JAKARTA - Minggu lalu, pasar modal Indonesia menutup perdagangan dengan catatan kurang menggembirakan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus rela terperosok ke zona merah, mengakhiri pekan dengan koreksi 0,47% di level 6.865,19. Koreksi ini tak lepas dari tekanan signifikan pada sejumlah sektor utama seperti saham keuangan, teknologi, dan properti, yang masing-masing anjlok 1,83%, 1,09%, dan 0,42% dalam sepekan.
Sepanjang pekan lalu, IHSG sempat mencoba menembus area resistance dengan mencatat posisi tertinggi di 6.971,23 pada Selasa pagi. Namun, upaya tersebut gagal dipertahankan hingga penutupan, yang justru membawa IHSG menukik ke titik terendah pekan ini di level 6.838,4.
Pergerakan bursa pun cukup aktif, tercatat volume perdagangan mingguan mencapai 98,72 miliar saham dengan nilai transaksi hingga Rp52 triliun. Sementara itu, total frekuensi perdagangan terdata sebanyak 5,26 juta kali. Aktivitas jual yang mendominasi menjadi salah satu faktor penekan, sejalan dengan aksi ambil untung yang dilakukan investor di tengah ketidakpastian global.
- Baca Juga Pinjol OJK: Cara Kenali yang Resmi
Meskipun kondisi IHSG dalam tekanan, peluang investasi masih terbuka lebar. Sejumlah saham pilihan dari berbagai sektor justru dinilai potensial untuk rebound dan layak dipertimbangkan. Berikut ini rekomendasi saham hari ini, Senin, 7 Juli 2025, yang dihimpun dari beberapa sekuritas ternama.
Rekomendasi Saham Pilihan dari Berbagai Sekuritas
BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan tiga saham:
BRIS (PT Bank Syariah Indonesia Tbk) yang masih menunjukkan fundamental solid.
MBMA (PT Merdeka Battery Materials Tbk) didorong prospek positif dari pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik.
INCO (PT Vale Indonesia Tbk) yang dinilai mendapat momentum dari kenaikan harga nikel global.
BNI Sekuritas menyarankan tujuh saham potensial:
AMMN
MDKA
RAJA
BKSL
TOBA
BMRI, yang secara fundamental terjaga di sektor perbankan.
Philip Sekuritas memfokuskan pilihan pada dua emiten:
DSSA dan
SMDR, yang menarik dari sisi valuasi dan prospek sektor energi dan logistik.
Phintraco Sekuritas menawarkan lima rekomendasi:
MBMA (sama dengan BRI Danareksa),
SMDR,
DATA,
LSIP (perkebunan sawit), dan
WIFI, yang bergerak di layanan internet.
MNC Sekuritas memberikan empat pilihan saham:
AADI,
ADRO (PT Adaro Energy Indonesia Tbk) dengan outlook positif dari harga batu bara,
ARCI, dan
HRTA.
CGS International Sekuritas menjagokan enam saham:
ASII (Astra International),
BRMS,
BRIS,
INCO,
CTRA (Ciputra Development), dan
AKRA (AKR Corporindo) yang dinilai tangguh di sektor distribusi bahan bakar.
Panin Sekuritas memilih empat saham:
ITMG (Indo Tambangraya Megah),
WIFI,
BKSL, dan
DEWA.
Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan tujuh saham:
CMRY,
HRTA,
INDF (Indofood),
TOTL,
BKSL,
BUKA (Bukalapak), dan
GOTO (GoTo Gojek Tokopedia) yang konsisten menarik perhatian investor.
Samuel Sekuritas juga tak ketinggalan merilis tujuh emiten unggulan:
AADI,
BRIS,
BKSL,
INCO,
MAPA, dan
UNVR (Unilever Indonesia) yang tetap stabil di sektor barang konsumsi.
Sektor Keuangan, Teknologi, dan Properti: Biang Pelemahan IHSG
IHSG yang anjlok minggu lalu dipicu terutama oleh tekanan pada sektor keuangan yang melemah signifikan 1,83% dalam sepekan. Saham-saham perbankan seperti BMRI dan BRIS, meski direkomendasikan beberapa sekuritas, sempat tertekan akibat sentimen suku bunga global yang masih belum stabil.
Di sektor teknologi, sejumlah emiten teknologi besar mengalami koreksi rata-rata 1,09%. Saham seperti GOTO sebenarnya mulai menunjukkan penguatan pada perdagangan Jumat, namun belum mampu menopang IHSG secara keseluruhan.
Sektor properti juga menambah beban IHSG dengan penurunan sebesar 0,42% dalam seminggu. Hal ini sejalan dengan masih lambatnya pemulihan permintaan properti di tengah tren kenaikan biaya pembangunan.
Volume dan Aktivitas Transaksi yang Masih Aktif
Meski pasar melemah, antusiasme pelaku pasar tetap tinggi dengan nilai transaksi mingguan di atas Rp50 triliun dan volume perdagangan mendekati 100 miliar saham. Aktivitas ini menunjukkan pasar Indonesia masih atraktif bagi investor domestik maupun asing.
Strategi Memanfaatkan Koreksi IHSG
Pelemahan IHSG pekan lalu justru membuka peluang strategis bagi investor untuk masuk ke saham-saham yang direkomendasikan para broker. Emiten-emiten yang memiliki fundamental kuat dan prospek cerah berpotensi rebound ketika sentimen pasar membaik.
Para investor sebaiknya tetap mencermati faktor global yang memengaruhi pasar, seperti kebijakan suku bunga AS, pergerakan harga komoditas, dan kondisi geopolitik. Namun dengan pemilihan saham yang tepat, koreksi saat ini bisa dimanfaatkan sebagai momentum mendapatkan saham berharga dengan harga lebih murah.