya.

Suling Bambu

Instrumen tiup tradisional dari wilayah timur Pulau Jawa ini memiliki enam lubang di bagian depan serta satu di belakang, menyerupai alat musik recorder. 

Meskipun bentuknya serupa, alat ini dimainkan dengan teknik-teknik khusus yang menghasilkan suara dengan karakter unik dan khas dari daerah asalnya.

Selompret

Instrumen ini menunjukkan adanya pengaruh budaya Eropa, khususnya dari alat musik terompet. Cara memainkannya pun serupa, yaitu dengan ditiup. 

Biasanya, alat ini digunakan untuk mengiringi pertunjukan tari tradisional yang berasal dari kawasan Banyuwangi.

Kempul

Sekilas, alat ini tampak menyerupai gendang. Namun, bunyi yang keluar dari alat ini lebih berat dan dalam. 

Bahan pembuatannya terdiri dari kayu dan kulit hewan, dan untuk memainkannya, bagian kulit tersebut dipukul layaknya memainkan gendang.

Gendang Banyuwangi

Salah satu jenis alat musik yang digunakan dalam berbagai pertunjukan seni khas daerah Banyuwangi. 

Alat musik ini tidak hanya sekadar dipukul, namun juga memerlukan keterampilan dan penguasaan teknik khusus untuk menghasilkan irama yang tepat dalam mengiringi tarian atau pertunjukan.

Kluncing

Instrumen ini memiliki bentuk yang menyerupai triangle dan terbuat dari bahan logam, mencerminkan pengaruh dari alat musik Barat. 

Kluncing dimainkan dengan cara ditiup layaknya seruling, dan pemain menggunakan jari untuk mengatur tinggi rendahnya nada yang dihasilkan.

Saronen

Saronen adalah alat musik tradisional dari Madura yang memiliki panjang sekitar 40 sentimeter dan cara memainkannya adalah dengan ditiup. Mirip seperti alat musik tiup lainnya, pengaturan nada pada saronen dilakukan dengan menggunakan jari tangan.

Suara yang dihasilkan alat ini ketika dimainkan terdengar nyaring dan cukup lantang. Hal yang membedakan saronen dengan seruling pada umumnya terletak pada jumlah lubangnya. 

Terdapat tujuh lubang pada alat ini, dengan satu berada di sisi belakang dan enam lainnya terletak sejajar di bagian depan.

Ul Dhaul

Ul Dhaul merupakan salah satu alat musik perkusi khas dari wilayah Jawa Timur, tepatnya juga berasal dari Madura seperti saronen. 

Jenis alat musik ini biasanya dimanfaatkan untuk mengiringi berbagai pertunjukan seni tari maupun pementasan tradisional yang berkembang di daerah Madura dan kawasan sekitarnya.

Sebagai penutup, alat musik khas Jawa mencerminkan kekayaan budaya yang masih lestari hingga kini, menjadi bagian penting dalam setiap pertunjukan tradisional yang memukau.

Terkini

Bank CIMB Niaga: Bunga Deposito Menarik Agustus 2025

Selasa, 12 Agustus 2025 | 11:40:19 WIB

Cara Mendapat Diskon Tiket Kereta Api Spesial HUT ke 80 RI

Selasa, 12 Agustus 2025 | 12:13:27 WIB

Hyundai Siap Hadirkan Mobil Listrik Terjangkau di Indonesia

Selasa, 12 Agustus 2025 | 12:21:39 WIB

Genesis Masuki Pasar Kendaraan Mewah di Mesir

Selasa, 12 Agustus 2025 | 12:25:02 WIB