Dorong Ekonomi Nasional di Tengah Gejolak Global, Ini Strategi Jitu PIS Perkuat Armada Kapal dan Ekspansi Pasar Internasional

Kamis, 12 Juni 2025 | 09:17:51 WIB
Dorong Ekonomi Nasional di Tengah Gejolak Global, Ini Strategi Jitu PIS Perkuat Armada Kapal dan Ekspansi Pasar Internasional

JAKARTA - Di tengah dinamika perekonomian global yang terus bergejolak, pemerintah Indonesia terus mencari langkah-langkah strategis guna memperkuat sektor ekonomi nasional. Salah satu langkah utama yang diambil adalah meningkatkan intensitas perdagangan global melalui berbagai sektor industri strategis, termasuk sektor maritim dan logistik.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Anindya Bakrie, menegaskan bahwa pemerintah saat ini fokus menjalin kerja sama perdagangan dengan sejumlah negara mitra strategis seperti China, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara anggota BRICS. Dengan penguatan hubungan perdagangan tersebut, Anindya optimistis industri pelayaran nasional akan mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

"Dan saya melihat kebutuhan itu semua akan membutuhkan ketersediaan jumlah kapal yang banyak," ujar Anindya Bakrie dalam sesi panel bertajuk "Market Outlook for Shipping" pada ajang Indonesia Maritime Week (IMW) 2025.

Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 menjadi ajang penting yang mempertemukan para pemimpin industri maritim, logistik, dan pelayaran dari berbagai belahan dunia. Dalam forum tersebut, berbagai tantangan dan peluang dalam industri pelayaran Indonesia dikupas tuntas. Gejolak geopolitik dunia, perubahan kebijakan tarif internasional, hingga krisis iklim global disebut sebagai variabel yang berpotensi mengganggu rantai suplai perdagangan internasional.

Sejalan dengan upaya pemerintah mendorong perekonomian nasional melalui sektor maritim, PT Pertamina International Shipping (PIS), Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) dari PT Pertamina (Persero), telah menyiapkan serangkaian strategi untuk menjawab tantangan ketidakpastian global tersebut.

Direktur Utama PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), I Ketut Laba, yang mewakili SH IML dalam forum IMW 2025, menyampaikan bahwa PIS terus berfokus pada penguatan performa dan efisiensi bisnisnya. Ia menjelaskan bahwa tren pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berada di kisaran 5%, sejalan dengan prediksi kenaikan permintaan minyak domestik sebesar 4,5% serta pertumbuhan sektor pengapalan minyak sekitar 5% per tahun.

Namun, pertumbuhan positif tersebut dihadapkan pada kenyataan bahwa jumlah armada kapal di Asia, termasuk Indonesia, diperkirakan hanya tumbuh sekitar 2,5% per tahun. Artinya, lonjakan permintaan pasar belum diimbangi oleh ketersediaan armada yang memadai. Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi industri pelayaran nasional.

"Strategi kami di Pertamina adalah mengembangkan kekuatan armada dan menurunkan usia rata-rata kapal. Strategi ekspansi ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik yang akan terus meningkat, tetapi juga untuk menangkap peluang bisnis di pasar internasional dengan menyediakan armada yang andal serta memenuhi regulasi," jelas I Ketut Laba.

Ketersediaan kapal yang memadai menjadi salah satu faktor kunci dalam menjaga kelancaran distribusi barang, khususnya energi, yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Namun, peremajaan armada kapal juga menjadi tantangan tersendiri di tengah berbagai ketidakpastian global.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Operating Officer (COO) Caravel Group sekaligus Chairman The Hong Kong Shipowners Association Ltd., Angad Banga, mengungkapkan bahwa salah satu tantangan besar di industri pelayaran global saat ini adalah usia armada yang semakin tua. "Kondisi tersebut mengharuskan peremajaan armada untuk perdagangan ekspor, domestik, serta kebutuhan bahan bakar yang ditentukan untuk pengangkutan tertentu," ujarnya.

PT Pertamina International Shipping (PIS), yang menaungi PTK sebagai Sub Holding Integrated Marine Logistic (SH IML), saat ini tercatat mengelola lebih dari 700 kapal. Dari jumlah tersebut, 106 kapal merupakan milik PIS sendiri dan diawaki oleh sekitar 10.000 pelaut profesional yang tersebar di berbagai jalur pelayaran. PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) juga berperan penting dengan kontribusi terhadap 402 kapal dari total armada PIS.

Dalam upaya memperkuat armada, PIS telah melakukan langkah konkret dengan menghadirkan 11 kapal tanker baru sepanjang 2024, termasuk empat kapal Very Large Gas Carrier (VLGC). Dengan penambahan armada tersebut, PIS kini mengoperasikan tujuh unit VLGC dengan rata-rata usia kapal sekitar 3,42 tahun. Kehadiran kapal-kapal baru tersebut dilengkapi dengan teknologi terkini yang tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memenuhi standar ramah lingkungan sesuai regulasi internasional.

"Selain perawatan armada, kami juga terus memperbarui teknologi dan menerapkan prinsip ramah lingkungan. Dengan demikian, kami tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga dapat menangkap potensi pengangkutan internasional secara maksimal," tegas I Ketut Laba.

Upaya PIS dalam melakukan transformasi armada sejalan dengan target jangka panjang untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu poros maritim dunia. Dukungan infrastruktur maritim yang kuat akan memperbesar kontribusi Indonesia dalam rantai pasok global, sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.

Langkah-langkah yang diambil PIS juga mendapatkan sambutan positif dari kalangan industri. Anindya Bakrie menilai bahwa strategi penguatan armada dan kolaborasi lintas sektor akan mendukung cita-cita pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat pertumbuhan maritim di Asia. "Industri pelayaran memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan," katanya.

Dengan strategi penguatan armada dan modernisasi infrastruktur logistik maritim, Indonesia optimistis dapat menghadapi berbagai tantangan global sekaligus memaksimalkan peluang yang ada. Transformasi sektor pelayaran nasional bukan hanya menjadi kebutuhan jangka pendek, tetapi juga investasi strategis untuk masa depan perekonomian nasional.

Terkini