Menhub Dudy Tegaskan Pengawasan Keselamatan Transportasi Laut Tanpa Toleransi

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:02:29 WIB
Menhub Dudy Tegaskan Pengawasan Keselamatan Transportasi Laut Tanpa Toleransi

JAKARTA - Menjelang periode libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, perhatian terhadap keselamatan transportasi laut kembali menjadi sorotan utama.

Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menekankan agar pengawasan keselamatan dijalankan tanpa toleransi, mengingat insiden kecelakaan kapal KM Tunu Pratama Jaya beberapa bulan lalu yang menelan korban dan menjadi peringatan keras bagi semua pihak.

Rapat Koordinasi di Lintasan Penyeberangan

Dalam rapat koordinasi kesiapan menghadapi arus mudik di lintasan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, Banyuwangi, Jawa Timur, Menhub Dudy mengingatkan agar setiap elemen terkait senantiasa siaga menghadapi berbagai potensi risiko. “Saya mengingatkan agar seluruh pihak senantiasa siaga dalam mengantisipasi berbagai potensi risiko dengan perhatian khusus pada empat aspek utama,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Banyuwangi, Kamis.

Empat Aspek Utama Keselamatan

Keempat aspek yang dimaksud Menhub meliputi keselamatan dan keamanan pelayaran, kesiapan infrastruktur, keandalan operasional, serta mitigasi terhadap cuaca ekstrem dan kondisi darurat lainnya. Menhub Dudy menekankan bahwa tanggung jawab ini harus dijalankan secara menyeluruh, mulai dari kelaikan kapal, kesiapan awak kapal, hingga kesiapan menghadapi cuaca ekstrem yang kerap terjadi pada periode Desember hingga Januari, puncak musim penghujan di Indonesia.

“Setiap aspek, mulai dari kelaikan kapal, kesiapan awak, hingga mitigasi potensi cuaca ekstrem, harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Tidak ada toleransi dalam hal keselamatan,” tegas Menhub.

Prediksi Peningkatan Pergerakan Masyarakat

Pergerakan masyarakat pada periode libur Natal dan Tahun Baru diprediksi meningkat signifikan, terutama pada jalur penyeberangan antar pulau. Menhub menekankan bahwa penyelenggaraan layanan penyeberangan yang aman dan nyaman menjadi prioritas utama. “Ini diperlukan upaya agar layanan penyeberangan selama masa libur Natal dan tahun baru berjalan aman dan nyaman,” ujarnya.

Dukungan Pemerintah Daerah Banyuwangi

Sikap serupa juga ditunjukkan oleh pemerintah daerah Banyuwangi. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan kesiapan Pemkab dalam mendukung kelancaran arus masyarakat, baik dari Pulau Jawa menuju Bali dan NTB maupun sebaliknya. “Sebagai daerah penyangga penyeberangan, kami telah melakukan rapat koordinasi bersama Forkopimda Banyuwangi dan menyiapkan sejumlah langkah untuk mendukung kelancaran arus Nataru,” kata Ipuk.

Penataan Infrastruktur dan Layanan Publik

Pemkab Banyuwangi menyiapkan buffer zone di Terminal Sritanjung dan kawasan Grand Watu Dodol untuk mengurai kepadatan kendaraan, termasuk menyediakan lokasi parkir khusus bagi truk logistik agar tidak menumpuk di jalur pantura. Selain itu, Pemkab juga menyiapkan posko layanan, fasilitas kesehatan, unit gawat darurat (IGD), ambulans, serta sinergi dengan Polresta, TNI, dan OPD terkait untuk menjamin layanan yang aman dan efektif.

Pengamanan dan Koordinasi Lintas Sektor

Langkah-langkah pengamanan lain yang dilakukan Pemkab Banyuwangi antara lain memperkuat pengamanan perlintasan sebidang kereta api, memasang rambu dan marka tambahan, melakukan edukasi kepada masyarakat, serta berkoordinasi dengan BMKG, BPBD, Pos SAR Banyuwangi, dan Pertamina terkait cuaca ekstrem dan ketersediaan bahan bakar. Bupati Ipuk menekankan bahwa semua upaya ini bertujuan memastikan masa libur Natal dan Tahun Baru dapat dinikmati dengan aman dan nyaman oleh masyarakat.

Pelajaran dari Insiden Kapal KM Tunu Pratama Jaya

Pengawasan keselamatan transportasi laut menjadi semakin penting mengingat insiden sebelumnya yang menimpa KM Tunu Pratama Jaya. Kecelakaan tersebut tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi juga menjadi pengingat serius bahwa kelalaian sekecil apapun dapat berakibat fatal. Dengan adanya koordinasi intens antara pemerintah pusat, daerah, dan aparat terkait, diharapkan risiko serupa dapat diminimalkan secara signifikan.

Fokus pada Kesiapan Cuaca Ekstrem

Selain kesiapan infrastruktur dan keselamatan pelayaran, kesiapan menghadapi cuaca ekstrem juga menjadi fokus penting. Mengingat musim hujan yang biasanya mencapai puncaknya pada Desember hingga Januari, koordinasi dengan BMKG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menjadi sangat krusial. Informasi cuaca yang akurat akan membantu pihak terkait menentukan kapan kapal dapat berlayar dengan aman dan kapan harus menunda operasi untuk mencegah potensi kecelakaan.

Keselamatan Sebagai Prioritas Utama

Menhub Dudy menegaskan, upaya tanpa toleransi terhadap pengawasan keselamatan harus diterapkan bukan hanya pada masa puncak liburan, tetapi sebagai prinsip operasional harian di seluruh transportasi laut Indonesia. “Keselamatan adalah prioritas utama, tidak ada kompromi,” ujarnya.

Kesadaran Masyarakat dan Sinergi Seluruh Pihak

Dari sisi masyarakat, kesadaran akan keselamatan juga menjadi kunci penting. Edukasi tentang protokol keselamatan, penggunaan rambu, dan aturan transportasi laut diharapkan dapat mengurangi risiko kecelakaan. Kerjasama antara pemerintah, aparat keamanan, operator transportasi, dan masyarakat menjadi fondasi utama terciptanya perjalanan yang aman dan nyaman selama libur Natal dan Tahun Baru.

Dengan langkah-langkah komprehensif ini, Menhub Dudy dan Pemkab Banyuwangi berharap arus mudik dan balik Natal-Tahun Baru 2025/2026 dapat berjalan lancar, aman, dan nyaman bagi seluruh masyarakat. Insiden kapal sebelumnya menjadi pelajaran berharga bahwa keselamatan tidak boleh diabaikan, dan koordinasi yang matang antara semua pihak menjadi syarat mutlak dalam menjamin perjalanan yang aman.

Terkini