JAKARTA - Program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi yang digagas PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. bukan hanya memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah dalam memiliki hunian, namun telah berkembang menjadi pendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia. BTN membuktikan bahwa perbankan nasional bisa menggabungkan misi sosial, keberlanjutan lingkungan, dan keuntungan bisnis dalam satu kerangka kerja yang terukur.
Bank pelat merah ini menempatkan KPR subsidi sebagai tulang punggung bisnisnya di sektor perumahan, dengan fokus utama pada masyarakat kelas menengah bawah. Bahkan, Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menyebutkan bahwa portofolio kredit konsumen BTN saat ini didominasi oleh KPR subsidi, mencapai sekitar 90 persen.
“Kami banyak menyalurkan pembiayaan untuk rumah di wilayah pinggiran dan luar kota. Mayoritas debitur berusia produktif, dan 31 persen di antaranya perempuan. Ini menunjukkan pentingnya peran KPR subsidi dalam mendorong kesetaraan akses terhadap perumahan,” ujar Setiyo.
KPR Subsidi BTN: Pilar Inklusi Sosial
Bukan hanya sekadar program kredit, KPR subsidi BTN menjadi sarana strategis untuk memperluas inklusi sosial. Melalui program ini, jutaan masyarakat yang sebelumnya sulit menjangkau rumah layak kini memiliki peluang untuk menata kehidupan yang lebih stabil.
Data BTN menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga debitur berada dalam usia produktif. Hal ini menunjukkan bahwa KPR subsidi telah menjadi alat penting untuk membangun masa depan ekonomi masyarakat dan mengurangi ketimpangan sosial.
Tidak hanya itu, dengan lebih dari 30 persen debitur adalah perempuan, program ini juga turut berkontribusi terhadap pemberdayaan kelompok rentan secara ekonomi. Ini menjadi bagian dari upaya menyeluruh dalam menciptakan ekosistem perumahan yang adil dan inklusif.
Integrasi ESG: Inovasi yang Berorientasi Masa Depan
BTN tak berhenti pada misi sosial saja. Seiring meningkatnya urgensi isu perubahan iklim dan tanggung jawab korporasi, BTN menjadi salah satu bank BUMN yang paling proaktif dalam menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Sejak 2023, BTN mulai mengadopsi pendekatan analisis risiko iklim dalam proses kredit, termasuk risiko banjir dan kebakaran hutan. Pendekatan ini menjadikan BTN sebagai bank pertama milik negara yang menandatangani Principles for Responsible Banking yang digagas oleh United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP-FI).
Langkah ini mempertegas komitmen BTN terhadap pembiayaan berkelanjutan. Bank ini juga menggulirkan program Rumah Rendah Emisi, yang bertujuan menekan dampak lingkungan dari sektor perumahan. Inisiatif tersebut diharapkan mampu menciptakan ekosistem hunian yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga lebih ramah lingkungan.
“Program Rumah Rendah Emisi ini bukan hanya simbolis. Ini adalah langkah nyata kami dalam mendukung target penurunan emisi karbon nasional, sekaligus menyiapkan pasar properti masa depan yang lebih berkelanjutan,” tegas Setiyo.
Menyatukan Misi Sosial dan Bisnis
Meskipun KPR subsidi berakar dari mandat sosial, BTN membuktikan bahwa skema ini bisa dikelola secara profesional dan mendatangkan keuntungan. Pendekatan BTN menjadikan KPR subsidi sebagai bagian dari core business, bukan sekadar program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Ini bukan sekadar CSR, tapi bagian dari core business kami. Justru di situlah kekuatannya—karena sustainable dan scalable,” ujar Setiyo lagi, menegaskan bahwa keberlanjutan dan efisiensi bisa berjalan seiring dalam model bisnis yang tepat.
Dengan pengelolaan yang efektif dan terintegrasi dengan strategi bisnis utama, program KPR subsidi BTN menjadi contoh bagaimana tanggung jawab sosial dapat dipadukan dengan kinerja keuangan. Hal ini memberikan inspirasi bagi sektor perbankan lainnya untuk menerapkan pendekatan serupa dalam menyikapi tantangan sosial dan lingkungan yang semakin kompleks.
Dukungan terhadap Pembangunan Nasional
Keberhasilan BTN dalam menyalurkan KPR subsidi tidak terlepas dari peran bank ini sebagai mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan target satu juta rumah. BTN secara aktif mendukung Program Sejuta Rumah melalui pembiayaan yang mudah diakses, berbunga rendah, dan jangka waktu panjang.
Langkah BTN juga menjadi penting dalam mendorong pemerataan pembangunan wilayah, terutama di kawasan pinggiran yang selama ini kurang mendapat sentuhan pembangunan infrastruktur dan perumahan. Dengan memperluas jangkauan layanan ke daerah-daerah tersebut, BTN tidak hanya membuka akses rumah, tetapi juga ikut menggerakkan ekonomi lokal.
Menuju Perumahan yang Setara dan Berkelanjutan
Ke depan, tantangan sektor perumahan akan semakin kompleks, terutama dengan meningkatnya kebutuhan hunian dari generasi muda, tekanan terhadap lahan produktif, dan isu lingkungan yang semakin mengemuka.
Namun, BTN tampaknya siap menghadapi semua tantangan itu. Dengan pendekatan berbasis data, strategi bisnis yang inklusif, serta komitmen terhadap keberlanjutan, BTN telah meletakkan fondasi yang kokoh untuk menciptakan sektor perumahan yang tidak hanya layak huni, tetapi juga ramah lingkungan dan adil secara sosial.
Melalui KPR subsidi yang terus dikembangkan, BTN menunjukkan bahwa perbankan tidak hanya tentang angka dan laba, tetapi juga tentang menciptakan dampak sosial jangka panjang. Pendekatan ini bukan hanya menyelesaikan persoalan rumah, tetapi juga membangun masa depan Indonesia yang lebih hijau, inklusif, dan berkeadilan.