JAKARTA - Keberhasilan transformasi digital perbankan syariah semakin nyata. PT Bank Mega Syariah berhasil membukukan lonjakan signifikan pada pendapatan berbasis komisi (fee-based income/FBI), yang mencapai Rp 35 miliar hingga Mei 2025, tumbuh 68,61% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Capaian ini menunjukkan kontribusi besar digitalisasi dalam mendongkrak pendapatan non bunga bagi bank syariah nasional.
Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah, Hanie Dewita, menegaskan bahwa porsi pendapatan komisi mendominasi total pendapatan non bunga perseroan dalam periode tersebut. “Lebih dari 49% fee-based income diperoleh dari provisi dan komisi pembiayaan,” jelas Hanie.
Menurut Hanie, salah satu motor utama peningkatan FBI adalah semakin maraknya penggunaan layanan digital, khususnya melalui aplikasi mobile banking M-Syariah. Kehadiran superapp tersebut mempermudah nasabah dalam mengakses berbagai layanan perbankan, mulai dari transaksi, informasi saldo, hingga pembayaran dan pembiayaan.
- Baca Juga Pinjol OJK: Cara Kenali yang Resmi
“Digitalisasi membuat akses nasabah terhadap produk dan layanan Bank Mega Syariah menjadi lebih mudah dan efisien sehingga pengguna terdorong untuk menggunakannya,” tambahnya.
Peran Provisi dan Komisi dalam FBI
Fee-based income merupakan salah satu sumber pendapatan yang kian diperhatikan oleh perbankan di tengah tantangan marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang semakin ketat. Pada Bank Mega Syariah, pendapatan dari provisi dan komisi pembiayaan menjadi penyumbang terbesar FBI, dengan kontribusi lebih dari 49%.
Hal ini sejalan dengan strategi perseroan yang terus memperkuat pembiayaan, khususnya untuk sektor produktif, serta mendorong pertumbuhan portofolio pembiayaan yang sehat. Tidak hanya itu, Bank Mega Syariah juga gencar menyiapkan berbagai layanan keuangan digital guna memperluas basis pengguna dan transaksi.
“Ke depan, proyeksi pertumbuhan fee-based income tetap positif, didukung oleh penguatan ekosistem digital, pertumbuhan pembiayaan yang sehat, serta upaya diversifikasi sumber pendapatan berbasis komisi dari layanan digital,” ujar Hanie optimistis.
Kontribusi Digitalisasi lewat M-Syariah
Transformasi layanan digital menjadi kunci keberhasilan Bank Mega Syariah. Sejak diluncurkan, aplikasi mobile banking M-Syariah langsung memberikan dampak positif terhadap aktivitas dan kenyamanan nasabah. Penggunaan aplikasi ini tidak hanya meningkat secara signifikan, tetapi juga mendukung berbagai fitur yang relevan dengan kebutuhan nasabah modern.
Melalui M-Syariah, nasabah dapat melakukan beragam transaksi seperti pembayaran tagihan, transfer antar bank, top-up dompet digital, hingga pembelian produk investasi berbasis syariah. Kemudahan ini mendorong pertumbuhan transaksi digital yang kemudian berdampak langsung pada peningkatan fee-based income bank.
“Digitalisasi ini bukan hanya sekadar tren, tetapi menjadi keharusan dalam meningkatkan layanan, efisiensi, dan tentu saja pendapatan,” ujar Hanie.
Arah Strategi Bank Mega Syariah ke Depan
Sejalan dengan keberhasilan digitalisasi yang mendorong FBI, Bank Mega Syariah berencana untuk memperkuat ekosistem layanan digitalnya. Bank akan terus menambah fitur-fitur baru pada aplikasi M-Syariah, termasuk peningkatan sistem keamanan dan kenyamanan pengguna.
Selain itu, perusahaan juga akan memperluas kerja sama dengan berbagai mitra strategis, seperti e-commerce, penyedia layanan pembayaran digital, hingga platform teknologi finansial lainnya, untuk memperbesar volume transaksi yang berdampak pada peningkatan FBI.
Pertumbuhan pendapatan komisi yang sehat ini diharapkan menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi Bank Mega Syariah, sejalan dengan upaya diversifikasi yang mengurangi ketergantungan pada pendapatan berbasis margin pembiayaan semata.
Kinerja Positif Sejalan dengan Pertumbuhan Tabungan Haji
Selain pertumbuhan FBI, Bank Mega Syariah juga mencatat kinerja positif di produk tabungan haji. Pada 2024, portofolio tabungan haji bank ini telah mencapai Rp 461,65 miliar, menunjukkan kepercayaan masyarakat dalam menabung dan merencanakan ibadah melalui lembaga perbankan syariah.
Kinerja solid di berbagai produk ini memperkuat posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu bank syariah terkemuka di Tanah Air. Dengan dukungan layanan digital, bank optimistis dapat memperluas basis nasabah, khususnya generasi muda yang cenderung mengutamakan kepraktisan dalam layanan keuangan.
Optimisme atas Proyeksi Pertumbuhan
Bank Mega Syariah meyakini tren positif FBI akan terus berlanjut hingga akhir 2025, bahkan lebih besar dari capaian Rp 35 miliar pada Mei. Proyeksi ini tidak lepas dari meningkatnya penetrasi teknologi digital di kalangan masyarakat, didukung program literasi keuangan dan edukasi syariah yang gencar dilakukan perseroan.
Kombinasi pembiayaan sehat, layanan digital terintegrasi, serta peningkatan kualitas layanan menjadi landasan kuat untuk menjaga kinerja fee-based income yang berkelanjutan.
Dengan demikian, pertumbuhan FBI Bank Mega Syariah menjadi bukti nyata bahwa transformasi digital tak hanya mendukung inklusi keuangan syariah, tetapi juga mendatangkan kontribusi signifikan bagi pendapatan perbankan nasional.