JAKARTA - Ketika masyarakat urban semakin menuntut efisiensi dalam mobilitas harian, keberadaan moda transportasi yang murah, nyaman, dan tepat waktu menjadi dambaan. Di tengah kebutuhan tersebut, Bus Trans Jatim tampil sebagai solusi favorit masyarakat di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Antrean penumpang di Terminal Purabaya Surabaya setiap pagi menjadi bukti nyata meningkatnya minat terhadap layanan ini.
Di shelter keberangkatan Trans Jatim di Terminal Purabaya, pemandangan antrean panjang penumpang tampak sudah biasa. Sejak pagi hari, warga dari berbagai kalangan sabar menanti jadwal keberangkatan bus. Meskipun ruang tunggu yang tersedia tidak terlalu luas, antusiasme masyarakat tetap tinggi. Ada yang berdiri di teras shelter, ada pula yang bertahan di dalam gedung kecil demi mendapat tempat lebih awal.
Fitria, salah satu penumpang yang rutin menggunakan Trans Jatim, mengaku tak masalah meskipun harus antre atau berdiri selama perjalanan. Bagi warga Sidoarjo yang harus bolak-balik ke Surabaya untuk bekerja, naik Trans Jatim menjadi pilihan rasional.
“Tidak apa-apa menunggu di ruang yang tidak luas. Kami senang naik Trans Jatim karena murah. Rp 5.000, pulang pergi kerja cukup Rp 10.000,” ujar Fitria.
Tak hanya murah, kenyamanan juga menjadi alasan utama ia dan banyak penumpang lainnya tetap setia. “Meski kadang tidak dapat tempat duduk, AC-nya dingin dan bus tidak ngetem,” tambahnya. Pembayaran yang kini bisa dilakukan menggunakan QRIS juga memberikan kemudahan tersendiri, khususnya bagi pekerja harian yang butuh kecepatan dalam bertransaksi.
Rute Strategis Trans Jatim
Dikelola oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Trans Jatim telah membuka sejumlah trayek yang menghubungkan kota-kota penting di kawasan metropolitan Surabaya. Di Terminal Purabaya sendiri, terdapat tiga trayek utama yang aktif melayani penumpang, yaitu Surabaya–Porong, Surabaya–Gresik, dan Surabaya–Bangkalan (Madura).
Sementara satu rute lain, yakni Surabaya–Mojokerto, tidak melewati Terminal Purabaya karena sebelumnya sempat menghadapi penolakan dari sopir angkot. Akibatnya, rute ini mengambil jalur langsung ke Jalan Ahmad Yani Surabaya dan memutar tanpa memasuki terminal. Meski demikian, layanan tetap berjalan lancar dan diminati oleh pengguna yang tinggal di koridor tersebut.
Dengan rute yang menyasar wilayah padat aktivitas, Trans Jatim tidak hanya membantu mobilitas pekerja harian, tapi juga menjadi alternatif efisien bagi pelajar, mahasiswa, dan warga yang ingin bepergian antar kota tanpa harus mengeluarkan ongkos mahal.
Kombinasi Harga dan Kualitas Pelayanan
Salah satu faktor penentu popularitas Trans Jatim adalah tarifnya yang sangat terjangkau. Dengan hanya membayar Rp 5.000 untuk satu kali perjalanan, warga bisa menempuh jarak cukup jauh dalam kondisi nyaman. Dibandingkan moda transportasi lain seperti ojek online atau angkutan konvensional, Trans Jatim menawarkan efisiensi biaya yang signifikan.
Selain tarif, pelayanan yang konsisten juga menjadi daya tarik tersendiri. Bus dilengkapi dengan pendingin udara (AC) dan memiliki standar ketepatan waktu tinggi karena tidak melakukan praktik "ngetem" yang kerap dikeluhkan penumpang angkutan lain. Hal ini menjadikan Trans Jatim bukan hanya hemat, tetapi juga efisien dari sisi waktu.
Peningkatan kualitas layanan juga tampak dari metode pembayaran yang sudah mendukung sistem digital melalui QRIS. Inovasi ini tidak hanya mempercepat proses naik turun penumpang, tetapi juga meminimalkan interaksi tunai yang bisa memperlambat operasional.
Dampak Positif bagi Lalu Lintas dan Lingkungan
Seiring meningkatnya jumlah penumpang Trans Jatim, dampak positif pun mulai terasa di sejumlah titik lalu lintas padat. Penggunaan transportasi massal seperti ini berpotensi mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalanan, yang berarti pula penurunan emisi karbon dan kemacetan.
Trans Jatim menjadi contoh sukses penerapan transportasi publik yang menyasar kebutuhan riil masyarakat. Konektivitas antarkota yang selama ini kerap hanya bisa diakses dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum konvensional, kini lebih terjangkau dan terorganisasi.
Tantangan dan Harapan
Meski keberadaannya makin diminati, Trans Jatim masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kapasitas ruang tunggu di beberapa terminal dan halte yang belum memadai. Seperti yang terlihat di Terminal Purabaya, ruang keberangkatan yang sempit sering kali tak cukup menampung banyaknya penumpang pada jam-jam sibuk.
Selain itu, jumlah armada yang tersedia masih perlu ditambah, terutama pada rute-rute dengan volume penumpang tinggi. Dengan bertambahnya jumlah unit bus dan perbaikan sarana pendukung, diharapkan masyarakat semakin terdorong untuk beralih ke transportasi publik.
Pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota di Jawa Timur dapat terus berkolaborasi dalam mengembangkan jaringan Trans Jatim agar menjangkau lebih banyak wilayah. Apalagi dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya efisiensi biaya, kenyamanan, dan pengurangan penggunaan kendaraan pribadi.
Menuju Masa Depan Transportasi Publik
Pengalaman warga seperti Fitria menjadi cerminan bahwa transportasi publik bisa menjadi pilihan utama, asal dikelola dengan baik. Trans Jatim kini tidak hanya sebagai moda penghubung antarkota, tetapi juga simbol perubahan paradigma dalam mobilitas warga urban. Jika dikelola berkelanjutan, layanan ini berpeluang menjadi tulang punggung transportasi publik di Jawa Timur.
Dengan pendekatan yang mengedepankan pelayanan, keterjangkauan, dan teknologi, Trans Jatim telah membuktikan bahwa transformasi transportasi publik adalah sesuatu yang nyata dan layak untuk terus dikembangkan. Semoga ke depan, lebih banyak daerah bisa meniru keberhasilan ini dan menjadikan transportasi umum sebagai pilihan utama masyarakat.