Budaya Tempe Indonesia Ditargetkan Masuk Warisan Budaya Dunia UNESCO 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 10:10:59 WIB
Budaya Tempe Indonesia Ditargetkan Masuk Warisan Budaya Dunia UNESCO 2026

JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus memperkuat langkah diplomasi budaya dengan mendorong pengakuan Budaya Tempe sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO. 

Inisiatif ini tidak hanya bertujuan melestarikan tradisi pangan lokal, tetapi juga memperkenalkan identitas budaya Indonesia ke tingkat global. Budaya Tempe dinilai memiliki nilai historis, sosial, dan filosofis yang kuat serta masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat hingga saat ini.

Dorongan tersebut kembali ditegaskan Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat menghadiri Festival Budaya Tempe: Warisan Hidup dari Indonesia untuk Dunia di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Fadli menyampaikan optimisme bahwa pengajuan Budaya Tempe yang telah dilakukan sebelumnya dapat membuahkan hasil positif pada penilaian internasional.

“Mudah-mudahan Budaya Tempe, yang sudah kita ajukan sejak awal tahun lalu (2024), nanti tahun depan (2026) bisa mendapat penetapan sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda Dunia UNESCO,” kata Fadli Zon.

Proses Nominasi yang Telah Dilalui

Budaya Tempe secara resmi diajukan oleh Pemerintah Indonesia kepada UNESCO pada akhir Maret 2024 melalui mekanisme nominasi Intangible Cultural Heritage. Pengajuan ini mencakup berbagai aspek penting yang menggambarkan tempe sebagai warisan hidup, mulai dari praktik budaya, pengetahuan tradisional, hingga nilai-nilai sosial yang melekat dalam proses pembuatannya.

Dalam dokumen nominasi tersebut, Indonesia menekankan peran komunitas pembuat tempe yang secara turun-temurun menjaga keberlanjutan tradisi ini. Tempe tidak hanya dipandang sebagai produk pangan, tetapi juga sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan yang berlangsung selama ratusan tahun.

Pengajuan Budaya Tempe ke UNESCO juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi dan mengembangkan warisan budaya yang berasal dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Tradisi yang sederhana namun sarat makna ini menjadi cerminan hubungan harmonis antara budaya, alam, dan kebutuhan manusia.

Nilai Budaya dan Kearifan Lokal Tempe

Pengakuan global terhadap Budaya Tempe dinilai penting karena tempe merepresentasikan kearifan lokal Indonesia dalam mengelola pangan secara berkelanjutan. Proses fermentasi kedelai menjadi tempe merupakan hasil adaptasi masyarakat terhadap kondisi lingkungan serta ketersediaan bahan baku lokal.

Lebih dari sekadar teknik pengolahan makanan, pembuatan tempe juga mencerminkan nilai gotong royong yang kuat. Dalam praktik tradisional, produksi tempe kerap melibatkan kerja sama antarmasyarakat, mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi produk ke pasar-pasar lokal.

Dengan demikian, tempe tidak hanya berfungsi sebagai sumber pangan, tetapi juga sebagai ekspresi budaya yang mencerminkan identitas bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut menjadi salah satu poin penting yang ditekankan dalam pengajuan ke UNESCO.

Tempe sebagai Pangan Sehat dan Berkelanjutan

Selain aspek budaya, tempe juga memiliki nilai penting dari sisi kesehatan dan lingkungan. Tempe dikenal sebagai sumber protein nabati berkualitas tinggi yang ramah lingkungan. Kandungan gizinya yang baik menjadikan tempe relevan dengan tren global yang mengarah pada pola konsumsi berkelanjutan dan berbasis nabati.

Di tingkat internasional, tempe semakin dikenal sebagai salah satu superfood yang berasal dari Indonesia. Pengakuan sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia diharapkan dapat memperluas pengenalan tempe di pasar global sekaligus memperkuat citra Indonesia sebagai negara dengan tradisi pangan yang kaya dan berkelanjutan.

Penetapan oleh UNESCO juga diyakini dapat memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha tempe, mulai dari skala rumah tangga hingga industri kecil dan menengah, melalui peningkatan nilai ekonomi dan daya saing produk.

Pelindungan dan Pengembangan Budaya Tempe

Melalui pengakuan internasional tersebut, Fadli Zon berharap upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan Budaya Tempe dapat dilakukan secara lebih berkelanjutan. Langkah ini mencakup penguatan peran komunitas pembuat tempe sebagai penjaga utama tradisi, sekaligus peningkatan kapasitas pelaku usaha agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Kolaborasi lintas sektor juga menjadi bagian penting dari strategi ini, termasuk kerja sama antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan komunitas budaya. Dengan pendekatan tersebut, ketersediaan bahan baku dan keberlanjutan praktik budaya tempe di masa depan dapat lebih terjamin.

Peran Festival Budaya Tempe

Festival Budaya Tempe menjadi salah satu bentuk nyata keterlibatan publik dalam mendukung pengajuan ke UNESCO. Kegiatan ini menggabungkan unsur budaya, edukasi, dan partisipasi masyarakat untuk memperkenalkan tempe tidak hanya sebagai makanan, tetapi sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi.

Melalui festival ini, masyarakat diajak memahami sejarah, filosofi, serta peran tempe dalam kehidupan sosial Indonesia. Dukungan kolektif dari berbagai kalangan diharapkan dapat memperkuat posisi Budaya Tempe dalam proses penilaian di tingkat internasional.

Harapan Menuju Pengakuan Dunia

Pemerintah berharap Budaya Tempe tidak hanya lestari di negeri sendiri, tetapi juga memperoleh pengakuan dunia sebagai warisan budaya Indonesia yang memiliki nilai universal. Penetapan oleh UNESCO diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat identitas budaya bangsa sekaligus mendorong pelestarian tradisi pangan lokal di tengah arus globalisasi.

Dengan pengajuan yang telah dilakukan dan dukungan berbagai pihak, Budaya Tempe kini menanti proses penilaian internasional. Harapannya, tempe dapat berdiri sejajar dengan warisan budaya dunia lainnya sebagai simbol kearifan lokal Indonesia yang hidup, berkelanjutan, dan relevan bagi masa depan.

Terkini