Sekolah Rakyat Jadi Contoh Pendidikan Karakter

Selasa, 15 Juli 2025 | 08:22:41 WIB
Sekolah Rakyat Jadi Contoh Pendidikan Karakter

JAKARTA - Kunjungan kerja anggota Komisi VIII DPR RI ke Sekolah Rakyat di Kabupaten Bekasi membuka optimisme baru terhadap arah pengembangan pendidikan nasional. Dalam tinjauan langsungnya, Anggota DPR RI Achmad menyatakan bahwa konsep pendidikan yang diusung Sekolah Rakyat dapat menjadi contoh model pendidikan masa depan, terutama dalam menciptakan generasi unggul yang tidak hanya cerdas secara akademis, namun juga kuat dalam karakter.

Dalam keterangannya, Achmad menyebutkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Sekolah Rakyat sudah memenuhi standar pendidikan modern. “Kami dari Komisi VIII datang langsung untuk melihat kondisi di lapangan, dan saya bisa katakan bahwa fasilitas dan persiapan Sekolah Rakyat ini sangat luar biasa,” kata Achmad.

Politisi asal Riau I ini menyatakan bahwa meskipun gedung Sekolah Rakyat sebelumnya hanya berupa fasilitas bekas, namun melalui proses renovasi optimal kini telah bertransformasi menjadi ruang belajar yang layak dan nyaman bagi para peserta didik.

“Gedungnya memang bangunan lama, tetapi sudah direnovasi dan dimanfaatkan dengan baik, bahkan jauh lebih representatif dibanding banyak sekolah lainnya,” tambahnya.

Lebih jauh Achmad menyoroti pendekatan boarding school yang diterapkan oleh Sekolah Rakyat. Menurutnya, sistem pendidikan berasrama menjadi salah satu keunggulan dalam membentuk karakter anak-anak dari latar belakang kurang mampu, termasuk anak-anak rentan yang berasal dari keluarga miskin.

“Sistem boarding school memungkinkan anak-anak mendapatkan perhatian penuh 24 jam. Tidak hanya dibina dalam bidang akademik, tetapi juga dalam pembentukan karakter dan jati diri mereka,” ungkap Achmad.

Tidak hanya menyoroti kualitas fasilitas fisik, Achmad juga menggarisbawahi aspek inklusivitas Sekolah Rakyat. Ia menyebutkan bahwa tidak ada diskriminasi dalam penerimaan peserta didik, termasuk bagi anak-anak dengan kondisi kesehatan kurang baik.

“Tadi dijelaskan oleh Sekjen Kemensos, anak-anak tidak boleh ditolak hanya karena sakit atau kurang gizi. Justru mereka akan dirawat, diberikan terapi, serta mendapat pendampingan dan asupan makanan bergizi sebelum mengikuti program pembelajaran,” kata Achmad.

Pendekatan ini dinilai sebagai bukti komitmen pemerintah dalam tidak hanya memberikan akses pendidikan gratis 12 tahun, tetapi juga membangun pondasi kehidupan sehat bagi anak-anak.

“Saya sangat mengapresiasi bagaimana aspek kesehatan diperhatikan serius di Sekolah Rakyat. Ini langkah konkret untuk memutus rantai kemiskinan secara menyeluruh, termasuk dari sisi kesehatan generasi penerus bangsa,” lanjutnya.

Program Sekolah Rakyat diharapkan menjadi katalisator perubahan sosial, utamanya bagi anak-anak yang berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Achmad menyebut pendidikan adalah jalan terbaik mengubah masa depan bangsa.

“Pendidikan gratis 12 tahun ini hanya salah satu bagian. Lebih dari itu, ada pendidikan karakter, ada pembinaan mental, ada pendampingan akhlak. Anak-anak ini diasah seluruh potensi dirinya untuk menjadi manusia berdaya saing tinggi,” ujarnya lagi.

Achmad menegaskan pentingnya fokus pemerintah dalam memperluas akses pendidikan berkualitas kepada semua lapisan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan. Ia mengaku optimis Sekolah Rakyat bisa menjadi “game-changer” dalam sistem pendidikan nasional ke depannya.

Bagi Achmad, Sekolah Rakyat bukan hanya fasilitas belajar biasa, namun juga wadah pengembangan karakter anak bangsa. “Saya percaya sekolah seperti ini harus diperbanyak, apalagi kita tahu Presiden juga punya visi membangun 100 sekolah berasrama setiap tahun untuk anak-anak tidak mampu,” kata Achmad, mengutip janji Presiden yang telah digaungkan sebelumnya.

Menurutnya, investasi pemerintah di sektor pendidikan harus diarahkan bukan hanya pada pembangunan fisik sekolah, melainkan juga pada kualitas pengajaran, kesehatan peserta didik, dan pendidikan karakter.

“Kalau kita lihat di Sekolah Rakyat ini, semua itu sudah berjalan. Fasilitasnya ada, guru-gurunya disiapkan, kesehatannya diawasi, makanannya diperhatikan, karakter anak juga dibina. Ini yang saya sebut model pendidikan masa depan,” pungkasnya.

Dengan pembinaan menyeluruh, termasuk akademik, keterampilan hidup, hingga pembentukan nilai-nilai kebangsaan, Achmad percaya generasi penerus akan tumbuh menjadi pribadi yang Pancasilais, produktif, dan mampu berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa.

“Kami akan terus kawal, termasuk memperjuangkan penambahan anggaran di Komisi VIII, agar semakin banyak anak-anak miskin yang bisa sekolah di tempat seperti ini,” tutupnya.

Terkini