JAKARTA — Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menegaskan, kehadiran bank syariah berukuran besar terbukti mampu meningkatkan keyakinan masyarakat terhadap industri perbankan syariah nasional. Hal tersebut disampaikan Dian saat memberikan sambutan dalam Opening Ceremony BSI International Expo 2025 di Jakarta.
Dian menilai Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi contoh nyata bagaimana skala besar sebuah bank syariah dapat mendongkrak kepercayaan publik secara signifikan. “BSI ini adalah bank syariah terbesar dan sebetulnya ini real case yang membuktikan bahwa kalau bank syariah itu besar, itu bisa menimbulkan keyakinan yang sangat luar biasa dari masyarakat dan berkembang lebih besar lagi,” ujar Dian Ediana Rae.
BSI Jadi Role Model Bank Syariah
Menurut Dian, konsolidasi yang menghasilkan BSI menjadi salah satu langkah paling strategis dalam sejarah perbankan syariah Indonesia. Kebijakan itu menjadikan BSI bukan hanya sebagai bank syariah terbesar di dalam negeri, tetapi juga mampu menembus jajaran bank Islam terbaik di tingkat global dalam kurun waktu kurang dari lima tahun. “Ini saya kira adalah salah satu contoh yang harus ditiru oleh bank syariah lain agar bisa meloncat secara lebih cepat,” tegasnya.
Berdasarkan catatan OJK, hingga saat ini BSI tetap menjadi satu-satunya bank syariah dengan aset terbesar dan jangkauan layanan terluas di Indonesia. Kesuksesan BSI menjadi bukti bahwa konsolidasi bank-bank syariah kecil menjadi satu entitas besar dapat menciptakan skala ekonomi yang lebih efisien, meningkatkan daya saing, serta mempercepat akselerasi bisnis.
Dorong Konsolidasi Bank Syariah Kecil
Melihat keberhasilan BSI, OJK mendorong agar bank-bank syariah kecil melakukan konsolidasi agar bisa tumbuh dan bersaing dengan bank syariah besar yang sudah mapan. Langkah ini diyakini penting untuk memperkuat industri perbankan syariah nasional dalam menghadapi tantangan dan persaingan, baik di level domestik maupun internasional.
“Ke depan, kita ingin lebih banyak bank syariah yang bisa setara dengan BSI melalui konsolidasi. Dengan begitu, industri ini tidak hanya dikuasai oleh satu pemain besar saja, tetapi memiliki lebih banyak institusi kuat yang mampu memperluas jangkauan layanan syariah ke seluruh lapisan masyarakat,” kata Dian.
Literasi Tinggi Jadi Kunci Pengembangan
Dian juga menyoroti keunikan BSI yang memiliki nasabah dengan tingkat literasi keuangan yang sangat tinggi, namun inklusi masih relatif rendah. Hal ini berbeda dengan kebanyakan bank lain di mana literasi nasabah rendah, tetapi tingkat inklusi tinggi.
“Memang kelihatan bahwa ada potensi pasar yang sangat besar yang belum bisa digarap karena kapasitas ekspansi dari bank-bank syariah di Indonesia tidak dimiliki oleh semua bank,” ungkapnya. Ini menandakan masih terdapat peluang luas untuk memperluas inklusi keuangan syariah melalui edukasi literasi yang lebih masif.
Kapasitas IT Jadi Penentu Masa Depan Bank
Lebih jauh, Dian menekankan bahwa kunci kesuksesan bank syariah di masa depan akan sangat ditentukan oleh kemampuan teknologi informasi (IT) yang mereka miliki. “Persaingan perbankan ke depan hanya akan ditentukan oleh satu hal, yaitu kapasitas IT. State of the art IT akan menentukan apakah bank itu bisa maju atau tidak,” tandasnya.
Menurut Dian, bank yang memiliki sistem IT modern, aman, dan efisien akan lebih mampu menarik nasabah, memperluas layanan, serta meningkatkan efisiensi operasional. Hal ini penting karena tren transformasi digital semakin mendominasi industri keuangan global, termasuk perbankan syariah.
Transformasi Digital Jadi Keniscayaan
OJK melihat bahwa digitalisasi layanan menjadi salah satu faktor yang akan sangat menentukan masa depan industri perbankan, termasuk perbankan syariah. Transformasi digital bukan hanya soal menghadirkan aplikasi mobile banking, tetapi juga mencakup sistem manajemen risiko, keamanan siber, hingga analitik data untuk membaca kebutuhan nasabah secara lebih presisi.
“Bank syariah yang mampu berinvestasi pada teknologi informasi yang mutakhir akan memiliki daya saing lebih kuat, serta mampu memberikan layanan yang sesuai kebutuhan nasabah modern,” kata Dian.
Komitmen OJK Dukung Industri Syariah
Dalam kesempatan tersebut, Dian menegaskan komitmen OJK untuk terus mendukung pengembangan industri perbankan syariah, termasuk dalam memfasilitasi konsolidasi, penguatan literasi keuangan, dan akselerasi transformasi digital. OJK juga akan memperkuat pengawasan agar industri perbankan syariah tetap tumbuh sehat, transparan, dan berintegritas.
“BSI sudah menunjukkan bahwa bank syariah besar dapat memberikan efek positif bagi kepercayaan masyarakat. OJK ingin ini menjadi pemicu bagi bank-bank syariah lain untuk meningkatkan kapasitasnya agar industri perbankan syariah Indonesia semakin kompetitif di kancah global,” pungkas Dian.
Harapan ke Depan
Ke depan, dengan langkah konsolidasi yang terarah dan penerapan teknologi informasi yang mumpuni, industri perbankan syariah nasional diharapkan mampu menjawab tantangan zaman sekaligus membuka akses layanan keuangan syariah yang lebih luas ke seluruh pelosok Indonesia.
Langkah-langkah tersebut juga diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat keuangan syariah global, selaras dengan visi pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.