Bahaya Kesehatan dari Kebiasaan Lama Main Ponsel

Jumat, 04 Juli 2025 | 09:37:44 WIB
Bahaya Kesehatan dari Kebiasaan Lama Main Ponsel

JAKARTA - Di era digital seperti sekarang, ponsel bukan hanya alat komunikasi, tetapi sudah menjelma menjadi “teman hidup” yang hampir selalu melekat di genggaman. Setiap saat, dari bangun tidur hingga menjelang tidur, banyak orang tak bisa lepas dari layar ponsel. Namun, di balik kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan, penggunaan ponsel secara berlebihan ternyata menyimpan potensi bahaya serius bagi kesehatan, baik secara fisik maupun mental.

Fenomena ini tidak mengenal batas usia. Generasi tua hingga muda kini sama-sama rentan terhadap kecanduan layar ponsel. Terlebih bagi anak muda, kebiasaan berlama-lama menatap layar bisa mengganggu proses tumbuh kembang mereka, baik dari segi kognitif maupun emosional. Alih-alih mendukung produktivitas, kebiasaan ini justru bisa memicu berbagai gangguan kesehatan.

Kebiasaan Penggunaan Ponsel Sudah Di Luar Kendali

Menurut survei Litbang Kompas, 54% responden mengaku pernah mengalami dampak negatif akibat terlalu lama menggunakan ponsel. Data ini menegaskan bahwa masalah ini sudah menyasar hampir setengah dari pengguna ponsel yang disurvei, menandakan fenomena kecanduan layar bukan hal sepele.

Gangguan kesehatan yang muncul pun beragam. Gangguan fisik menjadi keluhan paling umum dengan persentase 67,78%. Keluhan ini meliputi mata merah, sakit di bagian punggung dan leher akibat postur tubuh yang buruk saat bermain ponsel, malas bergerak, hingga pola makan yang berantakan karena terlalu fokus pada layar.

Sementara itu, gangguan psikologis dialami oleh 23,33% responden. Mereka melaporkan mengalami stres, sulit konsentrasi, perasaan cemas berlebihan, bahkan susah tidur. Kondisi ini tentu berdampak langsung pada kualitas hidup dan produktivitas sehari-hari.

Lebih mengkhawatirkan lagi, 8,84% responden menyebutkan mereka menjadi malas bersosialisasi karena keasyikan dengan ponsel. Akibatnya, interaksi tatap muka dengan orang lain terganggu, yang lambat laun dapat menurunkan kemampuan komunikasi dan kepekaan sosial.

Durasi Pemakaian Masih Tinggi Meski Pandemi Usai

Data dari laporan State of Mobile 2024 oleh Data.ai turut mengungkapkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktu lama untuk mengakses ponsel. Durasi penggunaan ponsel pada 2023 tercatat rata-rata 6,05 jam per hari, hanya sedikit turun dari 6,14 jam pada 2022. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding masa sebelum pandemi. Pada 2020, rata-rata hanya 5,63 jam per hari, lalu meningkat menjadi 5,99 jam per hari pada 2021.

Fakta ini menunjukkan bahwa kebiasaan berlama-lama di depan layar ponsel yang terbentuk selama pandemi masih terus berlanjut. Perubahan gaya hidup yang mengandalkan perangkat digital dalam bekerja, belajar, dan hiburan membuat masyarakat makin sulit mengurangi waktu penggunaan ponsel meski situasi pandemi sudah membaik.

Kemenkes: Waspadai Dampak Kesehatan dari Paparan Layar Berlebihan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan bahwa paparan layar ponsel terlalu lama bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan. Gangguan fisik yang sering dialami meliputi sakit kepala, rasa pegal di area alis, pelipis, dahi, dan leher akibat menatap layar dalam posisi yang sama terlalu lama.

Selain itu, banyak pengguna ponsel yang mengalami mata lelah, penglihatan ganda, mata berair, hingga risiko berkembangnya rabun jauh. Apabila dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak pada kualitas penglihatan dalam jangka panjang.

“Kemenkes mengimbau untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan segera melakukan pemeriksaan ke dokter mata apabila mengalami gejala penyakit akibat paparan ponsel berlebih,” bunyi anjuran resmi Kemenkes.

Masih Banyak yang Abaikan Risiko

Meskipun gejala gangguan kesehatan akibat penggunaan ponsel berlebihan sudah mulai dirasakan, banyak orang yang belum menyadari risiko serius di balik kebiasaan ini. Salah satu penyebabnya adalah sifat kecanduan ponsel yang sering tidak disadari. Terlebih dengan banyaknya fitur menarik seperti media sosial, game, dan aplikasi video, pengguna cenderung terlena menghabiskan waktu lebih lama di depan layar.

Perilaku ini kemudian membentuk siklus yang sulit diputus. Ketika merasa bosan, orang cenderung langsung membuka ponsel sebagai hiburan. Sebaliknya, penggunaan ponsel yang lama justru bisa memicu stres, kecemasan, bahkan menurunkan produktivitas.

Anak Muda Paling Rentan Terpengaruh

Kelompok usia muda, khususnya anak-anak dan remaja, termasuk yang paling rentan terhadap pengaruh negatif penggunaan ponsel. Mereka yang masih dalam tahap perkembangan kognitif dan emosional berisiko mengalami gangguan konsentrasi, sulit fokus belajar, hingga kesulitan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Jika tidak dikendalikan, kebiasaan ini bisa berpengaruh pada prestasi akademik dan tumbuh kembang mereka.

Karena itu, para orang tua diimbau untuk lebih aktif mengawasi dan mengatur waktu screen time anak-anak. Pembatasan waktu penggunaan ponsel, terutama di luar jam belajar, serta mendorong aktivitas fisik dan interaksi sosial secara langsung dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat kecanduan layar.

Survei Litbang Kompas

Perlu diketahui, survei Litbang Kompas mengenai dampak penggunaan ponsel ini melibatkan 510 responden yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara telepon pada periode 21-24 April 2025, memastikan hasil survei mewakili kondisi pengguna ponsel di berbagai daerah.

Mulailah Bijak Gunakan Ponsel

Penggunaan ponsel memang sudah menjadi kebutuhan di era digital. Namun, bijak dalam mengatur waktu dan durasi penggunaannya penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Sesibuk apa pun aktivitas kita, jangan lupa memberi jeda untuk mengistirahatkan mata dan tubuh dari layar ponsel. Jika mengalami gejala gangguan seperti yang diuraikan, sebaiknya segera konsultasi ke tenaga medis untuk mendapatkan penanganan lebih tepat.

Terkini