JAKARTA - Di balik udara sejuk pegunungan Priangan, terbentang jalur kereta api legendaris yang menyimpan kisah menakjubkan. Jalur tersebut bukan hanya urat nadi transportasi, tetapi juga saksi sejarah yang membentang sejak era kolonial hingga masa kini. Jalur ini melintasi enam stasiun aktif tertinggi di Indonesia, yang kesemuanya berada di wilayah kerja PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 (Daop 2) Bandung.
Stasiun-stasiun ini bukan sekadar bangunan transit, tetapi simbol keperkasaan teknologi rel menaklukkan kontur pegunungan yang menantang. Manager Humasda KAI Daop 2 Bandung, Kuswardojo, menegaskan pentingnya keberadaan keenam stasiun ini, “Enam stasiun tertinggi ini menjadi bukti bagaimana kereta api tidak hanya menjadi moda transportasi andalan, tetapi juga bagian dari kekayaan geografis dan sejarah Indonesia,” ungkapnya.
Membuka Tirai Stasiun Nagreg, Gerbang Keindahan Priangan Timur
Stasiun Nagreg, 848 meter di atas permukaan laut, menjadi stasiun aktif tertinggi di Indonesia. Perjalanan menuju Nagreg sudah mengundang adrenalin sejak awal: tanjakan tajam, belokan ekstrem, dan bentang alam hijau yang memesona. Jalur menuju Tasikmalaya lewat Nagreg ibarat lukisan bergerak, dengan lembah berkabut dan barisan pegunungan sebagai latar.
Sunyi yang Bernyawa di Stasiun Lebak Jero
Lebak Jero di ketinggian 818 mdpl justru dikenal bukan karena riuhnya penumpang, melainkan fungsinya sebagai pengatur lalu lintas kereta di jalur pegunungan. Stasiun ini menjadi titik penting bagi KA yang harus bersilang di jalur sempit penuh tikungan. Di sanalah, sunyi bertemu ketegangan ketika kereta harus berhenti menunggu aman sebelum melaju lagi.
Cipeundeuy, Pemberhentian Legendaris Para Penumpang
Naik kereta ke selatan Jawa? Maka Anda pasti melewati Stasiun Cipeundeuy di 772 mdpl. Tidak ada kereta jarak jauh yang bisa menghindari stasiun ini. Sejak era kolonial, stasiun ini adalah lokasi pemeriksaan rem kereta yang wajib dilakukan demi keselamatan menuruni jalur curam. Di sinilah detak jantung penumpang seakan berpacu dengan deru mesin kereta.
Andir, Stasiun Kota yang Diam Menyimpan Sejarah
Berada di ketinggian 750 mdpl, Stasiun Andir mungkin tak lagi seramai masa jayanya, tetapi ia menyimpan serpihan kisah transportasi urban Bandung. Dahulu, Andir menjadi titik penting mobilitas warga kota. Sekarang, ia tetap berdiri dengan arsitektur klasik, menjadi saksi perubahan wajah Kota Bandung.
Cimindi, Simpul Kesibukan Urban Bandung
Stasiun Cimindi di 736 mdpl menyuguhkan dinamika perkotaan dengan lanskap pegunungan yang mengintip di kejauhan. Stasiun ini ramai oleh pekerja dan pelajar yang menjadikannya simpul transportasi penting. Ketenangan rel kereta di Cimindi berbaur dengan hiruk-pikuk kesibukan warga.
Cimahi, Perpaduan Kolonial dan Modern
Stasiun Cimahi, 723 mdpl, didirikan pada masa Hindia Belanda dan menjadi saksi geliat industri serta aktivitas militer di kawasan Cimahi. Kini, stasiun ini melayani KA lokal, jarak jauh, hingga KA feeder Whoosh, sambil tetap menjaga nuansa klasik arsitektur kolonial yang memikat penumpang dan fotografer.
Melintasi Jalur Eksotis, Menjelajahi Drama Alam Priangan
Apa yang membuat keenam stasiun ini begitu istimewa bukan hanya tingginya posisi mereka, tetapi lintasan kereta di antara stasiun yang menyajikan jalur berkelok, turunan curam, hingga jembatan-jembatan yang menantang nyali. Penumpang diajak menikmati bentang alam yang dramatis: kereta seperti menari di atas lembah, menembus kabut tipis, dan sesekali disambut sinar matahari yang menembus pepohonan pinus.
Kuswardojo mengatakan bahwa jalur ini tak hanya menantang secara teknis, tetapi juga memiliki potensi wisata luar biasa. “Kami terus mendorong kolaborasi dengan pemerintah daerah dan komunitas untuk mempromosikan potensi heritage dan ekowisata berbasis kereta api,” jelasnya.
Memupuk Wisata Berbasis Heritage dan Edukasi
KAI Daop 2 Bandung melihat nilai tambah dari jalur kereta ini sebagai aset wisata. Kereta bukan hanya alat transportasi, tetapi juga wahana edukasi sejarah perkeretaapian Indonesia. Menghadirkan paket wisata kereta melewati enam stasiun tertinggi ini akan memperkenalkan penumpang pada kisah panjang perjuangan teknologi kereta di tanah Priangan yang berliku.
Komitmen KAI: Aman, Nyaman, Berkesan
PT KAI Daop 2 Bandung terus memperkuat layanan di jalur eksotis ini. “Kami ingin agar setiap perjalanan dengan KA menjadi pengalaman yang berkesan dan penuh cerita,” tegas Kuswardojo. Komitmen ini mencakup peningkatan keselamatan perjalanan, kenyamanan penumpang, hingga pelestarian keaslian lingkungan sekitar jalur kereta.
Menjadi Magnet Baru Wisata Rel Indonesia
Dengan promosi yang tepat dan kerja sama lintas sektor, keenam stasiun tertinggi ini bisa menjadi magnet wisata baru bagi penikmat perjalanan yang mendambakan petualangan berbeda. Jalur ini menawarkan perpaduan keindahan alam, nilai sejarah, dan sensasi perjalanan yang tak ditemui di rute kereta lain di Indonesia.
Tak berlebihan bila jalur ini disebut jalur kereta paling eksotis di Indonesia. Tidak hanya menantang secara geografis, tetapi juga memukau secara visual. Inilah kisah menakjubkan enam stasiun tertinggi di Indonesia yang membuktikan bahwa kereta api bukan sekadar alat transportasi, tetapi jembatan bagi petualangan dan nostalgia.