JAKARTA - Langkah strategis penguatan hubungan antardaerah kembali terlihat saat Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, dan Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono, bertemu di Balai Kota Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, keduanya sepakat memperkuat sinergi dalam bidang-bidang vital yang menyangkut kebutuhan masyarakat, seperti infrastruktur transportasi, distribusi air bersih, dan pengelolaan sampah.
Kolaborasi dua wilayah penyangga utama ini menjadi penting di tengah meningkatnya interaksi penduduk dan kebutuhan layanan lintas batas administratif. Pertemuan ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi langsung membahas agenda konkret demi kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat Jakarta dan Bekasi.
“Hari ini, saya bersama Wali Kota Bekasi secara detail membahas beberapa kerja sama strategis,” ungkap Gubernur Pramono Anung dalam konferensi pers usai pertemuan.
Mobilitas Antarkota Jadi Sorotan
Isu pertama yang menjadi fokus adalah tingginya mobilitas warga Bekasi yang setiap hari menuju Jakarta. Pemprov DKI dan Pemkot Bekasi sepakat untuk membangun berbagai infrastruktur pendukung yang diharapkan bisa mengurai kemacetan di wilayah perbatasan.
Sarana seperti park and ride, pembangunan flyover, hingga fasilitas konektivitas lainnya disebut akan dibangun bersama dengan koordinasi dua pihak. Pemprov DKI bahkan telah menugaskan tim gabungan dari Jakarta dan Bekasi untuk mengerjakan aspek-aspek operasional terkait pergerakan penduduk ini.
“Kami membahas kontribusi yang bisa diberikan Pemerintah Jakarta kepada Pemerintah Bekasi. Secara khusus, kami telah menunjuk tim gabungan dari Jakarta dan Bekasi untuk mengerjakan hal-hal operasional terkait mobilitas warga,” jelas Pramono.
Langkah ini dianggap krusial mengingat beban lalu lintas Jakarta yang sebagian besar berasal dari pergerakan masyarakat daerah sekitar, terutama Bekasi yang merupakan kawasan pemukiman padat dengan akses kerja utama ke Jakarta.
Kerja Sama Air Bersih Diperluas
Persoalan distribusi air bersih turut menjadi bahasan penting. Dalam pertemuan tersebut, Pemprov DKI menyatakan kesiapannya untuk berbagi pasokan air bersih ke Bekasi. Kolaborasi antara PAM Jaya dan PDAM Tirta Patriot menjadi basis pelaksanaan kerja sama ini.
“Saya sudah menyetujui kerja sama terkait air bersih. Pemprov DKI Jakarta kini mampu memproduksi air bersih, sehingga sebagian bisa didistribusikan ke Bekasi,” ujar Pramono.
Distribusi air bersih ke wilayah perbatasan diharapkan tidak hanya menjamin ketersediaan kebutuhan air minum yang layak, tetapi juga turut mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar, khususnya di kawasan padat penduduk yang belum seluruhnya terjangkau pasokan optimal.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menanggapi positif kebijakan tersebut dan menyatakan bahwa tambahan air baku dari PAM Jaya kepada Tirta Patriot akan sangat membantu kebutuhan dasar warga.
“Terkait kebutuhan air minum, tambahan air baku dari PAM Jaya kepada Tirta Patriot sangat membantu,” tuturnya.
TPST Bantargebang Kembali Jadi Perhatian
Isu ketiga dalam pertemuan ini adalah masa depan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Lokasi ini masih menjadi titik krusial dalam pengelolaan sampah Jakarta, dan kontraknya diketahui akan berakhir pada 2026.
Gubernur Pramono menegaskan bahwa kontrak pengelolaan TPST akan diperpanjang dan diperkuat melalui sinergi baru dengan Pemerintah Kota Bekasi. Pembaruan kontrak ini juga mencakup peningkatan efektivitas dalam pengelolaan sampah antarwilayah.
“Kami juga sepakat menyelesaikan persoalan terkait perpanjangan kontrak TPST Bantargebang,” ucap Pramono.
Sementara itu, Tri Adhianto menyoroti dampak mobilisasi kendaraan sampah dari Jakarta yang melewati wilayah permukiman di Bekasi. Ia berharap kolaborasi ini dapat mencakup penataan akses, termasuk penertiban bangunan liar yang mengganggu saluran air menuju Jakarta.
“Mudah-mudahan ini bisa segera terealisasi dengan dukungan Gubernur Pramono,” kata Tri. Ia juga mengusulkan agar Pemprov DKI dapat memberikan bantuan alat berat guna mempercepat proses penertiban tersebut.
Harapan Jangka Panjang
Pertemuan ini dinilai sebagai momen penting dalam mempererat sinergi dua wilayah yang selama ini memiliki ketergantungan fungsional tinggi. Dengan lebih dari satu juta warga Bekasi yang beraktivitas di Jakarta setiap hari, kolaborasi antarpemerintah menjadi krusial untuk memastikan kualitas layanan publik dapat merata.
Tri menyebut bahwa penguatan kerja sama ini merupakan tonggak sejarah yang akan berdampak jangka panjang terhadap tata kota, pelayanan publik, dan kenyamanan warga di kedua belah pihak.
Dalam waktu dekat, langkah konkret akan mulai dilakukan oleh tim gabungan. Mulai dari perencanaan teknis infrastruktur, penataan jalur distribusi air, hingga strategi pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Pertemuan ini sekaligus menjadi contoh bagaimana hubungan antardaerah bisa dibangun secara saling mendukung dan bersifat solutif. Dengan komitmen dan koordinasi yang kuat, sinergi Jakarta–Bekasi diharapkan menjadi model kerja sama antarkota dalam menjawab tantangan urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat di wilayah Jabodetabek.