JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (IDX: INCO) kembali memperkuat langkah ekspansi strategisnya di sektor pertambangan nikel nasional. Pada 28 Mei 2025, Vale resmi menandatangani kontrak jasa pertambangan dengan PT Antareja Mahada Makmur untuk menggarap proyek nikel di Blok Bahadopi 1, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Kesepakatan ini menjadi tonggak penting dalam upaya diversifikasi sumber produksi perusahaan, sekaligus bagian dari strategi jangka menengah hingga panjang dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia maupun secara global.
Fokus pada Baterai EV, Vale Mantapkan Langkah di Sulawesi Tengah
Kontrak baru ini mencakup ruang lingkup kerja yang komprehensif, termasuk pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal), penambangan dan pengangkutan bijih nikel, serta pembangunan infrastruktur pendukung yang diperlukan untuk kelancaran operasional tambang. Dengan kerja sama tersebut, Vale mempertegas posisinya sebagai pemain utama dalam rantai pasok industri nikel yang krusial bagi pengembangan baterai kendaraan listrik.
“Penandatanganan kontrak ini merupakan bagian dari upaya kami dalam diversifikasi sumber produksi dan memperkuat keberlanjutan operasional jangka menengah hingga panjang,” ujar Wiwik Wahyuni, Chief of CEO Office & Corporate Secretary PT Vale Indonesia Tbk, dalam keterangan tertulis yang dikutip di Jakarta.
Langkah strategis ini menjadi kelanjutan dari upaya Vale dalam memperluas wilayah operasi di luar Sorowako, Sulawesi Selatan—wilayah yang selama ini menjadi pusat kegiatan pertambangan utama perusahaan. Kini, dengan masuknya Blok Bahadopi 1 ke dalam portofolio proyek aktif, Vale menegaskan komitmen untuk meningkatkan produksi nikel secara nasional dan mendukung transformasi energi bersih.
Proyek Tambang Bahadopi 1 Masuk Fakta Material
Dalam laporan resmi yang disampaikan kepada publik dan otoritas pasar modal, Vale menyatakan bahwa penandatanganan kontrak dengan PT Antareja Mahada Makmur merupakan fakta material. Pengungkapan ini sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 31/POJK.04/2015 tentang keterbukaan informasi serta POJK No. 45 Tahun 2024 mengenai penguatan tata kelola emiten.
Meskipun nilai kontrak tidak dijabarkan secara rinci dalam laporan, Vale menegaskan bahwa kerja sama ini memiliki dampak signifikan terhadap operasional dan keberlanjutan bisnis. Dengan proyek ini, Vale memperluas jalur distribusi bijih nikel yang akan sangat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasar global, terutama dari sektor industri energi terbarukan.
Komitmen Vale Dukung Transisi Energi Nasional
Sebagai salah satu emiten tambang terdepan di Indonesia, PT Vale Indonesia Tbk terus menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan ekosistem energi hijau. Proyek di Blok Bahadopi 1 menjadi bukti konkret kontribusi Vale dalam mendukung produksi nikel berkelanjutan yang dibutuhkan untuk baterai EV dan teknologi energi bersih lainnya.
Permintaan terhadap nikel diperkirakan akan meningkat drastis seiring dengan pertumbuhan industri kendaraan listrik global. Oleh karena itu, penguatan pasokan bahan baku menjadi aspek penting dalam mempercepat transisi energi nasional.
“Kami melihat bahwa industri kendaraan listrik global akan terus berkembang, dan Indonesia punya potensi besar sebagai pemasok utama nikel dunia. Proyek Bahadopi 1 adalah salah satu bentuk kesiapan kami dalam menjawab tantangan tersebut,” tambah Wiwik Wahyuni.
Ekspansi Berlanjut: Vale Juga Garap Proyek Nikel Pomalaa
Blok Bahadopi 1 bukan satu-satunya proyek baru Vale di Sulawesi. Sebelumnya, perusahaan juga telah menandatangani kerja sama dengan PT Pamapersada Nusantara untuk pengembangan tambang nikel di Blok Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Sama seperti proyek di Bahadopi, kerja sama ini mencakup pengupasan, penambangan, dan pengangkutan bijih, serta pengembangan infrastruktur penunjang.
Langkah-langkah ini menjadi bagian dari strategi besar Vale dalam memperluas wilayah operasional di kawasan-kawasan prospektif nikel di Indonesia. Vale menyadari bahwa untuk mempertahankan daya saing global, diversifikasi lokasi tambang serta peningkatan efisiensi operasi merupakan keharusan.
Dengan hadir di Sulawesi Selatan, Tengah, dan Tenggara, Vale membentuk “segitiga strategis” produksi nikel nasional yang saling terintegrasi dan dapat mendukung ketahanan industri dalam jangka panjang.
Dukungan Pemerintah dan Lingkungan yang Berkelanjutan
Langkah ekspansi Vale juga sejalan dengan arahan pemerintah Indonesia yang menargetkan pengembangan industri hilirisasi mineral dan baterai EV sebagai sektor strategis nasional. Pemerintah terus mendorong peningkatan nilai tambah melalui pemrosesan dalam negeri, yang menjadikan kerja sama Vale dan mitranya sebagai bagian dari kebijakan besar transformasi ekonomi nasional berbasis sumber daya berkelanjutan.
Selain itu, PT Vale Indonesia Tbk dikenal sebagai pelaku industri tambang yang menerapkan prinsip pertambangan berkelanjutan (sustainable mining), dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola (ESG). Vale terus menjaga komitmennya terhadap standar tinggi dalam operasi, termasuk reklamasi lahan, efisiensi energi, dan keterlibatan masyarakat lokal.
Vale Siapkan Masa Depan Nikel Nasional
Dengan ditandatanganinya kontrak kerja sama untuk proyek Bahadopi 1, PT Vale Indonesia Tbk menambah satu lagi pijakan kuat dalam peta industri nikel nasional. Melalui sinergi dengan mitra lokal seperti PT Antareja Mahada Makmur, Vale optimistis dapat terus memperkuat kontribusi terhadap rantai pasok global industri kendaraan listrik yang kini menjadi tulang punggung transisi energi di berbagai negara.
Langkah ini bukan hanya soal peningkatan produksi, tapi juga investasi jangka panjang dalam keberlanjutan, teknologi, dan pembangunan ekonomi daerah. Proyek Bahadopi 1 menjadi simbol transformasi Vale dari sekadar perusahaan tambang menjadi pionir dalam ekosistem energi bersih di Indonesia.