JAKARTA - Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos) bergerak cepat dalam memberikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana tanah longsor dan pergerakan tanah di Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Bantuan tersebut disalurkan sebagai bentuk respons cepat atas instruksi Menteri Sosial Saifullah Yusuf.
Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos, Masryani Mansyur, mengatakan, pihaknya segera mendistribusikan bantuan setelah mendapatkan arahan langsung dari Menteri Sosial.
"Setelah kejadian, Pak Menteri langsung memberikan instruksi, sehingga kami segera menyalurkan bantuan logistik bagi para korban tanah longsor di Purwakarta. Bantuan disalurkan secara bertahap melalui Gudang Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat," ujar Masryani.
Tahap pertama penyaluran bantuan dari Kemensos memiliki total nilai sebesar Rp21,6 juta. Bantuan tersebut terdiri atas 13 paket kidsware, 30 selimut, 5 terpal, dan 1 paket penjernih air. Tidak berhenti sampai di situ, Kemensos melanjutkan bantuan pada tahap kedua dengan nilai yang jauh lebih besar, yakni Rp233,3 juta. Pada tahap ini, Kemensos menyalurkan bantuan berupa 1 unit perlengkapan dapur umum, 10 tenda keluarga, 50 tenda gulung, 50 kasur, 200 paket makanan siap saji, 100 paket lauk pauk, 30 paket sandang dewasa, 30 paket sandang anak, 50 family kit, 50 selimut, dan 50 kidsware.
Selain bantuan dari Kemensos, dukungan logistik juga datang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) II Kabupaten Purwakarta. Bantuan yang diberikan antara lain 30 kaleng biskuit, 5 liter susu full cream, radio, popok dewasa, dan perlengkapan sekolah seperti 12 stel seragam sekolah dasar (SD), 2 stel seragam sekolah menengah pertama (SMP), serta 15 pasang sandal jepit.
Menurut laporan yang diterima dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Purwakarta dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Pasir Munjul berdampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat setempat. Setidaknya 56 kepala keluarga (KK) atau 206 jiwa terdampak langsung akibat bencana ini. Dari total tersebut, 84 jiwa dari 26 KK saat ini masih mengungsi dan menempati kantor desa Pasir Munjul sebagai tempat penampungan sementara.
Kerusakan material juga sangat parah, dengan 72 rumah warga dilaporkan rusak, dan area terdampak mencapai luas sekitar 18.757 meter persegi. Untuk mencegah terjadinya risiko lanjutan, petugas memutuskan aliran listrik di sekitar lokasi bencana untuk sementara waktu. Selain itu, telah dipasang garis pengaman di area rawan, dilakukan monitoring intensif terhadap pergerakan tanah, serta proses evakuasi warga ke tempat yang lebih aman juga sudah dilakukan.
Bencana tanah longsor pertama kali terjadi pada Minggu, 20 April 2025. Namun, bencana ini tidak berhenti sampai di sana. Pergerakan tanah susulan terjadi kembali pada 23 April, 19 Mei, dan terakhir pada 11 Juni 2025 pukul 20.32 WIB. Faktor utama penyebab longsor diduga kuat berasal dari curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut, kontur lereng yang curam tanpa vegetasi penahan tanah yang cukup, serta sistem drainase yang buruk.
"Kondisi geografis Desa Pasir Munjul memang tergolong rawan. Lokasinya berada di zona dengan tingkat kerentanan gerakan tanah kategori menengah," jelas Masryani.
Wilayah yang terdampak mencakup dua kampung besar, yakni Kampung Cigintung dan Kampung Sukamulya di Desa Pasir Munjul. Kedua kampung ini berada di kawasan lereng yang curam, sehingga membuatnya sangat rentan terhadap bencana longsor, terutama saat musim hujan tiba.
Sebagai bentuk langkah antisipasi jangka panjang, Kemensos bersama dengan instansi terkait, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta, terus melakukan kajian dan pemetaan wilayah untuk meminimalkan dampak bencana di masa mendatang. Selain itu, program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana juga akan diperkuat.
"Kami terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait, mulai dari pemerintah daerah, BPBD, hingga aparat desa untuk memastikan penanganan korban berjalan optimal dan upaya mitigasi jangka panjang dapat diterapkan," tambah Masryani.
Hingga saat ini, distribusi bantuan terus berlangsung secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan. Tagana Purwakarta juga aktif terlibat dalam proses distribusi logistik, pendirian tenda darurat, hingga layanan dapur umum untuk para pengungsi.
Dengan adanya bantuan yang terus mengalir, diharapkan para korban bencana tanah longsor di Desa Pasir Munjul dapat segera pulih dan kembali menjalankan aktivitas sehari-hari. Pemerintah pusat melalui Kemensos juga berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan, baik dari sisi logistik, kebutuhan dasar, hingga trauma healing bagi para korban yang terdampak secara psikologis.
"Bencana memang tidak bisa diprediksi, tetapi upaya penanganan yang cepat, tepat, dan terkoordinasi menjadi kunci untuk meminimalkan dampaknya. Kemensos hadir untuk memastikan hal tersebut berjalan baik," pungkas Masryani.