KPR untuk Generasi Z: Rumah Idaman Masih Jadi Impian di Tengah Tantangan Ekonomi

Senin, 16 Juni 2025 | 15:27:48 WIB
KPR untuk Generasi Z: Rumah Idaman Masih Jadi Impian di Tengah Tantangan Ekonomi

JAKARTA - Memiliki rumah idaman menjadi impian banyak orang, terutama bagi generasi muda yang tengah membangun keluarga dan kemandirian. Namun, tren pengambilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia menunjukkan penurunan signifikan, khususnya di kalangan generasi Z yang kini menghadapi berbagai kendala finansial dan ekonomi.

Menurut data Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia, pada kuartal I 2025, porsi pembelian rumah menggunakan KPR hanya mencapai 70,68%. Angka ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 76,25%. Penurunan tersebut diiringi dengan peningkatan pembelian rumah secara tunai langsung atau pembayaran bertahap, menunjukkan perubahan preferensi konsumen.

Salah satu bank pelaksana KPR terbesar di Indonesia, Bank Tabungan Negara (BTN), mencatat bahwa 76,6% realisasi KPR mereka didominasi oleh kalangan muda, terutama pasangan usia muda kelahiran 1980-1996 atau generasi milenial. Meski demikian, generasi Z yang lahir setelah 1996 menghadapi kendala lebih besar untuk mengakses fasilitas KPR.

Survei Inventure mengungkapkan bahwa 65% generasi Z merasa ragu dan tidak yakin mampu membeli rumah dalam tiga tahun ke depan. Sebanyak 80% dari mereka menyebut harga rumah yang terlalu tinggi menjadi penghalang utama yang membuat rumah impian sulit dijangkau secara finansial.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat penurunan jumlah kelas menengah di Indonesia sebanyak hampir 10 juta dalam lima tahun terakhir. Hal ini memperburuk situasi bagi generasi muda yang umumnya berasal dari kelas menengah, karena mereka berada di posisi sulit. Di satu sisi, mereka tidak memenuhi syarat untuk bantuan pemerintah yang dialokasikan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Di sisi lain, pendapatan mereka tidak cukup untuk mengambil cicilan KPR dengan tenor panjang.

Menurut seorang ekonom properti, “Harga rumah yang terus naik jauh melampaui pertumbuhan pendapatan menjadi masalah utama bagi generasi muda. Misalnya, dengan penghasilan rata-rata sekitar Rp6 juta per bulan, pengeluaran sehari-hari saja sudah sangat ketat tanpa tambahan cicilan KPR.”

Meski tenor cicilan KPR dapat mencapai 20 hingga 35 tahun untuk meringankan beban, banyak generasi muda merasa keberatan dengan utang jangka panjang. Mereka khawatir cicilan yang membebani dalam waktu lama akan menguras masa produktif dan berpotensi menimbulkan stres berkepanjangan.

Selain itu, masalah catatan kredit yang buruk di sistem informasi keuangan juga menjadi hambatan utama dalam mendapatkan persetujuan KPR. Generasi muda yang belum memiliki riwayat kredit baik atau pernah terlambat membayar utang, sering kali sulit mendapatkan akses KPR.

“Keraguan anak muda untuk mengambil KPR bukan karena mereka tidak ingin memiliki rumah, melainkan karena realitas ekonomi yang belum berpihak pada mereka,” ujar analis keuangan.

Kondisi ini membuat banyak generasi muda menunda bahkan membatalkan niat mereka untuk memiliki rumah sendiri. Tantangan harga properti yang tinggi, pendapatan yang stagnan, dan persyaratan kredit yang ketat menjadi faktor penghambat utama.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah dan sektor perbankan perlu memberikan solusi inovatif. Salah satunya adalah dengan menyediakan produk KPR yang lebih fleksibel dan terjangkau bagi generasi muda, serta memperkuat edukasi literasi keuangan sejak dini.

Selain itu, regulasi harga tanah yang lebih ketat dan peningkatan suplai rumah terjangkau menjadi kunci jangka panjang agar rumah idaman generasi muda tidak lagi hanya sekadar mimpi.

Seorang pakar perumahan menyatakan, “Dukungan kebijakan yang mendorong ketersediaan rumah terjangkau dan sistem kredit yang ramah bagi generasi muda sangat dibutuhkan agar mereka dapat memiliki hunian yang layak tanpa terbebani utang berlebihan.”

Dalam menghadapi tantangan tersebut, perlu sinergi antara pemerintah, pengembang properti, dan lembaga keuangan untuk membuka peluang bagi generasi Z agar dapat mengakses rumah melalui KPR dengan lebih mudah dan terjangkau.

Rumah bukan sekadar tempat tinggal, melainkan simbol kemandirian dan pencapaian hidup. Dengan dukungan yang tepat, generasi muda Indonesia dapat mewujudkan impian rumah idaman yang selama ini terasa sulit diraih.

Terkini