JAKARTA - Pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, menjadi magnet baru bagi investasi sekaligus membuka peluang kerja besar di daerah yang memiliki salah satu upah minimum tertinggi di Indonesia. Presiden Prabowo Subianto meresmikan langsung groundbreaking proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik konsorsium Antam-IBC-CBL, yang menegaskan keseriusan Indonesia membangun industri hilir kendaraan listrik dari hulu ke hilir.
Pabrik ini berdiri di Kawasan Artha Industrial Hills, Karawang, dengan nilai investasi fantastis mencapai US$6 miliar atau sekitar Rp97,07 triliun. Bukan hanya proyek industri biasa, pembangunan ini diyakini akan mendorong percepatan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik di Asia Tenggara. Prabowo bahkan menekankan kehadirannya dalam groundbreaking kali ini karena menilai proyek ini sangat strategis untuk masa depan industri nasional.
“Groundbreaking ini bukti keseriusan dan kerja sama dengan mitra kita dari Tiongkok,” tegas Prabowo, mengacu pada konsorsium dengan CATL, Brunp, dan Lygend (CBL).
Pabrik baterai di Karawang menjadi salah satu dari enam proyek dalam Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi, dengan lima proyek lain berlokasi di Halmahera Timur. Proyek ini mencakup area lebih dari 3.000 hektar, dengan target menyerap 8.000 tenaga kerja langsung. Ini jelas menjadi peluang besar bagi masyarakat Karawang dan sekitarnya, terutama mengingat Karawang memiliki UMK 2025 sebesar Rp5.599.593,21, hanya sedikit di bawah Kota Bekasi yang menduduki posisi tertinggi UMK se-Jawa Barat.
Nilai UMK tersebut ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561.7/Kep.798-Kesra/2024, yang tidak hanya menempatkan Karawang sebagai salah satu daerah dengan UMK tertinggi, tetapi juga menandakan potensi daya beli masyarakatnya cukup tinggi. Hal ini dapat menopang pertumbuhan ekonomi lokal ketika ribuan pekerja terserap di proyek pabrik baterai.
UMK yang relatif tinggi menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri. Tantangan, karena biaya produksi dan tenaga kerja harus lebih besar; peluang, karena tenaga kerja lokal memiliki daya beli yang mendukung geliat ekonomi setempat. Ini sejalan dengan visi pemerintah membangun industri strategis nasional yang tidak hanya menguntungkan secara makro, tetapi juga menyejahterakan masyarakat lokal.
Pabrik di Karawang ini akan mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan dengan penggunaan pembangkit tenaga surya 24 MWp, di samping suplai energi dari kombinasi pembangkit lainnya di proyek Halmahera Timur. Proyek ini juga melibatkan perusahaan patungan PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB), yang akan memproduksi baterai lithium-ion tahap pertama dengan kapasitas 6,9 GWh.
Sejalan dengan program hilirisasi nasional, proyek ini diharapkan mendukung Indonesia menjadi produsen utama baterai kendaraan listrik global, bukan hanya sekadar eksportir bahan mentah. Presiden Prabowo menegaskan bahwa keberhasilan proyek ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan menempatkan Indonesia sebagai pemain penting dalam rantai pasok kendaraan listrik dunia.
“Groundbreaking ini bukti keseriusan dan kerja sama dengan mitra kita dari Tiongkok,” ulang Prabowo, menegaskan bahwa proyek ini sudah dirintis sejak era Presiden ke-7 Joko Widodo empat tahun lalu.
Sementara itu, berikut daftar UMK Karawang dan kabupaten/kota lain di Jawa Barat 2025 yang relevan bagi masyarakat yang ingin mengetahui standar upah minimum di daerah sekitar proyek:
UMK Kota Bekasi: Rp5.690.752,95
UMK Kabupaten Karawang: Rp5.599.593,21
UMK Kabupaten Bekasi: Rp5.558.515,10
UMK Kabupaten Purwakarta: Rp4.792.252,92
UMK Kota Depok: Rp5.195.721,78
UMK Kota Bogor: Rp5.126.897,22
Dengan UMK tinggi tersebut, kehadiran pabrik baterai ini diharapkan bukan hanya menjadi simbol kebangkitan industri hijau, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Karawang. Jika proyek berjalan lancar, efek berantai seperti peningkatan konsumsi lokal, penyerapan tenaga kerja, hingga berkembangnya usaha mikro di sekitar kawasan industri akan terjadi.
Proyek ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam menarik investasi asing strategis ke Tanah Air, memperkuat posisi Indonesia di kancah global, dan mendukung transisi energi bersih melalui industrialisasi baterai kendaraan listrik.