Awal Juli, BBM Shell dan Pertamina Naik Lagi

Selasa, 08 Juli 2025 | 11:35:46 WIB
Awal Juli, BBM Shell dan Pertamina Naik Lagi

JAKARTA - Memasuki bulan Juli 2025, masyarakat kembali dihadapkan pada penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi yang dilakukan serentak oleh berbagai badan usaha penyedia BBM. Penyesuaian ini bukan hal baru, melainkan bagian dari mekanisme pasar yang telah ditetapkan pemerintah, dan kali ini turut dipicu oleh dinamika harga minyak mentah global dan nilai tukar rupiah.

Kenaikan harga tersebut mencakup hampir semua jenis BBM non subsidi, baik bensin maupun solar, dan berlaku di seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah padat seperti Jabodetabek. Sementara harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar subsidi tetap berada di level sebelumnya, harga produk-produk unggulan mengalami penyesuaian yang cukup signifikan.

Pertamina Kerek Harga Pertamax hingga Dexlite

PT Pertamina (Persero), sebagai badan usaha milik negara sekaligus penyedia BBM terbesar, menetapkan penyesuaian harga pada hampir semua produk non subsidi. Harga Pertamax (RON 92) yang sebelumnya berada di angka Rp 12.100 per liter pada Juni 2025, kini naik menjadi Rp 12.500 per liter.

Tak hanya itu, harga Pertamax Turbo (RON 98) juga mengalami kenaikan dari Rp 13.050 menjadi Rp 13.500 per liter. Untuk varian ramah lingkungan Pertamax Green (RON 95), harganya disesuaikan dari Rp 12.800 menjadi Rp 13.250 per liter.

Produk solar seperti Dexlite (CN 51) dan Pertamina Dex (CN 53) pun ikut naik. Dexlite kini dijual seharga Rp 13.320 per liter, naik dari Rp 12.740, sementara Pertamina Dex naik dari Rp 13.200 menjadi Rp 13.650 per liter.

Adapun harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar subsidi masih tetap, masing-masing di angka Rp 10.000 per liter dan Rp 6.800 per liter, sehingga masyarakat masih memiliki alternatif pilihan yang lebih terjangkau.

Penyesuaian Harga Juga Terjadi di SPBU Swasta

Tak hanya Pertamina, penyedia BBM swasta seperti Shell Indonesia, BP-AKR, dan Vivo Energy Indonesia juga menyesuaikan harga jual BBM mereka.

Di SPBU Shell, produk Shell Super, yang setara dengan Pertamax, kini naik menjadi Rp 12.810 per liter dari sebelumnya Rp 12.370. Sementara Shell V-Power naik dari Rp 12.840 menjadi Rp 13.300 per liter. Kenaikan harga juga menyasar Shell V-Power Diesel dan Shell V-Power Nitro+, yang kini masing-masing dibanderol Rp 13.830 dan Rp 13.540 per liter.

BP-AKR turut melakukan penyesuaian. Harga BP 92 kini menjadi Rp 12.600 per liter, dan BP Ultimate yang memiliki angka oktan lebih tinggi dijual Rp 13.300 per liter. Sementara BP Ultimate Diesel mencapai Rp 13.800 per liter.

Di sisi lain, Vivo Energy Indonesia menetapkan harga Revvo 90 di angka Rp 12.730, Revvo 92 di Rp 12.810, dan Revvo 95 di Rp 13.300 per liter. Produk solar Diesel Primus Plus dari Vivo kini dijual dengan harga Rp 13.800 per liter.

Mengapa Harga BBM Naik?

Kenaikan harga BBM non subsidi yang terjadi kali ini mengacu pada formulasi harga yang telah ditetapkan pemerintah. Formula tersebut mempertimbangkan berbagai elemen, termasuk:

Harga minyak mentah dunia

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Biaya distribusi dan logistik

Pajak dan beban operasional

Pemerintah menegaskan bahwa kebijakan harga BBM non subsidi bersifat mengambang (fluktuatif) dan transparan, mengikuti mekanisme pasar dan tidak disubsidi oleh negara.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya juga menyampaikan bahwa evaluasi harga BBM non subsidi dilakukan secara berkala, dan kenaikan harga saat ini mencerminkan perubahan global, bukan murni kebijakan dalam negeri.

Dampaknya Bagi Konsumen

Bagi konsumen, kenaikan harga BBM tentu berdampak pada pengeluaran harian, terutama bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi atau menjalankan usaha logistik dan transportasi. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menggunakan energi secara bijak, termasuk mempertimbangkan penggunaan transportasi publik atau BBM subsidi jika memungkinkan.

Di sisi lain, adanya pilihan BBM dari berbagai penyedia dengan harga dan kualitas berbeda juga memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk menentukan bahan bakar yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial mereka.

Rincian Harga BBM per 7 Juli 2025 (Wilayah Jabodetabek)

SPBU Pertamina

Solar Subsidi: Rp 6.800/liter

Pertalite: Rp 10.000/liter

Pertamax: Rp 12.500/liter

Pertamax Turbo: Rp 13.500/liter

Pertamax Green: Rp 13.250/liter

Pertamina Dex: Rp 13.650/liter

Dexlite: Rp 13.320/liter

Pertamax di Pertashop: Rp 12.400/liter

SPBU Shell

Shell Super: Rp 12.810/liter

Shell V-Power: Rp 13.300/liter

Shell V-Power Diesel: Rp 13.830/liter

Shell V-Power Nitro+: Rp 13.540/liter

SPBU BP-AKR

BP 92: Rp 12.600/liter

BP Ultimate: Rp 13.300/liter

BP Ultimate Diesel: Rp 13.800/liter

SPBU Vivo

Revvo 90: Rp 12.730/liter

Revvo 92: Rp 12.810/liter

Revvo 95: Rp 13.300/liter

Diesel Primus Plus: Rp 13.800/liter

Tren kenaikan harga BBM non subsidi yang terjadi di awal Juli 2025 merupakan respons wajar terhadap kondisi pasar global dan dinamika domestik. Meskipun memengaruhi biaya konsumsi energi masyarakat, pemerintah dan pelaku usaha tetap menjamin transparansi dalam mekanisme penetapan harga. Masyarakat diharapkan tetap waspada, bijak dalam menggunakan BBM, dan memanfaatkan berbagai pilihan yang tersedia untuk mengatur pengeluaran energi sehari-hari.

Terkini

iPhone 13 Turun Harga Jadi Rp8 Jutaan per Juli 2025

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:32:01 WIB

Galaxy S25 Plus FE Bakal Lebih Tipis dan Canggih

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:35:04 WIB

Harga OPPO A60 Turun, Spek Tetap Gahar

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:38:05 WIB

IWIP Cetak Talenta Muda untuk Industri Nikel

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:45:04 WIB