Empat Peringatan Global Diperingati pada 19 Juni 2025, Termasuk Hari Penyakit Sel Sabit

Kamis, 19 Juni 2025 | 09:34:08 WIB
Empat Peringatan Global Diperingati pada 19 Juni 2025, Termasuk Hari Penyakit Sel Sabit

JAKARTA - Setiap tanggal 19 Juni diperingati sebagai momen penting dalam kalender dunia dengan beberapa perayaan dan peringatan internasional. Pada tahun ini, 19 Juni 2025 menandai empat agenda global yang patut menjadi perhatian masyarakat dunia. Salah satu yang paling menonjol adalah Hari Penyakit Sel Sabit Sedunia (World Sickle Cell Day).

Peringatan ini tidak hanya menjadi pengingat terhadap pentingnya kesehatan dan penanganan penyakit sel sabit, tetapi juga momentum untuk meningkatkan kesadaran global terhadap berbagai persoalan kesehatan dan sosial lainnya yang diperingati di hari yang sama.

1. Hari Penyakit Sel Sabit Sedunia (World Sickle Cell Day)

Hari Penyakit Sel Sabit Sedunia diperingati setiap 19 Juni sejak diresmikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2008. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia tentang penyakit sel sabit (sickle cell disease/SCD), yang merupakan salah satu penyakit genetik paling umum di dunia.

SCD terutama berdampak pada orang-orang keturunan Afrika, Timur Tengah, India, dan beberapa wilayah di Eropa Selatan. Penyakit ini mempengaruhi bentuk sel darah merah, yang seharusnya berbentuk bulat menjadi seperti bulan sabit. Akibatnya, peredaran darah menjadi terganggu dan dapat menyebabkan nyeri hebat, infeksi, hingga risiko stroke.

Peringatan Hari Penyakit Sel Sabit Sedunia menjadi momentum penting untuk menyuarakan kebutuhan akan peningkatan akses pengobatan yang terjangkau, penelitian medis lebih lanjut, serta dukungan terhadap para penderita.

“Hari ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan pentingnya deteksi dini dan penanganan serius terhadap penyakit sel sabit,” dalam laporannya.

Berbagai organisasi kesehatan internasional, termasuk WHO dan UNICEF, menyerukan kolaborasi lintas negara untuk mengatasi tantangan dalam penanganan penyakit ini. Upaya yang terus digaungkan adalah penyediaan fasilitas diagnosis dini, pengobatan memadai, dan edukasi bagi masyarakat, terutama di negara-negara berkembang yang paling terdampak.

2. Hari Penghapusan Kekerasan Seksual dalam Konflik (International Day for the Elimination of Sexual Violence in Conflict)

Selain Hari Penyakit Sel Sabit Sedunia, tanggal 19 Juni juga diperingati sebagai Hari Penghapusan Kekerasan Seksual dalam Konflik. Peringatan ini ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 2015 sebagai bentuk pengakuan atas penderitaan korban kekerasan seksual di wilayah-wilayah konflik bersenjata.

Data dari PBB menyebutkan bahwa kekerasan seksual kerap digunakan sebagai senjata perang untuk menundukkan musuh, mempermalukan komunitas tertentu, hingga merusak tatanan sosial masyarakat. Tidak hanya perempuan, laki-laki dan anak-anak juga sering menjadi korban dalam praktik yang mengerikan ini.

Setiap tahunnya, momentum ini dijadikan pengingat oleh masyarakat internasional akan pentingnya melindungi hak asasi manusia (HAM) dalam situasi konflik dan perang. Para aktivis serta lembaga HAM di seluruh dunia terus mendorong agar para pelaku kekerasan seksual diadili sesuai hukum internasional.

3. Hari Kemerdekaan Kuwait dari Inggris

Hari bersejarah lainnya yang jatuh pada 19 Juni adalah Hari Kemerdekaan Kuwait dari Inggris. Pada 19 Juni 1961, Kuwait secara resmi merdeka dari kekuasaan Inggris setelah bertahun-tahun menjadi protektorat.

Meskipun sejak tahun 1963 perayaan kemerdekaan Kuwait dipindahkan ke tanggal 25 Februari agar bertepatan dengan Hari Nasional sekaligus memperingati hari naik tahta Emir Abdullah Al-Salem Al-Sabah, tanggal 19 Juni tetap dikenang sebagai momen penting bagi sejarah kemerdekaan Kuwait.

Kemerdekaan Kuwait menjadi tonggak penting dalam sejarah Timur Tengah, terutama terkait pergeseran geopolitik kawasan dan peran negara-negara teluk dalam percaturan politik global.

4. Juneteenth - Hari Pembebasan Perbudakan di Amerika Serikat

Selain itu, 19 Juni juga bertepatan dengan Juneteenth, yang diperingati sebagai Hari Pembebasan Perbudakan di Amerika Serikat. Juneteenth berasal dari gabungan kata June dan nineteenth (tanggal sembilan belas Juni) yang memperingati pengumuman pembebasan budak di Texas pada 19 Juni 1865.

Meskipun Proklamasi Emansipasi oleh Presiden Abraham Lincoln telah diumumkan sejak 1863, implementasi penuh baru terjadi ketika pasukan federal menduduki Texas dan menyampaikan kabar pembebasan kepada para budak yang tersisa.

Juneteenth kini menjadi hari libur nasional di Amerika Serikat sejak ditetapkan Presiden Joe Biden pada tahun 2021. Peringatan ini membawa makna mendalam, bukan hanya soal penghapusan perbudakan, tetapi juga perayaan terhadap kontribusi masyarakat kulit hitam dalam sejarah Amerika.

Momentum Peringatan Global 19 Juni sebagai Refleksi Internasional

Empat peringatan yang jatuh pada 19 Juni ini menggambarkan keberagaman persoalan global yang masih membutuhkan perhatian serius, mulai dari isu kesehatan, HAM, sejarah kemerdekaan suatu bangsa, hingga perjuangan melawan ketidakadilan rasial.

Berbagai tokoh dunia menyampaikan pesan solidaritas dan dukungan melalui platform internasional. Salah satunya disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB dalam pidato resminya:

“Peringatan global pada 19 Juni ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perjuangan terhadap ketidakadilan, kekerasan, dan penyakit harus menjadi agenda bersama seluruh bangsa di dunia,” ujarnya.

Di Indonesia sendiri, berbagai lembaga kemanusiaan dan organisasi kesehatan turut menyuarakan dukungan terhadap peringatan ini, khususnya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit sel sabit.

Pakar kesehatan dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, dr. Andi Permana, mengatakan bahwa edukasi dini mengenai penyakit sel sabit harus mulai digencarkan di Indonesia, meskipun prevalensinya belum setinggi di wilayah Afrika atau Timur Tengah.

“Masyarakat perlu mengetahui gejala awal penyakit ini agar bisa segera melakukan pemeriksaan lanjutan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, penanganan penyakit sel sabit sudah jauh lebih baik,” ujar dr. Andi.

Selain itu, momentum Juneteenth juga diperingati oleh komunitas diaspora Afrika di Indonesia sebagai simbol solidaritas terhadap perjuangan panjang hak asasi manusia.

Harapan ke Depan

Dengan banyaknya peringatan global yang jatuh pada 19 Juni, momen ini dapat menjadi refleksi bersama bahwa dunia masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk menyelesaikan berbagai persoalan, baik di bidang kesehatan, kemanusiaan, maupun sejarah kebebasan.

Kolaborasi lintas negara, dukungan terhadap penelitian, serta kebijakan internasional yang berpihak pada keadilan menjadi langkah utama agar peringatan semacam ini tidak hanya menjadi seremoni tahunan, melainkan momentum nyata untuk perubahan global yang lebih baik.

Terkini